Malam itu, Gita berjalan keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Dia sudah memantapkan hatinya untuk mengakhiri hubungannya dengan Dion, pasalnya dia tidak sudi jika harus memiliki hubungan dengan laki-laki brengsek seperti itu.
Melihat adiknya yang berjalan menuruni tangga dengan pakaian yang rapi, membuat Jinan yang tengah duduk sendirian di ruang keluarga sedikit penasaran.
"Mau kemana Git? Rapi banget" tanya Jinan sambil menyuap sepotong kentang goreng ke dalam mulutnya.
"Ke mall kak bareng Eli" jawab Gita yang membohongi kakaknya.
"Oh, pake aja mobil kakak kalau mau" ucap Jinan.
Gita hanya mengangguk lalu mengambil kunci mobil Jinan dan pergi membawa mobil kakaknya tersebut. Selama perjalanannya, tangan Gita sama sekali tidak bisa lepas dari ponselnya. Entah karena gugup atau tidak yakin tapi layar ponselnya itu masih menampilkan semua foto mesra Dion dengan wanita lain.
'Gak Git, lo harus putusin dia malam ini juga. Bajingan kayak dia gak pantes buat lo' pikir Gita sebelum mematikan ponselnya.
Ketika tiba di mall, Gita kembali mengecek ponselnya dan sepertinya Dion sudah menunggunya di taman mall itu. Tanpa membalas pesan dari Dion, Gita pergi melangkahkan kakinya menuju taman. Di sana Gita melihat Dion duduk sendirian di salah satu bangku taman.
"Udah lama?" tanya Gita dari belakang.
"Eh, Gita? Gak, baru aja" jawab Dion yang sedikit terkejut dengan kedatangan Gita.
Karena orang yang ditunggunya sudah sampai, Dion pun berdiri berhadapan dengan Gita lalu mencoba meraih tangan pacarnya tersebut, namun Gita malah menghindarinya. Heran dengan perilaku Gita, Dion pun mengalah dan bertanya.
"Git? Masih marah soal yang kemarin? Maaf ya, soalnya aku harus jemput mamah aku di bandara" ucap Dion dengan lembut.
Jika dalam keadaan normal, Gita akan luluh dan memaafkan Dion. Tapi kini tatapan dingin mata Gita bahkan tidak berubah sedikitpun.
"Stop, nanti aja kalo mau jelasin apapun. Sekarang mending cari tempat makan, gw udah lapar" balas Gita yang kemudian berbalik dan berjalan mendahului Dion.
Bingung, itulah yang dialami Dion saat ini, dia terdiam menatap punggung Gita yang berjalan menjauhinya. Mengapa Gita tidak memaafkannya, padahal Gita selalu punya sisi lembut untuk dirinya. Menyadari Gita sudah semakin jauh, Dion dengan cepat berlari mengejarnya.
Ketika berhasil mengejar Gita, Dion langsung meraih tangan Gita yang membuat Gita menghentikan langkahnya.
"Git, tungguin dong, kamu kenapa sih?" tanya Dion.
"Lo yang kenapa lama, udah lepasin" jawab Gita lalu melepaskan genggaman tangan Dion.
'Aneh, gak biasanya Gita marah sampai segitunya. Kenapa ya dia?' pikir Dion yang akhirnya mengalah dan hanya berjalan berdampingan dengan Gita.
Setibanya di sebuah restoran, dan usai memesan makanan mereka. Dion memperhatikan Gita yang tampak tak perduli dengan kehadiran dirinya.
"Gita?" panggil Dion.
"Hm?" jawab Gita tanpa menatap Dion sedikitpun dan hanya fokus dengan ponselnya.
"Kamu kenapa sih? Aku kan udah minta maaf, janji deh gak gitu lagi" ucap Dion yang mengambil ponsel Gita dari genggamannya.
Jujur saja, sebenarnya Gita sudah sangat kesal hanya dengan melihat wajah Dion. Bahkan tutur kata manisnya yang biasanya mampu meluluhkannya pun hanya menambah rasa kesalnya. Pasalnya laki-laki di depannya ini berbohong kepadanya, dan menggunakan kebohongan itu untuk mendapatkan maaf darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary : Called Love? (DelGit)
Fanfic[Hanya Fiksi, Jangan Dibawa Ke Real Life] Revan Fidella Angkasa, cowok populer dan jago basket di sekolah, selalu dikelilingi banyak teman. Sikapnya yang ramah sering membuat cewek-cewek salah paham, mengira dia memberi harapan lebih. Namun, di bali...