27

838 102 14
                                    

Malam itu Jin ditemani oleh Taehyung di rumah sakit, Ken harus pulang karena ada meeting penting besok pagi. Jin terus menggendong bayinya dan Taehyung terus mengawasinya.

"Jin"

"Hmm"

"Apa kau sudah punya nama untuk bayimu?"

"Entahlah, aku punya beberapa nama di kepalaku, tapi—"

"Jieun, bagaimana dengan Jieun?"

"Jieun?"

"Ya, seseorang mengatakan padaku jika kau bingung, kau bisa menggunakan nama itu"

"Siapa yang mengatakannya?"

"Ayahnya" Jin terbelalak mendengar kata-kata Taehyung.

"Apa maksudmu?"

"Jungkook memintaku untuk menyampaikannya padamu"

"Kapan kau bertemu dengannya?"

"Hari ini, dia menemanimu di ruang operasi"

"A-apa?"

"Bukankah Ken sudah memberitahumu?" Jin hanya menggeleng.

"Lalu dimana dia sekarang?"

"Dia baru saja pergi"

.
.

Setahun berlalu

Jin tidak bisa menghubungi Jungkook sejak saat itu, Jungkook pasti telah mengganti nomornya sehingga Jin tidak bisa menghubunginya lagi. Setelah perceraian itu, Jin merasa hanya dia yang semakin hancur, berpisah dengan Jungkook tidak membuatnya bahagia, dia malah tersiksa dengan rasa kehilangan. Jin menolak tawaran Ken untuk
menikah dengannya. Dia belum siap untuk menikah. Dia benar-benar ingin bahagia tapi menikahi Ken bukanlah jawabannya.

Jin sekarang tinggal bersama putrinya, Jeon Jieun, yang berusia satu tahun. Dia tumbuh menjadi anak yang cerdas dan cantik. Mereka masih tinggal di rumah yang dulu ia tinggali bersama Jungkook. Meskipun banyak kenangan buruk di rumah itu, namun disanalah Jin jatuh cinta dengan Jungkook.

Jieun adalah anak yang pemalu, dia tidak banyak bicara, wajahnya mengingatkan Jin pada Jungkook. Taehyung selalu datang ke rumah mereka di akhir pekan, terkadang Jin juga mengajak Jieun untuk menginap di rumah orang tuanya.

Itu sangat menyakitkan, ada ruang kosong di hati Jin yang tidak bisa dia isi dengan siapa pun. Dia tidak pernah tahu bagaimana perasaan Jungkook terhadapnya. Seperti pohon yang tertiup angin, daun-daunnya mulai berguguran satu per satu. Perlahan-lahan kenangan bersama Jungkook memudar dari ingatan Jin.

.
.

Jin sedang membuat makan siang untuk dirinya sendiri dan Jieun saat bel berbunyi, dia pikir itu pasti Taehyung karena dia biasanya datang di akhir pekan. Jin mematikan kompor dan membuka pintu. Dia cukup terkejut melihat kakek Jungkook di depannya.

"Kakek..."

"Dimana cicit perempuanku?" Jin mempersilahkan kakeknya untuk masuk dan duduk di ruang tamu, dia memasuki ruangan untuk membawa Jieun keluar untuk menemui Kakek.

"Jieun, itu kakekmu" Jieun yang ketakutan hanya berpegangan pada kaki Jin.

"Tidak apa-apa, wajahku menakutkan, aku hanya ingin melihat keadaan kalian berdua"

"Kakek, aku bisa pergi kesana untuk menemuimu, kenapa kau harus datang kesini? Kakek seharusnya beristirahat di rumah" kata Jin, ia duduk di seberang kakek dan Jieun duduk di pangkuannya.

"Jin"

"Ya kakek"

"Bagaimana kehidupanmu setelah perceraian?"

"Tidak ada yang berubah, hanya saja sekarang ada Jieun disini"

"Apa kau sudah punya suami?"

"Tidak kakek, aku rasa hidup dengan Jieun sudah lebih dari cukup"

"Jin, aku datang kesini dengan semua kekuatan yang aku miliki, aku tahu aku dan kakekmu adalah orang yang serakah, hanya uang dan keuntungan yang kami pikirkan. Kami memaksakan sesuatu yang salah saat kami menikahkanmu dengan Jungkook. Tapi aku sadar, waktuku hanya sementara di dunia ini, aku tidak akan membawa semua uang itu saat aku mati. Aku telah membuat keputusan, aku akan memberikan perusahaanku pada Jungkook dengan syarat dia menikah dan hanya ada satu orang yang bisa kupercaya untuk menjaganya. Itu adalah kau."

"Tapi, dia tidak ingin bersamaku lagi, kami tidak pernah berkomunikasi setelah aku melahirkan Jieun"

"Apakah kau mencintai cucuku?" Jin menatap Jieun di pangkuannya dan menatap kakeknya.

"Ya, aku mencintainya"

Epiphany | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang