Perpustakaan di mansion itu adalah tempat yang luar biasa. Rak-rak kayu tinggi menjulang, penuh dengan buku-buku tua dan baru, berjajar rapi di sepanjang dinding. Langit-langitnya tinggi dengan lampu gantung yang memberikan cahaya hangat. Jendela-jendela besar membiarkan cahaya matahari sore masuk, memberikan kesan magis dan damai.
Zayyan, yang masih merasa asing di tempat ini, berjalan pelan-pelan menyusuri lorong-lorong di antara rak-rak buku. Setiap langkahnya disertai dengan bunyi kayu lantai yang berderit halus. Dia merasa seperti berada di dunia lain, dunia yang dipenuhi dengan pengetahuan dan cerita dari berbagai zaman.
Mata Zayyan tertarik oleh sebuah buku di bagian rak atas. Buku itu terlihat tua, dengan kulit sampul yang sudah mulai pudar, namun memancarkan aura misterius yang menarik hatinya. Dia mencoba menggapainya, tetapi tingginya rak membuat tangannya tidak sampai.
Sambil berusaha menggapai, Zayyan merasa sedikit frustrasi. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki mendekat. Seorang pria muda dengan senyuman ramah muncul di balik rak. Itu adalah Davin, kakaknya yang selama ini belum pernah ditemuinya.
"Perlu bantuan?" tanya Davin sambil tersenyum. Zayyan menoleh dan melihat wajah ramah itu. "Oh, iya, terima kasih," jawab Zayyan agak canggung.
Davin dengan mudah mengambil buku yang diinginkan Zayyan dan menyerahkannya. "Ini dia. Buku ini menarik, kamu pasti akan menyukainya," kata Davin sambil menyerahkan buku itu kepada Zayyan.
"Terima kasih, Kak," ujar Zayyan, merasa sedikit malu. "Aku baru saja ingin melihat-lihat perpustakaan ini. Tempat ini luar biasa."
Davin mengangguk. "Memang, perpustakaan ini adalah salah satu tempat favoritku di mansion. Banyak buku menarik dan berharga di sini. Kalau ada yang ingin kamu ketahui atau butuhkan, jangan ragu untuk bertanya padaku."
Mereka berdua kemudian duduk di salah satu sofa nyaman di sudut perpustakaan. Davin mulai bercerita tentang beberapa buku favoritnya dan bagaimana dia sering menghabiskan waktu di sini untuk membaca dan belajar. Zayyan mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama kakaknya yang baru dikenalnya ini.
Suasana perpustakaan yang tenang, cahaya hangat dari lampu gantung, dan cerita-cerita menarik dari Davin membuat Zayyan merasa lebih nyaman dan diterima di mansion ini. Meskipun masih banyak hal yang harus dipelajari dan disesuaikan, dia merasa beruntung memiliki keluarga yang peduli dan siap membantunya.
Tak lama kemudian, dua kakak Zayyan, Hyunsik dan Leo, muncul di pintu perpustakaan. Mereka ditemani oleh seorang pelayan yang membawa nampan berisi camilan dan teh hangat. Hyunsik dengan wajah serius tapi penuh perhatian, sementara Leo tersenyum lebar saat melihat Zayyan.
"Hei, Zayyan!" seru Leo dengan penuh semangat. Tanpa ragu, Leo segera memeluk Zayyan dengan erat, membuat Zayyan sedikit terkejut namun merasa hangat oleh keakraban itu. "Akhirnya kita bisa menghabiskan waktu bersama. Aku senang kamu di sini."
Hyunsik, yang lebih tenang, menepuk bahu Zayyan dengan lembut. "Bagaimana harimu, Zayyan? Kami mendengar kamu sedang menjelajah perpustakaan. Ini salah satu tempat favorit kami di mansion."
Zayyan tersenyum canggung tetapi merasa dihargai. "Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah. Perpustakaan ini luar biasa, aku belum pernah melihat yang sebesar ini."
Pelayan yang membawa camilan meletakkan nampan di meja dekat sofa. "Silakan dinikmati, Tuan Zayyan," kata pelayan itu dengan sopan sebelum pergi.
Leo segera mengambil beberapa camilan dan menawarkan kepada Zayyan. "Cobalah, ini enak. Kami selalu meminta pelayan untuk membuat ini saat kami berkumpul di perpustakaan."
Zayyan mengambil satu camilan, mengunyah perlahan, dan merasakan rasa manis yang lembut. Dia merasa lebih rileks di antara keluarganya yang baru ini. "Terima kasih, Leo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan | Xodiac ✔
FanfictionHai perkenalkan aku jiwa yang bertahan Zayyan namanya seorang laki-laki yang selalu diterpa oleh segala rintangan. Bohong rasanya jika ia selalu berkata kuat, nyatanya ia sangat membutuhkan sandaran untuk bertahan melawan segala rintangan. "Tugasku...