The Past

461 75 2
                                    


Tahun 2015, Kediaman keluarga Choi.

"Ayah! Ayah!" Anak umur 18 tahun itu kelihatan mengetuk pintu suatu ruangan tak sabaran.

Dia terus mengetuk dan memanggil nama ayahnya sampai suara teriakan seseorang dalam ruangan membuatnya hening sebentar.

Anak laki-laki itu mengcengkram erat surat yang hendak dia tunjukkan pada ayahnya, sedikit kaget akan teriakan tadi.

Pasti ayahnya sedang menghukum salah satu bawahannya lagi...

Anak itu mengetuk pintu sekali lagi, "ayah?"

Pintu terbuka, ayahnya muncul dengan wajah kesal.

"Sudah kubilang Choi Hyunsuk, berhenti teriak-teriak di dalam rumah-"

"-tapi ayah aku diterima."

Ayah Hyunsuk mengerutkan dahinya, "terima apa?"

Hyunsuk tersenyum lalu memberikan surat yang sudah sedikit remuk.

Ayah Hyunsuk membacanya dengan seksama dan mengembalikannya ke Hyunsuk setelah dibaca.

"Bagus, kamu bisa pergi ke Rusia langsung. Secepatnya."

Hyunsuk mendengus, "ngusir..." Gumamnya.

"Berhenti bicara omong kosong dibelakangku, Choi. Pergi dari sini aku sedang sibuk."

"Ya, pak tua aku pergi."

Sebelum pintu itu kembali tertutup Hyunsuk sempat mengintip ke dalam, disana dia melihat Tuan Kim terduduk di lantai dengan banyak luka di tangannya.

"Hyunsuk hyung!"

Hyunsuk menoleh kaget, "Yoshi! Sejak kapan kamu sudah disana?!"

Yoshi yang berumur satu tahun lebih muda dari Hyunsuk itu tertawa kecil, "baru saja. Eh? Itu apa?"

"Oh ini surat dari Rusia."

Yoshi menautkan alisnya bingung, "Rusia? OH! HYUNG KETERIMA DI KAMPUS ITU?! WOW SELAMAT!"

Hyunsuk kemudian dapat pelukan erat dari adiknya itu.

Tak lama pelukan Yoshi dilepas, "berarti sebentar lagi hyung pergi?"

"Besok."

Yoshi menatap tak percaya, "besok... Kalau begitu hari ini..."

Hyunsuk tiba-tiba ditarik menuju dapur, disana ada Mashiho sedang sibuk belajar memasak resep baru.

"Mashi!" Panggil Yoshi.

Mashiho segera melepas apronnya kemudian tiba dihadapan Yoshi dan Hyunsuk dalam sekejap mata.

"Ya aniki?"

Yoshi merangkul pundak Mashiho dan Hyunsuk, "hari ini kita makan diluar, Hyunsuk hyung yang bayar yeay!"

Hyunsuk menjauh, "hah?! Kapan aku bilang begitu?"

Mashiho mengenggam tangan Hyunsuk, "ayo hyung traktir kita!" Katanya dengan tatapan penuh harap.

Hyunsuk menghela nafas, "ya, baiklah."

Yoshi segera menyingkirkan Mashiho dan memeluk Hyunsuk erat. Mashiho hanya mendengus kesal menatap kelakuan kakaknya-sebentar...

"Ini traktir dalam perayaan apa..?"

Hyunsuk dan Yoshi terdiam, tak lama keduanya tertawa pada pertanyaan Mashiho sementara Mashiho sendiri merengek ingin tahu alasan traktir hari ini.

"Eeehh? Aniki! Ayo kasih tau!"

"Gak mau! Ayo hyung kabur!"

"Hahaha see you later Mashi!"

"Hyung! Aniki! Hmph!"

Keesokan harinya Hyunsuk berpamitan pergi ke Rusia, diantar oleh dua adik kesayangannya sudah cukup membuat dirinya tenang.

"Hyung bakal berapa lama disana?"

Hyunsuk memasang pose berpikir, "gak bakal balik kayaknya..."

Mashiho membulatkan matanya, "eh?! Mana boleh!" Ucapnya.

Yoshi menggeleng, "lagian pertanyaanmu aneh, Mashi. Pasti cuma lima atau gak empat tahun disana!"

Mashiho memajukan bibirnya, "gak nanya aniki sih..."

Hyunsuk mengacak rambut kedua adiknya itu, senyumnya terbit walau sedikit terpaksa.

"Gak bakal lama, tolong jaga rumah ya?"

"Siap hyung!" Teriak keduanya patuh.

Pengumuman penerbangan selanjutnya sudah bergema disetiap sudut bandara membuat Hyunsuk mau tak mau harus melangkahkan kakinya.

"Aku akan pulang!"

"We'll wait hyung! Bye!"

Hyunsuk mengangguk, dia segera menarik kopernya menjauh dari sana.

Yoshi dan Mashiho pasti akan menjaga ayahnya. Rumah akan aman selama mereka dan kepala pelayan masih ada.

Therefore [sukhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang