Hard Decision

461 84 1
                                    

Jaehyuk kemudian menjelaskan panjang lebar soal kebodohan Jeongwoo yang tanpa banyak pikir cerita soal masa lalu kelam awal Underdog terbentuk pada seorang reporter terkenal.

Untuk kasus ini, repoter muda yang terkenal.

Sebelum semua terbentuk, sebelum Underdog punya rumah mereka sendiri.

Lama sekali, waktu itu Jaehyuk masih sangat muda. Diumurnya yang sangat muda itu, dia sudah kehilangan rasa kasih sayang orang dewasa.

Jaehyuk mencari kasih sayangnya pada orang-orang yang dia temukan, ialah sekelompok anak muda nan polos dari panti asuhan yang papanya sering datangi.

Disana juga Jaehyuk bertemu Jeongwoo.

Pada awalnya tidak ada yang aneh di panti itu, sampai suatu hari salah seorang teman kecil Jaehyuk memutuskan untuk bunuh diri.

Jaehyuk menemukan pesan singkat di meja belajar temannya itu. Pesan yang sangat singkat berisi soal dendamnya pada pengurus panti.

Jaehyuk lalu meminta semua anak-anak berkumpul dan Jeongwoo memberitahu soal kekerasan yang selama ini pengurus panti berikan.

Anak-anak panti seringkali ditelantarkan, dipukul serta disumpah serapahi. Tapi mereka tak bisa apa-apa karena mereka hanya seorang anak kecil.

Tersulut emosi akan cerita Jeongwoo, Jaehyuk yang masih labil dan agak kurang rasional itu akhirnya membakar panti asuhan serta pengasuhnya hidup-hidup.

Jaehyuk langsung membawa anak-anak panti pergi ke luar kota dengan uang tabungan serta kartu kredit sang papa untuk cadangan.

Selama tiga tahun mereka hidup tanpa rumah di kota asing, Jaehyuk akhirnya bisa membuat uang sendiri.

Sukses diumur muda cukup menarik perhatian orang hingga Jaehyuk bisa kenal dengan banyak orang dewasa.

Beberapa orangnya itu membantu Jaehyuk membangun tempat yang sekarang sudah jadi rumah Underdog.

Jaehyuk pun memutuskan semua kontak bisnisnya lalu membuat Underdog.

Kini mereka hanyalah pemuda bebas tak mau diatur yang punya aturan dan tata krama sendiri. Tersembunyi tapi tetap familiar ditelinga.

Itulah Underdog.

"Ya, begitu. Karena ulahnya itu sekarang papaku jadi memaksaku pulang." Jaehyuk menghela nafas.

"Tapi, aku sudah bilang kalau Underdog tidak perlu secara garis besar ikut dalam rencana ini. Kalian bisa bekerja dibalik layar."

Jaehyuk menjentikkan jarinya, "itu masalah kedua, hyung."

Jaehyuk menyesap tehnya yang seharusnya diminum oleh Jihoon, "Haruto sayangnya sekarang sudah jadi musuh berat dari musuhmu."

Hyunsuk mengangkat alisnya, "maksudmu?"

"Haruto itu mantan kaki tangan Shi-kyodai. Dia sengaja keluar dari sindikat itu dengan cara berusaha membunuh Mashiho. Begitu keluar Haruto tiba-tiba sudah diresmikan sebagai anggota Underdog oleh Jeongwoo."

"Bayangkan jika mereka tau soal Haruto yang pindah ke Underdog lalu bersengkokol dengan kalian. Underdog bisa kena impasnya." Lanjut Jaehyuk sambil memijat batang hidungnya.

Hyunsuk membuang nafasnya, "intinya kamu takut melawan Shi-kyodai?"

Jaehyuk mengangguk, "benar-Eh?! Tidak benar!" Sangkalnya panik.

Hyunsuk mengusap wajah kasar, dia bangkit dari sofa. Jihoon ikut berdiri.

"Akan aku hubungi lagi nanti. Jihoon, ayo pulang."

"Baik, Master." Sahut Jihoon membiarkan Hyunsuk keluar dari ruangan lebih dahulu bersama Jaemin dan Chenle.

Jihoon berbalik cepat membuat Jaehyuk kaget setengah mati.

"A-Apa?" Tanyanya waspada.

Jihoon memberikan kartu nama Hyunsuk pada Jaehyuk, "sampai bertemu lagi, Jaehyuk."

Jaehyuk hanya bisa memaku menatap kartu pemberian Jihoon.

Sejujurnya hari itu membuat Jaehyuk cukup trauma tiap membahas dendam.

Tapi yang ini... mungkin dia bisa coba ikut operasi dendam yang satu ini....

Tanpa melukai anak-anak Underdog tentu saja dia harap.

Therefore [sukhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang