Kringg!!! Kringgg!!!
Sore itu, bel pulang sekolah berdering, menandakan waktu bagi para siswa untuk bergegas pulang. Di tengah riuhnya koridor, Revan melangkah dengan santai menuju kelas Flora. Dia masih ingat janji yang dibuatnya saat istirahat tadi Flora ingin ditemani membeli sesuatu sepulang sekolah.
Namun, ketika sudah hendak sampai di kelas Flora, Ashel tiba-tiba muncul di hadapannya. Dia tersenyum cerah, seolah sudah menunggu Revan.
"Van, lo mau pulang sekarang?" tanyanya dengan nada riang, matanya berbinar-binar seperti biasa.
Revan membalas senyumnya, tapi tak berhenti melangkah.
"Nggak sekarang, Shel. Gw mau ke kelas Flora dulu," jawabnya ringan.
Ashel dengan cepat menyamakan langkahnya dengan Revan, berusaha mengimbanginya.
"Ke kelas Flora? Buat apa?" tanyanya, meskipun dia sudah menduga jawabannya.
"Dia minta gw temenin beli sesuatu. Gw udah janji sama dia," jawab Revan singkat, sambil melirik Ashel.
Ashel mendadak berhenti, membuat Revan ikut menghentikan langkahnya. Dia menatap Ashel yang terlihat sedikit gugup.
"Van, lo bisa 'kan pulang bareng gw aja? Barang yang mau dibeli Flora kan nggak sepenting itu," katanya dengan nada sedikit memohon, meskipun dia berusaha terdengar santai.
Revan menghela napas pelan dan tersenyum.
"Shel, gw udah janji sama dia. Gw nggak bisa tiba-tiba batalin. Lagian juga Flora itu temen deket gw" ucapnya sambil menepuk pelan bahu Ashel.
Terdiam, Ashel hanya mengangguk pelan, tersenyum tipis meskipun ada rasa kecewa yang tak bisa ia sembunyikan sepenuhnya.
"Oke, ya udah... hati-hati aja," balasnya dengan suara yang terdengar sedikit terpaksa.
"Iya, Shel" Revan tersenyum lembut sebelum melanjutkan langkahnya menuju kelas Flora, sementara Ashel memandangi punggungnya dengan perasaan yang campur aduk.
Begitu tiba di depan kelas Flora, suasana sudah mulai sepi. Hanya ada beberapa siswa yang masih sibuk membereskan barang-barang mereka. Revan melangkah masuk dan mendapati Flora duduk di mejanya, memainkan ponselnya dengan santai. Melihat kedatangan Revan, Flora tersenyum lebar.
"Hah, lo beneran dateng," katanya dengan nada ceria, meletakkan ponselnya di atas meja.
Revan tersenyum, mendekat sambil menyandarkan diri di meja yang ada di depannya.
"Ya iyalah, kan gw udah janji. Jadi, mau beli apa?" tanyanya sambil menatap Flora.
Flora tertawa kecil, lalu berdiri dan mendekat ke Revan.
"Hmm... beli apa ya?" dia berpura-pura berpikir, menempelkan jari ke bibirnya.
Revan tertawa, merasa heran.
"Flo, serius. Lo nggak beneran mau beli sesuatu?" tanyanya, mulai menyadari ada yang aneh dengan tingkah Flora.
Flora terkekeh, kemudian mengangguk dengan ekspresi nakal.
"Bener banget, gw cuma iseng aja. Gw pengen liat gimana reaksi Ashel kalo tau lo nemenin gw. Kayaknya dia nggak suka banget lo sama gw" ucap Flora sambil tertawa.
Revan mengangkat alis, sedikit terkejut tapi tidak kesal. Dia tertawa kecil, menyadari permainan Flora.
"Seriusan? Lo cuman mau liat reaksi Ashel? Kenapa coba?" tanyanya, meski jelas Revan tak marah.
"Iya, waktu di kantin tadi dia kelihatan cemburu banget, kan?" jawab Flora santai sambil tersenyum usil.
Revan hanya menggeleng sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary : Called Love? (DelGit)
Fanfiction[Hanya Fiksi, Jangan Dibawa Ke Real Life] Revan Fidella Angkasa, cowok populer dan jago basket di sekolah, selalu dikelilingi banyak teman. Sikapnya yang ramah sering membuat cewek-cewek salah paham, mengira dia memberi harapan lebih. Namun, di bali...