Burn

83 15 1
                                    

Shatei* yang bekerja di bawah Yoshi menunjukkan banyak foto dengan wajah Jihoon terpampang nyata, "Jihoon dibawa oleh ketua Underdog menuju rumah sakit yang terkenal cukup ketat dan bersih dari kriminalitas." Lapor lelaki itu kepada Yoshi.

Yoshi mengecek semua foto tersebut dengan teliti, ujung bibirnya lalu terangkat menghasilkan ekspresi yang cukup memberi sensasi merinding luar biasa kepada si bawahan yang berada tepat di sebelahnya.

Tangan kecil menyelinap ke lengan Yoshi membuat sang empu menoleh. Yoshi mendapati Junghwan bersandar ke arahnya dengan senyuman manis.

"Sepertinya Hyunsuk tidak tega membuang asistennya itu. Tapi setidaknya sekarang Hyunsuk sendirian."

Junghwan mendongak untuk menatap Yoshi, "bukankah ini waktu yang tepat untuk menjalankan rencana besar kita?" Kata Junghwan dengan senyum merekah hingga matanya membentuk bulan sabit.

Yoshi terkekeh, Ia letakkan foto-foto tadi dan memberi sinyal kepada bawahannya untuk segera pergi meninggalkan mereka berdua di ruangan.

Setelah semua orang pergi, Junghwan melepaskan pelukannya pada lengan Yoshi. Pemuda itu berdiri di hadapannya sementara Ia tersenyum kecil. Yoshi tarik pinggang Junghwan kemudian Ia tenggelamkan wajahnya di perut Junghwan.

"Hm, apakah kamu yakin rencana kita akan berhasil? Aku yakin Hyunsuk punya rencana lain karena tidak mungkin dia lengah dalam keadaan seperti ini." Ucap Yoshi terdengar tak percaya diri.

Junghwan mengelus puncak kepala Yoshi, tangannya lalu tergerak untuk mengangkat dagu Yoshi agar mata mereka bertemu.

Junghwan menatapnya dengan teduh, senyumnya masih tak kunjung pudar namun ada rasa yang tak bisa Yoshi jelaskan kala melihat ekspresi Junghwan saat itu.

Junghwan terlihat tenang, seperti ketenangan permukaan air laut yang dalam dan menyimpan beribu rahasia. Obsidian gelap yang biasanya terlihat kosong itu nampak bersinar terang seakan di bakar api imajinari.

Yoshi tersenyum lebar, menyadari Junghwan telah menjadi seperti dirinya. Junghwan adalah Yoshi dalam bentuk kecil. Junghwan yang mengatur hidup Yoshi sesuai keinginan dia kini berlahan ikut tersedot dalam sudut gelap yang Yoshi sediakan khusus untuknya.

Yoshi tau, Junghwan punya dendam tersendiri kepada Hyunsuk. Atau bahkan Keluarga Choi. Itulah mengapa Junghwan berusaha keras untuk selalu berada disisinya. Itulah mengapa Junghwan mau membantunya beberapa tahun yang lalu.

Junghwan membutuhkan Yoshi untuk membalaskan dendamnya sementara Yoshi membutuhkan Junghwan untuk kesenangan dan kecerdasan Junghwan dalam menyusun strategi.

"Just believe me." Ucap Junghwan.

It's a win-win situation.

Yoshi tarik tengkuk Junghwan untuk mencium bibir si manis selama beberapa detik.

"Let's kill everyone, love." Final Yoshi.

•••

Malam itu angin bertiup kencang, perkiraan cuaca mengatakan kemarau panjang akan segera datang. Hujan tak akan turun selama beberapa bulan ke depan dan kemungkinan api bisa dengan mudah membakar sekitar dengan cuaca seperti ini.

"Baiklah, Sir."

Hyunsuk letakkan ponselnya usai menutup telepon. Lelaki itu kemudian berangkat dari kursinya untuk mengambil remote televisi. Ia berkacak pinggang selagi berusaha mengecek berita di saluran tv tertentu lalu memutuskan untuk mematikan televisi di ruang kerjanya itu.

Therefore [sukhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang