01 | awal

983 62 2
                                    


Pagi itu, cahaya matahari perlahan merayap di atas cakrawala, memancarkan sinar keemasan yang lembut. Udara segar pagi hari membawa aroma embun dan bunga yang baru mekar. Burung-burung berkicau riang, menciptakan melodi alami yang mengiringi kesibukan pagi. Di kejauhan, ayam jantan berkokok, menandakan dimulainya hari baru.

Di sebuah desa kecil, para petani mulai bersiap-siap pergi ke ladang. Mereka saling menyapa dengan senyum hangat, memulai hari dengan semangat dan harapan. Di sepanjang jalan, anak-anak berlarian menuju sekolah, membawa tas punggung yang penuh dengan buku dan mimpi.

Seorang ibu dengan cekatan menyiapkan sarapan di dapur. Aroma nasi goreng dan teh hangat menguar, membangkitkan selera semua anggota keluarga. Mereka duduk bersama di meja makan, bercengkerama dan berbagi rencana untuk hari itu.

Suasana pagi hari ini penuh dengan kehidupan dan harapan, membawa janji akan hari yang penuh berkah dan kesempatan baru. Setiap orang menjalani rutinitasnya, namun semuanya disatukan oleh semangat pagi yang menyegarkan.

Namun tidak bagi Zayyan, ia hanya sendiri disini. Tidak mempunyai keluarga maupun teman. Kehidupannya memang lah sangat ironis.

Sampai-sampai Zayyan sendiri ingin sekali mengakhiri hidup nya sendiri. Ia terkadang berfikir untuk apa ia hidup. Untuk apa ia bertahan. Dirinya tidak punya apa-apa disini... Bahkan Zayyan sendiri tidak tahu apa dia mempunyai Keluarga.

Kini Zayyan berada di Kamarnya. Tidak, ia tidak mempunyai kamar inilah sebuah tempat yang ia sewa dengan hasil jerih payahnya. Ya, biasa disebut dengan "Kos-kosan".

Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah. Zayyan sangat takut akan hari ini. Bagaimana tidak, saat smp dulu ia sama sekali tidak mempunyai teman. Ia sangat suka sekali diolok-olok oleh teman sekelasnya.

Zayyan selalu dibully, tidak kenal tempat atau waktu sampai-sampai itu sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Zayyan jadinya selalu dijauhi oleh teman sekolah nya dengan beralasan supaya tidak terkena dampaknya.

Siapa sih yang mau dibully. Maka dari itu untuk menghindari pembully-an terkadang kita harus menjauh pada si Korban dan Pelaku. Nah itulah pemikiran mayoritas di sana.

Sekarang Zayyan sedang bersiap-siap, tidak lupa untuk sarapan terlebih dahulu. Tapi jangan mengejek Zayyan bila ia sarapan dengan mie instan maklum tidak ada uang katanya. Supaya lebih hemat.

Ia menikmati mie instannya disebuah meja dan kursi yang terbuat dari kayu, Ya sedikit reyot mohon di maklumi lagi.

"Hah~ Semoga hari ini tidak buruk. Tuhan tolong lah berpihak pada Zayyan untuk kali ini" Ucap Zayyan dengan hati gelisah.

Sepertinya ia sedikit telat hari ini. Zayyan segera mengambil sepeda kesayangannya, Tentu saja berwarna kuning, itulah warna favorit Zayyan.

____________

Setibanya di sekolah, ia segera mencari tempat favoritnya untuk memarkirkan sepedanya, yaitu di bawah pohon rindang yang besar di dekat gerbang. Bayangan daun-daun yang melambai tertiup angin menciptakan suasana tenang dan nyaman. Setelah mengunci sepedanya dengan hati-hati, Zayyan melangkah masuk ke sekolah dengan rasa gugup.

Oke sekarang Zayyan sangat bingung sekarang kemana ia harus pergi. Ia terus berjalan di lorong.

Tiba-tiba saja ia tidak sengaja menambrak Siswa yang ada di depannya.

"aduh bagaimana sih kamu! buku ku jadi berserakan begini..." Ucapnya agak kesal.

"Ah... maaf kan aku." Zayyan langsung saja menolong nya.

"Eh ngomong-ngomong sepertinya kau murid baru ya?"

"ya... seperti itu lah"

"Em.. apakah kau tahu dimana letak ruang guru berada?"

"Oh! aku antarkan saja bagaimana? tapi sebelumnya perkenalkan nama ku Gyumin." Ucapnya dengan senyum ceria, wajahnya benar-benar imut.

"Wah boleh, terima kasih. Nama ku Zayyan"

Saat ini Gyumin mengantarkan Zayyan ke Ruang Guru dengan Zayyan di sampingnya. Mereka berbincang hangat sambil Gyumin menjelaskan tempat-tempat yang mereka lewati.

Tidak sadar ternyata mereka sudah sampai di Ruang Guru. Ia mengarahkan Zayyan menghadap ke Kepala Sekolah, tentu saja Gyumin menunggu Zayyan setelah ia tahu letak kelas yang akan ditempatinya. Gyumin itu tidak tega terhadap Zayyan lantaran Ia menganggap Zayyan itu seperti laki-laki imut yang polos dan lugu.

"Oke Kau langsung saja menuju ke kelas dengan walikelas mu itu." Ucap Kepala sekolah menunjuk sang wali kelas.

"Baiklah terima kasih pak."

"Zayyan ayo" panggilnya Sang Wali Kelas terhadap Zayyan. Mulai sekarang kita panggil saja denga sebutan Ibu Hanna.

"Yah... kita ternyata beda kelas ya Zay, oke kalau begitu aku ke kelas ya hati-hati." Gyumin langsung saja berlari menuju kelas nya lantaran bel sudah berbunyi.

"Baiklah, terima kasih Gyu."

___________

Kini Zayyan berada di depan kelas yang penuh dengan keriuhan, siswa-siswi sibuk bercanda dan berbincang satu sama lain sambil menunggu guru datang. Meja-meja penuh dengan buku, alat tulis, dan beberapa catatan yang tersebar. Papan tulis di depan kelas masih terlihat coretan pelajaran dari hari sebelumnya. Sinar matahari pagi masuk melalui jendela, menerangi ruangan dan menambah kehangatan suasana.

Tiba-tiba, pintu kelas terbuka dan suasana langsung hening. Bu Hanna masuk dengan senyum ramah, dan diikuti oleh Zayyan. Semua mata tertuju pada dirinya. Dengan sedikit gugup, ia langsung saja memperkenalkan dirinya.

"Halo, nama saya Zayyan. Saya baru pindah ke sini dari kota lain," ucapnya. Bu Hanna pun meminta para siswa untuk menyambut Zayyan dengan hangat dan menunjukkannya tempat duduk yang masih kosong di ujung kelas.

Beberapa mata menatapnya tajam seolah-olah tidak suka dengan keberadaannya. Ia sangat gugup dan takut sekarang.

Setelah beberapa saat, pelajaran pun dimulai. Meski suasana kelas kembali sibuk dengan aktivitas belajar, ada nuansa baru yang terasa. Beberapa siswa mencoba berbincang dengan Zayyan, membuatnya merasa lebih diterima. Zayyan yang tadinya canggung perlahan mulai tersenyum dan merasa nyaman. Hari itu, kelas tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga tempat di mana persahabatan baru dimulai.

Namun ternyata kenyataannya tidak seperti itu. Inilah awal dari segala rintangam yang harus dihadapi Zayyan.

"Hai... kau tidak boleh berada di sini dan kau sepertinya tidak pantas berada di sini sayang~"

pfrttt

___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________

tuhan sepertinya aku ga pinter buat percakapan. maafkan aku kalau terlihat kaku.

Jika anda menyukai nya silahkan dukung Saya melalui vote, terima kasih atas waktunya.

Happy reading love

-bread
04-07-24
941 kata

Harapan | Xodiac ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang