Teruntukmu

5 0 0
                                    

Teruntukmu, aku telah menyediakan tempat paling istimewa dalam hati. Sayangnya kau tak pernah tahu itu, melihatnya saja tak pernah. Teruntukmu, aku rela membagi jam tidur hanya untuk mendengar keluh kesah perihal dunia yang kadang kau anggap tak ramah. Sayangnya saat kau kembali baik-baik saja, kau lupa caranya berterima kasih. Bukan aku tak ingin direpotkan, aku hanya ingin dihargai. Hatiku juga sama dengan hatimu: sama-sama lunak dan mudah terkoyak.

Teruntukmu yang tak pernah bisa kugapai, terima kasih telah mengajarkanku banyak hal. Kau telah mengajarkanku bahwa sebaik-baiknya perpisahan adalah sebuah luka yang mampu membuatku mencintai diri sendiri. Bukan segumpal dendam yang diam-diam menghasut untuk memaki. Aku bukanlah tempat ternyaman bagimu, hanya sebatas teman yang selalu ada saat kau membutuhkanku.

Kau telah berhasil memenangkan hatiku, dan dengan mudahnya aku dikalahkan oleh seseorang yang kau sebut kekasih. Kau yang utama, aku juara kedua – dicari saat kau terluka, tak pernah dihiraukan saat kau bahagia. Kendati begitu, lucunya aku mengigaukan namamu saat aku jatuh sakit. Duhai, kau di mana? Aku rindu. Bosan sudah aku bertemu dalam mimpi. Sesekali aku ingin menemui langsung. Kapan kau ada waktu? Rupanya tak mungkin, karena hari-harimu adalah serangkaian kegiatan yang mengesankan bersamanya.

Aku ingin kau bahagia, namun aku benci melihatmu bahagia tanpaku. Sederhananya, aku ingin kau beri kesempatan. Bisakah kekasihmu setegar aku? Yang sudah tahu rasanya dijatuhkan berkali-kali namun masih sudi untuk kembali. Entah aku tegar atau tak tahu diri. Mampukah kekasihmu menunggu sepertiku? Tahu apa dia soal perjuangan bila penantiannya saja masih kalah jauh denganku? Aku iri karena dia yang mendekatimu dalam waktu singkat, tapi dia juga yang akhirnya dapat. Aku yang menunggu sejak lama, ternyata tak lebih dari juara kedua.

Semuanya kacau. Jam tidur yang tak teratur, hari-hari yang terasa kelabu, malam sunyi dengan air mata yang jatuh seenaknya. Hatiku telah lama terluka, bahkan pada hari di mana kau merasa menjadi perempuan paling bahagia di dunia. aku benci diriku yang tak berdaya, aku benci diriku yang tak bisa membencimu, aku benci segala hal yang membuatku lemah. Dan yang paling kubenci adalah dia, orang asing yang tiba-tiba masuk dan dengan mudah membuatmu jatuh cinta. Aku cemburu, tapi tak bisa apa-apa. Karena aku bukan siapa-siapa.





Takkan ada yang baik-baik saja setelah disakiti begitu dalam. Begitu juga aku, yang kau anggap kuat, padahal begitu rapuh dan mudah terjatuh. 

Bulan yang Didamba MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang