Bukan tanpa alasan Juna datang disaat waktunya toko tutup. Se-perginya Miko dan Dylan, Juna menghembuskan nafasnya berat. Sepertinya akan ada banyak pertanyaan yang dia dapatkan dari kelima teman barunya."Gue tau Lo penasaran, ki. Nanti gue kerumah, nganterin nenek dulu gue." Juna memberikan helm pada nenek Dewi. Setelah memastikan nenek Dewi duduk dengan nyaman serta aman Juna melajukan motornya meninggalkan Syakir dan Riki.
Juna melajukan motornya dengan perlahan. Sesekali Juna melihat kearah kaca spion untuk melihat nenek Dewi yang berada dibelakangnya.
"Una temenin ngobrol ya nek, dirumah."
Sesuai ucapannya, Setelah sampai dikediaman nenek Dewi Juna tak langsung pulang. Juna terduduk disofa ruang tengah dengan nenek Dewi disampinya. Dimeja terdapat di gelas teh untuk menemani keduanya berbincang.
"Kamu tau Miko mau kesini?" tanya nenek Dewi langsung pada intinya. Hidup Juna sepertinya dipenuhi orang-orang yang tak bisa basa-basi.
"Una ga tau. Una juga tau dari Riki, tanya ada orang asing yang meluk Didi. Terus nenek keliatan ga suka." jawab Juna lalu tangannya mengambil cangkir teh.
"Kamu jangan ceritain semua tentang Miko. Nenek kesal karena Miko ga punya pendirian, dia masih jadi boneka ibunya." Juna mengangguk paham. Selama ini Juna selalu menjadi tempat nenek Dewi bercerita semua masalahnya tentang Dylan.
"Una yakin, nek. Bang Miko beneran sayang sama Didi. Bang Miko punya niat baik buat nenek sama Didi. Nenek tolong jangan terlalu benci sama bang Miko, ya." Juna meraih tangan wanita paruh baya didepannya. Rasa gelisah yang dirasakan nenek Dewi dapat Juna lihat dari binar matanya.
"Nenek ga pernah benci Miko, Juna. Hanya kesal."
"Baiklah kalo gitu. Nenek makan, Una tadi beli gado-gado. Udah itu langsung istirahat, Una pamit ya." setelah memastikan keadaan nenek Dewi baik-baik saja Juna segera pamit. Kini tujuannya adalah rumah kelima teman barunya.
"Sehat-sehat ya motor, jangan mudah mogok. Peran Lo dibutuhin banget buat gue." ucap Juna ketika telah duduk diatas motor beat kesayangannya.
"Tujuan yang kedua, rumah power renjer!"
-=DYLAN=-
Lima orang pria yang disebut power ranger oleh Juna saat ini tengah menunggu kedatangan Juna. Kelimanya menunggu di luar, bahkan sesekali Syakir akan melihat kearah jalan untuk melihat apakah ada motor Juna menuju kearah rumahnya.
"Lama banget tu dedemit." kesal Syakir kala tak melihat satu pun motor yang melintas. Syakir kembali berkumpul dengan yang lain dekat gawang pintu. Ada yang menunggu sambil duduk seperti Sabian dan Ryo, ada yang berdiri sembari bersandar pada pintu seperti Riki, ada pula yang tengah menahan kantuk seperti Yusril.
"Widihh baru kali ini gue disambut." heboh Juna saat tiba halaman rumah power rangers. Tak mungkin membuang waktu, Juna segera turun dari motornya dengan kantung kresek yang dia bawa.
"Buru masuk, gue bawa gado-gado buat Lo semua." entah siapa tuan rumah disini, tapi yang pasti Juna masuk terlebih dahulu seakan dia pemilik rumahnya.
"Udah kumpul semua? Sok atuh siapa yang mau nanya duluan." ucap Juna sembari membuka bungkus gado-gado bagiannya.
"Maksud ucapan Lo semalem itu ini?" Sabian bertanya untuk yang pertama.
"Iya." jawab Juna seadanya, sambil menyuapkan gado-gado kedam mulutnya.
"Didi manja sama dia?" Ryo menjadi penanya yang kedua.
"Iya." lagi dan lagi Juna menjawab dengan singkat. Membuat Riki dan yang lainnya tak puas dengan jawaban Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
02. DYLAN [END]
Short Story[Nct Wish lokal] Dylan Dwi Abraham, pria yang menyukai ketenangan harus berhadapan dengan lima orang asing. "LO SEMUA BISA JAUHIN GUE GA?" "We love you, dilann~~" "OGAH GUEE, SYUHHH PERGI SANAA!!!" Fanfic ini nyambung sama "Aa with Adek" kalo ada y...