Pressure

573 96 4
                                    

Hyunsuk malam itu baru selesai mandi.

Keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil menutupi kepala dan sebagian wajahnya, Hyunsuk pun berdiri di samping kasur.

Dia tatap tajam wajah damai Jihoon.

Entah apa yang telah Jihoon lakukan selama Hyunsuk pergi, yang pastinya Jihoon sudah memaksakan diri hingga kesehatannya bisa drop berat seperti sekarang.

Ah... Hyunsuk tiba-tiba teringat ketika Jihoon tak bisa tidur karena suara gemuruh.

"Master, m-maaf aku merepotkan..." Jihoon yang masih sangat muda itu menangis sesegukan dibalik selimut.

Hyunsuk hanya bisa tersenyum memaklumi sikap kekanak-kanakannya, "tidak apa-apa. Sekarang tidur, aku akan tetap disini sampai hujannya selesai."

"Terima kasih, Master..."

Tangannya terangkat mengusap puncak kepala Jihoon.

Sambil mengulas senyum kecil mengingat masa manjanya Jihoon, Hyunsuk kemudian mengumamkan ucapan selamat malam.

Hyunsuk tinggalkan kamarnya itu dalam keadaan lampu remang agar Jihoon lebih nyaman tidur.

Turun dari lantai dua, Hyunsuk temukan siluet asing di ruang tengah rumahnya.

Orang itu berbalik mendengar derap langkah Hyunsuk yang berjalan menuruni tangga.

"Selamat malam."

Hyunsuk menghela nafas lega saat menyadari bahwa dia hanyalah asisten Mark yaitu, Haechan.

"Ada apa kesini?" Tanya Hyunsuk.

Haechan tersenyum lalu menunjukkan pesan video singkat dari Mark lewat laptop ringannya pada Hyunsuk.

Mark di video itu menjelaskan alasannya tentang mengapa mereka harus segera mempercepat jadwal kompromi bersama Underdog.

Mark bilang kalau Yoshi juga berusaha menghubungi Haruto untuk kembali ke sisi mereka dengan niat tersembunyi ingin menarik Underdog masuk juga.

Hyunsuk berdecih mendengar hal itu, padahal Yoshi tidak pernah peduli soal gangster berandalan seperti Underdog begini. Mentang sekarang Hyunsuk ingin, dia ikutan ingin pula.

"... Dan ya seperti itulah, anda harus mempercepat semua ini. Beberapa hari yang lalu Underdog juga sempat jadi sorotan publik karena seorang reporter cilik memberitakan masa lalu mereka di tv nasional." Jelas Haechan setelah menutup laptopnya kembali.

Hyunsuk mengangkat sebelah alisnya, "reporter cilik?"

Haechan mengangguk, "namanya So Junghwan. Karena beritanya waktu itu, sekarang orang-orang mulai penasaran dan memasang mata mereka pada Underdog. Selagi mereka belum cukup terkenal dan dikenal masyarakat, ada baiknya cepat direkrut masuk koneksi anda."

Hyunsuk menghela nafas, "tapi Jihoon sedang tidak fit-"

"Benarkah?... Oh tapi tenang! Aku punya solusi!"

"Solusi apa?" Tanya Hyunsuk penasaran.

Haechan memberikan sebuah botol obat kepada Hyunsuk, "obat tradisional dari cina, Chenle baru pulang dari kampungnya dan dia bawa oleh-oleh ini!"

"Kamu yakin ini akan bekerja?"

Haechan mengangguk banyak-banyak, "Jisung beberapa hari yang lalu sempat kena demam dan flu, sudah tiga kali ganti obat tapi tak kunjung sembuh. Begitu dikasih obat ini, besoknya langsung bugar lagi!"

Ceritanya lumayan terdengar menyakinkan di telinga Hyunsuk, walaupun ragu-ragu akhirnya tetap dia terima juga.

"Baiklah, terima kasih. Bilang sama Mark akan aku hubungi lagi besok pagi."

"Tentu, Master Choi. Kalau begitu aku permisi."

Therefore [sukhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang