"LO SEMUA NGAPAIN JONGKOK DISINIII??!"Pagi hari yang indah, awal yang indah untuk memulai hari yang baru dengan penuh semangat. Namun, semangat yang menggebu itu mendadak sirna saat netranya melihat lima orang pria yang tengah berjongkok didepan toko bunganya.
"ehh, pagi sayangnya iyoo." Ryo beranjak dari posisi jongkoknya.
"Sayang sayang pala Lo peyang! Ngapain sih, ganggu pagi gue aja Lo pada." Dylan menatap sinis ke lima sanksi didepannya. Bukannya takut, kelimanya malah merasa gemas dengan tingkah laku Dylan.
"Badan boleh bongsor, jiwa tetep bayi."
"Ini minyak telonnya merek Mai Bebi, nih. Ga salah tebak gue."
"Gapapa ga di gajih juga. asal tiap hari liat yang gemes kek gini ikhlas gue."
"Pengen meluk, tahan bian tahan."
"WOIII!" teriak Dylan yang membuat kelimanya menyudahi kegiatan "mengagumi makhluk gemas".
"Maaf, Didi. Kita semua udah punya janji sama nenek Dewi." Syakir memimpin obrolan. Dia merasa perannya sekarang sangat dibutuhkan.
"Huft, minggir gue mau buka toko."
Dylan masuk terlebih dahulu diikuti oleh kelimanya. Nenek akan datang terlambat, sebelumnya beliau sudah menitip pesan jika pekerja baru datang langsung saja disuruh bekerja. Dylan meminta kelimanya untuk menunggu sementara dia mengambil seragam untuk mereka.
"Duduk dimana? Lesehan?" se-perginya Dylan Yusril mulai membuka percakapan.
"Lesehan aja, bersih kok. Sebelum tutup Didi suka pel lantainya." ujar Riki yang memang kemarin melihat Dylan membersihkan setiap sudut ruangan sebelum pulang.
"Ini pake apronnya. Beberapa bunga bisa ninggalin getah jadi mending kalian pake ini. Terus ini juga ada jaket buat yang nanti nganterin pesanan, ini kunci motornya." masing-masing mengambil satu apron, kecuali Ryo yang mengambil jaket serta kunci motor.
"Oke sekarang gue mau jelasin kerjaan kalian, kalo mau protes karena ga sesuai boleh nanti di akhir. Posisi kasir sementara ini gue yang andil, kalo ada nenek nanti beliau yang urus. Setiap pagi kalian harus keluarin beberapa bunga di depan toko, tata yang rapi. Pagi cukup di sapu aja lantainya, pulang nanti baru di pel, tapi kalo kotor tolong di pel ya." Dylan terkekeh melihat kelimanya mengangguk saat mendengar penuturannya.
"Jangan lupa ganti air di setiap ember, pisahin kelopak bunga yang udah layu. Oke sekarang kita mulai pembagian tugas awalnya. Ehh bentar, kalian hapal jenis-jenis bunga kan?" Sabian dan Riki mengangguk sementara yang lain menggeleng. Dylan menepuk jidatnya, harusnya langkah pertama yang dia ajarkan itu tentang bunga.
"Baiklah kalo gitu, Riki dan Yusril kalian tolong bereskan Bungan didepan, Sabian dan Sakir yang didalam. Lalu Ryo, Lo ikut gue."
"Kita mau kemana? Mau bicara serius ya?" Ryo ini sepertinya sulit menghilangkan sifat modusnya ya ...
"Ada pesanan Bungan yang perlu dianter. Udah cepet ikut, sebelum Lo yang gue anter ke peristirahatan terakhir." yang ada disana bergidik ngeri.
"Galak amat heran. Untung gemesin."
"RYO!! GUE DENGER YA."
"mampus lu. Lagian, udah tau galak. masih aja lu godain." Syakir meledek Ryo disela-sela kegiatannya memisahkan kelopak yang layu.
Tak mau membuat boss bayinya marah lagi Ryo segera menyusul Dylan dengan tangan membawa jaket serta kunci motornya. Dylan menyusun beberapa bunga bunga pesanan yang akan diantarkan Ryo kedalam box kaca.
"Hati-hati lah membawanya. Jangan sampai bunganya rusak." tangan Ryo terulur untuk menerima box itu. Dia mengikuti Dylan yang berjalan keluar toko.
"Say- maksudku bos. Apa bos ikut mengantarkan pesanan ini?" Ryo panik saat Dylan menatapnya tajam saat kata sayang hendak keluar dari mulutnya.
"Kan gue harus jaga kasir. Temen Lo sebagian masih belum tau kerjaannya." bahu Ryo mendadak turun. Jika begitu selama bekerja Ryo pasti akan jarang sekali melihat Dylan.
"Tapi gue pake motor sport. Perlu ada orang yang pegang ni box."
"Siapa yang bilang Lo pake motor sport? Lo nganterin bunga pake motor toko lah. Tuh!" tunjuk Dylan pada satu motor yang terparkir di samping toko.
"Gue juga kurang hafal banget wilayah sini." Ryo masih berusaha agar bisa berduaan lebih lama dengan Dylan.
"Bohong! Ryo itu udah kek gipies berjalan. Semua tempat dia tau!" teriak Yusril yang memang sedang bertugas di luar toko bersama Riki.
"Udah cepet. Kasih jaket yang Lo pake ke gue, pake jaket ini. Hati-hati bawa motornya, ini nganterin bunga, bukan balapan. Ini alamatnya, setiap bunga udah tertulis pemesannya, biar Lo ga pusing. Balik lagi kesini masih ada pesanan yang perlu dianter." omel Dylan yang kembali membuat mood Ryo lebih baik.
"Perhatian sekali bos aku ini." telunjuk nakal Ryo mencolek dagu Dylan, yang langsung mendapatkan plototan dari sipemilik dagu.
"Kkkk iyoo berangkat dulu ya bos. Rangkai bunganya yang cantik biar Iyo semangat nganterinnya."
Dylan kembali memasuki toko ketika Ryo sudah melajukan motornya. Sebelumnya dia juga memeriksa pekerjaan Riki dan Yusril. Dirasa keduanya mengerjakan tugasnya dengan baik Dylan pun kembali melangkah masuk kedalam toko. Baru saja menginjakan kakinya kedalam toko, suara ringisan terdengar memasuki telinganya.
"Awws!" Sabian meringis saat tangannya lagi-lagi terkena tusukan duri bunga mawar
"Hei hati-hatilah. Bunga mawar itu berduri, untuk itu aku menyediakan sarung tangan." Dylan meraih tangan Sabian, memeriksa apakah ada diri yang tertancap atau darah yang keluar. Sabian menatap Dylan, tiba-tiba dia merasa Dejavu.
"Mas Yusril kenapa diem di gawang pintu, terus Bang Bian, kenapa?"
"Bang Bian lemes, dek. Dia laper. Kita awalnya mau goput aja, cuman sayang duit." Celetuk Yusril asal. Dion buru-buru berjalan mendekati Sabian. Saat sudah dekat Dean menelisik wajah Sabian, punggung tangannya dia tempelkan pada kening dan leher yang paling tua.
"Untung ga panas. Maaf ya, bang. Dion ke dapur dulu kalo gitu. Kalian tunggu aja."
"Syukurlah ga ada yang berdarah. Nih pake sarung tangan, gue mau kasih juga ke yang lain. Takutnya kejadian sama kek Lo." Sabian terdiam menatap tangannya. Lalu menatap kepergian Dylan dengan tatapan penuh rindu.
"Dion, Lo jauh. Tapi kenapa Abang ngerasa Lo dekat."
KAMU SEDANG MEMBACA
02. DYLAN [END]
Short Story[Nct Wish lokal] Dylan Dwi Abraham, pria yang menyukai ketenangan harus berhadapan dengan lima orang asing. "LO SEMUA BISA JAUHIN GUE GA?" "We love you, dilann~~" "OGAH GUEE, SYUHHH PERGI SANAA!!!" Fanfic ini nyambung sama "Aa with Adek" kalo ada y...