Meaning Of Palm Kiss

106 15 0
                                    

Di atas meja ruang kerja bernuansa monoton yang penuh oleh berbagai tumpukan dokumen penting. Terdapat Hyunsuk yang tengah stress akan sesuatu.

Hyunsuk sudah berjalan memutari ruang kerjanya selama 20 menit yang lalu dengan satu pertanyaan berputar ulang di kepalanya.

Mengapa Jihoon mencium tangannya kemarin malam?

Hyunsuk berhenti berjalan untuk duduk sebentar dan mengatur nafas, berusaha menenangkan diri.

Dering teleponnya berhasil membuat lelaki itu terlonjak kaget hingga hampir jatuh dari kursinya. Hyunsuk buru-buru mengangkat telepon yang ternyata berasal dari tablet mininya. Video call dari Sir Christ tepatnya.

Wajah Sir Christ yang dihiasi dengan senyum khasnya muncul di layar tab Hyunsuk, "selamat siang, Hyunsuk." Sapanya ramah.

"Malam, Sir." Balas Hyunsuk kikuk. Masih berusaha menetralkan dirinya setelah terkejut oleh telepon Sir Christ tadi.

"Hm, dari wajahmu... sepertinya ada yang menganggu pikiranmu ya?"

Hyunsuk tertegun mendengar tebakan Sir Christ yang tepat sasaran. Sedikit merutuk dalam hati karena jelas-jelas ia tidak akan pernah bisa menyembunyikan apapun dari mentornya itu.

Sir Christ tertawa melihat reaksi Hyunsuk, "apa ada yang terjadi di antara kamu dan Jihoon?" Tanyanya sekali lagi.

Kali ini Hyunsuk tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya. Wajah Hyunsuk langsung memanas begitu Sir Christ mengucapkan sesuatu tentang dirinya dan Jihoon dan pikirannya langsung memutar kejadian semalam tanpa aba-aba.

Hyunsuk menutupi kedua matanya dengan tangan, menyembunyikan rasa malunya.

Setelah diam beberapa menit Hyunsuk melirik dari sela-sela jemarinya lalu berdehem melihat Sir Christ masih berada di depan layarnya dengan senyum hangat.

"Sir, apa artinya jika seseorang mencium tangan kita?" Ucap Hyunsuk terdengar sangat pasrah. Sebagian harga dirinya sudah hilang sejak Sir Christ tau permasalahannya.

Sir Christ nampak memasang pose berpikir, "tergantung orangnya. Bisa diartikan sebagai kesetiaan atau apresiasi—"

Tiba-tiba muncul wajah seseorang yang amat sangat Hyunsuk kenali di depan layar, menutupi sebagian layar tab miliknya itu.

"Siapa yang dicium tangannya?! Tangan Hyunsuk Hyung yaa?" Teriak sosok itu kesenangan.

Hyunsuk refleks salah tingkah dan menolak keras pernyataan itu.

"Seungmin, jangan menjahili Hyunsuk seperti itu. Kasihan dia." Potong Sir Christ sembari menyingkirkan wajah Seungmin—alias tunangannya—dari layar.

Seungmin terlihat tertawa puas. Lelaki yang umurnya lebih muda dari Hyunsuk itu selalu bertingkah kekanakan tiap bertemu dirinya, membuat Hyunsuk kesal kadang kala.

Seungmin kemudian menarik tangan Sir Christ dan mencium telapak tangan tunangannya itu. Hyunsuk membulatkan matanya, bahkan Sir Christ terdiam di tempat duduknya karena aksi Seungmin.

Seungmin melirik Hyunsuk, "yang begini artinya bisa juga rasa cinta loh." Katanya penuh rasa percaya diri.

Sir Christ hanya mampu menggelengkan kepalanya maklum selagi Seungmin keluar dari ruangannya meninggalkan ia dan Hyunsuk yang masih tercengang di depan layar dalam keheningan.

"Maaf ya, Seungmin hanya senang bisa menghubungimu lagi..." kata Sir Christ tidak enak.

Hyunsuk menutup mulutnya kemudian kembali ke mode seriusnya lagi, "tidak apa-apa, Sir. Aku mengerti. Oh iya, kenapa Sir tiba-tiba menelepon?"

Christ lantas menjentikkan jarinya mengingat tujuan awal ia menghubungi Hyunsuk.

"Aku menemukan clue baru dari kasus keluargamu. Untuk detail selengkapnya akan segera kukirim begitu mendapat konfirmasi dari agen mata-mataku."

Hyunsuk mengepalkan tangannya di atas meja, "baiklah. Terima kasih banyak, Sir."

"No problem. Hyunsuk, untuk saat ini ada baiknya kamu fokus pada rencanamu dulu. Demi kebaikanmu dan Jihoon."

Hyunsuk mengangguk. Telepon itupun mati setelah Sir Christ berpamitan.

Hyunsuk pun berdiri untuk melihat ke arah luar jendela ruang kerjanya. Dari sana Hyunsuk dapat memperhatikan Jihoon yang sedang sibuk dengan rutinitasnya, merawat kebun bunga.

Ucapan Sir Christ kembali bergema di telinganya. Hyunsuk menghela nafas.

Sejujurnya jikalau memang Jihoon memilik rasa untuknya—tidak, kalaupun Hyunsuk mengakui perasaannya apakah mungkin mereka bisa menjalin hubungan normal?

Ketika hidup mereka saja selalu dipertaruhkan karena pekerjaan, ketika Hyunsuk masih memiliki banyak musuh. Bagaimana mungkin hubungi normal terjadi di antara dirinya dan Jihoon.

Atau mungkin Hyunsuklah yang tidak siap mengambil resiko untuk mencintai Jihoon.

Character corner [Sir Christ]

Tuan Besar Choi sudah lama bekerja sama dengan keluarga Sir Christ, jadi mereka ikut membantu dalam investigasi tragedi itu.

Sir Christ yang masih muda saat itu juga selalu ada mendengarkan keluh kesah Hyunsuk. Ia menemani Hyunsuk selama masa terberatnya dan Hyunsuk sangat mengagumi Sir Christ.

Meskipun umur mereka tak terlalu jauh jaraknya, Hyunsuk tak pernah ingin memanggil Sir Christ tanpa embel-embel 'Sir'  karena ia merasa itu tidak sopan.

Therefore [sukhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang