12

718 102 8
                                    

Sebulan kemudian

Pernikahannya berjalan dengan baik, Jin tetap membiarkan Jungkook mengunjungi Jennie sedangkan ia hanya fokus pada pekerjaannya dan sesekali pergi bersama Yoongi. Meskipun ia tahu Jungkook akan cemburu jika ia melakukan hal tersebut, namun ia senang melihat Jungkook cemburu, bukankah ini adalah caranya untuk membalas dendam?

Malam itu, pikiran Jin sangat lelah memikirkan pekerjaannya di kantor, dia berjalan ke dapur dan membuka sebotol wine. Apa lagi yang bisa dia lakukan kalau bukan menenangkan diri dengan wine?

Suaminya belum pulang, dia bilang dia akan makan malam dengan Jennie, Jin tidak peduli dengan wanita jalang itu. Pilihannya hanya dua, memperbaiki pernikahan ini atau hancur bersama.

Saat Jin sedang menikmati winenya, terdengar suara pintu terbuka dan Jungkook masuk, dia melihat Jin di dapur.

"Bagaimana makan malamnya?" Tanya Jin.

"Bukan urusanmu"

"Ya aku tahu, mau minum denganku?" Jungkook mendekati Jin dan Jin hanya tersenyum sambil menuangkan wine ke dalam gelasnya dan memberikannya pada Jungkook.

"Kenapa? Kau tidak mau minum denganku?"

"Kau mabuk" ucap Jungkook.

"Tidak, aku tidak mabuk, berapa usia kandungan bayimu? 2 bulan? 3 bulan?"

"Aku tidak tahu mungkin 2 bulan"

"Apa kau bahagia?"

"Ya"

"Bagus, itu berarti aku benar-benar harus menceraikanmu"

"Bagaimana dengan Yoongi?"

"Kenapa?"

"Dia sepertinya menyukaimu"

"Ya, dia memang menyukaiku tapi aku masih menikah denganmu, aku tidak bisa bersamanya"

"Kenapa?"

"Karena aku bukan kau."

"Umm... Jungkook..." ucap Jin

"Apa?"

"Aku ingin hamil"

"Apa? Apa maksudmu?"

"Tidak, aku tidak memintamu, saat kita bercerai aku akan meminta Yoongi untuk menikah denganku, aku ingin punya anak" Jungkook sudah mengepalkan tinjunya. Dia sangat muak mendengar kata-kata Jin.

"Kau... kau ingin menikah dengannya?"

"Tentu saja, tidak ada alasan bagiku untuk menolaknya, dia bilang dia mencintaiku, dia ingin menungguku dan—"

"Jangan!"

"Hmm"

"Jangan menikah dengannya"

"Kenapa? Itu bukan urusanmu dengan siapa aku menikah nanti."

"Kau mabuk Jin" Jungkook pergi dan Jin memegang tangannya.

"Apa kau cemburu?" Namun Jungkook hanya diam.

"Jawab aku, apa kau—" ucap Jin dan Jungkook membalikkan tubuhnya lalu mencium Jin.

"Jungkook..." Jungkook mengangkat tubuh Jin dan mendudukkannya di atas meja lalu membaringkan tubuhnya di atas meja sambil terus menciumnya.
Dia memutuskan ciuman dan menatap Jin.

"Menikahlah dengan pria lain, jangan dengan dia"

"Apa kau cemburu? Katakan saja padaku, aku tahu kau cemburu padanya, aku tidak akan menikah dengannya jika kau cemburu"

"Y-ya aku cemburu" Jin hanya tersenyum dan menarik bagian belakang kepala Jungkook untuk menciumnya lagi, Jin melingkarkan tangannya di leher Jungkook. Ciuman itu terjadi begitu saja, namun semakin lama semakin panas.

.
.

Seokjin POV

Aku terbangun di tempat tidurku, sendirian. Kepalaku masih terasa pusing, aku bangkit dari tempat tidurku dan keluar dari kamar. Tidak ada siapa-siapa disana, kamar Jungkook juga kosong. Aku melihat jam dan sudah jam 9 pagi, aku terlambat ke kantor hari itu. Tapi seingatku tidak ada meeting penting jadi aku akan tinggal di rumah.

Aku ke dapur untuk mengambil air, aku ingat semalam aku minum disini tapi gelas dan botol wine tidak ada di meja. Apa Jungkook yang membersihkannya? Mengingat Jungkook, aku juga ingat sesuatu terjadi, apa kami berciuman lagi? Aku memejamkan mata.

"Kenapa aku selalu menciumnya"

.
.

Suara bel berbunyi, siapa yang datang sepagi ini. Aku membuka pintu dan terkejut saat Jennie berada di depanku.

"Jennie?"

"Bolehkah aku masuk?" Aku mempersilahkannya masuk dan dia duduk di ruang tamu.

"Untuk apa kau datang kemari? Jika kau mencari Jungkook, dia tidak ada disini"

"Aku tahu, aku datang kemari untuk berbicara denganmu."

"Aku? Ada apa?"

"Kau tahu bahwa aku hamil dan bayi ini adalah anak Jungkook. Aku tidak meminta apapun darimu selain menceraikannya, itu mudah kan? Aku tahu kalian tidak saling mencintai, pernikahan ini hanya paksaan dari kedua keluarga kalian"

"Ya, kau benar, ini sangat mudah tapi sayangnya aku tidak ingin menceraikannya"

"Kenapa? Dia mengkhianatimu, lihat, aku hamil"

"Aku tahu, tapi aku suaminya, dan kau? Siapa kau? Bukankah kau hanya seorang pelacur yang dia temui di sebuah bar seperti wanita lainnya?"

"Apa?"

"Sebelum dia membawamu ke rumah ini, ada wanita lain yang dibawanya ke sini, jadi aku tidak terkejut saat kau datang, tapi tidak ada yang melewati batas sepertimu, bukankah seharusnya kau tahu posisimu di antara aku dan Jungkook?"

"Kau... Dia tidak pernah mencintaimu, dia yang merengek-rengek untuk menikah denganku, dia yang memilihku, bukan kau"

"Lalu kenapa kau harus datang ke sini untuk memintaku menceraikannya? Jika dia memilihmu, dia pasti sudah menceraikanku saat dia tahu kau hamil, tapi dia tidak melakukannya. Atau mungkin dia tidak melakukannya karena... Aku lebih baik darimu"

"Kau jalang!" Dia menampar wajah Jin dan Jin hanya tertawa kecil.

"Apa kau mencuci tanganmu sebelum menyentuh pipiku?"

"Aku akan menceritakan semua ini padanya! Dia tidak akan membiarkanmu hidup bahagia Jin!"

"Silahkan" Jennie pergi dengan wajah kesal dan Jin  menarik napas dalam-dalam. Dia hanya tertawa, dia merasa menang dengan hal kecil seperti ini.

Epiphany | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang