21 | zayyan

229 34 4
                                    

Celia terbaring di ranjang rumah sakit, dikelilingi oleh peralatan medis yang memantau setiap detak jantung dan tekanan darahnya. Matanya yang letih menatap langit-langit, namun hatinya penuh rasa syukur.

Di inkubator sebelah ranjangnya, bayi kecilnya terbaring, dikelilingi oleh selang-selang dan alat bantu pernapasan yang membantu mempertahankan hidupnya. Meskipun lemah dan prematur, bayi itu adalah keajaiban yang membuat semua rasa sakit dan penderitaan terasa berharga.

Louis duduk di samping ranjang Celia, memegang tangannya dengan erat. "Kamu luar biasa, sayang. Kamu dan bayi kita adalah pejuang sejati," bisiknya lembut.

Celia tersenyum lemah, menoleh ke arah inkubator di mana bayinya berada. "Aku tidak menyesal, Louis. Setiap rasa sakit, setiap penderitaan, semua itu berharga untuk melihat dia di sini, bersama kita."

Bayi kecil mereka yang prematur terbaring di dalamnya, berjuang untuk hidup dengan bantuan alat-alat medis. Louis memegang tangan Celia dengan lembut, mencoba memberikan kekuatan.

"Mau beri nama siapa, sayang?" tanya Louis dengan suara bergetar.

Celia menoleh ke arahnya, matanya basah oleh air mata kebahagiaan dan kelegaan. "Zayyan," jawabnya pelan namun tegas.

"Karena menurutku nama itu sangat cocok dengannya. Artinya seseorang yang indah, dipandang baik, dan cinta damai."

Louis tersenyum, mengangguk setuju. "Nama yang bagus," katanya sambil mengusap punggung Celia.

Mereka berdua kembali menatap Zayyan, bayi mungil mereka yang berharga. Dalam hati, mereka berdoa agar Zayyan tumbuh sehat dan kuat, menjadi anak yang penuh kasih dan membawa kedamaian, seperti arti namanya. Di tengah semua kekhawatiran dan tantangan yang mereka hadapi, nama itu memberi mereka harapan dan keyakinan bahwa Zayyan akan membawa keindahan dan ketenangan dalam hidup mereka.

Kemudian, Dokter datang untuk memeriksa keadaan Celia dan bayinya. "Tensi darah Anda masih tinggi, Celia. Kita harus terus memantau dan memberikan obat untuk menstabilkan kondisi Anda. Bayi Anda juga dalam kondisi yang rapuh, namun dia menunjukkan tanda-tanda kemajuan," kata dokter dengan nada penuh perhatian.

Celia mengangguk pelan. "Aku akan melakukan apa saja demi kesehatan kami berdua. Tolong, pastikan dia mendapat perawatan terbaik."

Louis mengelus rambut Celia, memberikan dukungan dan kekuatan yang ia butuhkan, "Kami akan melewati ini bersama. Kamu kuat, dan bayi kita juga kuat. Kita akan bertahan."

Hari-hari berlalu dengan lambat, penuh dengan pemeriksaan medis dan perawatan intensif. Celia harus berjuang melawan peningkatan tekanan darahnya yang membahayakan sementara bayinya harus bertahan hidup di dalam inkubator dengan tubuh kecilnya yang dipenuhi oleh peralatan medis. Setiap kali Celia memandang bayi kecilnya, ia merasakan dorongan kuat untuk terus berjuang.

Setiap kali ia bisa, Celia meminta suster untuk membawa inkubator bayi mendekat, agar ia bisa menyentuh kaca dan berbicara pada bayinya.

"Kamu adalah keajaiban, sayang. Kita akan melewati ini bersama. Mama akan selalu ada di sini untukmu," bisiknya, berharap bayi kecilnya bisa merasakan cintanya.

Meskipun kondisi mereka sulit, dukungan dari keluarga dan staf medis membantu mereka bertahan. Celia tak pernah menyerah, terus berjuang demi bayi kecilnya. Louis selalu di sisinya, memberikan cinta dan dukungan yang tak tergoyahkan. Mereka tahu bahwa jalan ini masih panjang, namun mereka yakin bahwa bersama-sama, mereka bisa melalui segala rintangan.

Setiap hari adalah sebuah perjuangan, namun juga sebuah kemenangan. Perlahan tapi pasti, Celia dan bayinya menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Tekanan darah Celia mulai stabil, dan bayi kecilnya semakin kuat. Harapan mulai tumbuh di hati mereka, bahwa mereka akan bisa pulang bersama-sama sebagai keluarga.

Harapan | Xodiac ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang