Aku tak berharap kau akan membaca tulisan ini, namun aku mulai lelah berpura-pura di hadapanmu. Berharap suatu saat kau mengetahuinya sendiri. Atau barangkali kau sudah tahu. Kupikir begitu, kau akan tahu dari sikapku, dari tutur kataku, dan dari bahasa tubuhku yang selalu salah tingkah ini. perasaan seorang perempuan itu kuat, maka mungkin saja perkiraanku ini benar. Tapi maaf bila aku salah menerka. Aku ingin memulai catatan ini dari sejak perasaan itu tumbuh. Dahulu kita tak begitu akrab, kita hanya dua manusia yang berinteraksi lewat hubungan pertemanan. Kau dengan duniamu, aku dengan duniaku. Namun rupanya, semesta punya cara tersendiri untuk membuat kita lebih dekat dan berbincang lebih lama tentang banyak hal di dunia ini. lambat laun aku mengenalmu lebih jauh. Aku mulai tahu kehidupanmu yang tak seindah kelihatannya, aku tahu siapa saja kawan dekatmu, aku juga tahu siapa kekasihmu. Betapa beruntung laki-laki itu. Dan sejak aku merasa bahwa kekasihmu adalah laki-laki yang beruntung bisa memilikimu, sejak itu pula aku merasa ada yang luput.
Perasaanku telah tumbuh begitu tinggi. Berangan terlalu jauh, dan mulai iri pada kekasihmu yang selalu kau ceritakan dan banggakan setiap saat. Aku paham betul bahwa aku bukan siapa-siapa, namun perasaan ini tumbuh dengan liar tak kenal waktu dan tempat. Belum lama kita saling mengenal, mengapa perasaan ini timbuh begitu cepat? Dan belakangan kurasakan bahwa semakin hari perasaan ini semakin dalam. Aku tak siap bila sewaktu-waktu melihat kau dengan yang lain. Aku menyerah pada perasaan yang mendadak berubah. Semua tulisan dalam buku ini adalah keterangan tentang bagaimana aku mencintaimu, bagaimana aku memandangmu, dan bagaimana keadaanku setelah kau tinggalkan. Sesekali kau mungkin akan bertanya bagaimana caranya menjadi abadi. Karena, setahumu tak ada yang abadi termasuk cinta. Maka akan kujawab singkat saja: jatuh cintalah kepada penulis. Lantas kau keheranan mendengar jawabanku lalu bertanya apa alasannya. Akan kulanjutkan. Jatuh cintalah kepada penulis, lalu patahkan hatinya. Dengan begitu, kau akan abadi dalam tulisan-tulisannya. Dan begitulah aku mengabadikan segala tentangmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan yang Didamba Matahari
Poesiasebuah senandika tentang kau dan aku di antara perjumpaan dan perpisahan