Ketika suasana kantin sudah mulai sepi, Revan tidak perlu lagi mengantri panjang untuk membayar makanannya. Dengan santai, dia melangkah ke kasir, membawa sebungkus roti dan sebotol air mineral.
"Bu, roti satu sama air mineralnya ya" ucap Revan sambil menyerahkan uang lima puluh ribu.
Setelah menerima kembaliannya, Revan segera menuju kelasnya. Dia membuka pintu kelas dengan santai dan masuk sambil menggigit roti yang baru saja dibelinya. Kehadirannya langsung menarik perhatian Ferrel dan Tian, yang gembira melihat kondisi teman mereka membaik.
"Woy! Udah sehat lo, Van?" Ferrel menyapanya.
"Enak gak tuh bolosnya?" tambah Tian, melirik Revan dengan canda.
Revan tertawa kecil sambil duduk di kursinya.
"Gila, nyenyak banget gw tidur, brok!" jawabnya santai.
"Eh, bisa sakit juga lo ternyata, Van" Tian menepuk pundaknya sambil tertawa.
Ferrel menimpali.
"Dulu ngomongnya, 'Anak kost dilarang sakit'. Eh, sekali demam langsung ambruk"
Beberapa teman yang mendengar ikut tertawa. Suasana kelas menjadi lebih hidup dengan obrolan mereka. Setelah tawa mereda, Ferrel menatap Revan dengan sedikit khawatir.
"Tapi serius nih, lo udah beneran sembuh?" tanya Ferrel.
"Mendingan sih, cuma paling kepala gw aja masih agak pusing" jawab Revan, mengangkat bahu.
"Hebat juga, cepet sembuhnya" Tian berkomentar.
Revan tersenyum tipis, teringat sesuatu.
"Soalnya tadi gw didatengin kulkas. Jadi, panas badan gw ngilang gara-gara dinginnya itu kulkas" katanya dengan ekspresi geli.
Ferrel dan Tian mengernyit bingung, namun setelah berpikir sejenak, mereka menyadari siapa yang dimaksud Revan. Kulkas adalah sebutan mereka untuk Gita, yang terkenal dingin dan tak mudah didekati.
"Maksud lo Gita?" tebak Tian, yang dijawab anggukan ringan dari Revan.
Ferrel mengangkat alis, penasaran.
"Sejak kapan lo deket sama Gita sampai-sampai dia datengin lo? Dari kelas 10 sampai sekarang kagak pernah tuh gw liat lo ngobrol sama dia" tanya Ferrel.
Revan tertawa kecil dan mulai bercerita.
"Belum lama kok, baru kemaren. Gw kenalan sama dia waktu gw disuruh ngambil data di ruang OSIS. Trus, pagi tadi gw telat lagi. Gw manjat gerbang belakang, eh ternyata si Gita udah jaga di sana. Untungnya, dia gak ngehukum gw waktu tahu kalo gw sakit" jawab Revan.
"Ohhh!" sahut Ferrel dan Tian bersamaan, merasa cukup puas dengan penjelasan Revan.
Di tengah percakapan mereka, tiba-tiba suara dari pengeras suara sekolah terdengar jelas di seluruh kelas.
"Pengumuman! Kepada seluruh tenaga pengajar untuk berkumpul di ruang rapat. Jadwal rapat hari ini akan segera dimulai. Dan perhatian kepada seluruh siswa-siswi SMA Garuda 48, kelas kalian hari ini sudah berakhir, jadi kalian diperbolehkan pulang."
Begitu mendengar pengumuman itu, kelas langsung riuh oleh sorak bahagia. Revan tersenyum lega, kesempatan ini memberinya waktu lebih untuk istirahat di kost-an sebelum sore nanti harus pergi bekerja.
"Uhuy! Gas, nongkrong dulu, mumpung masih pagi" seru Ferrel dengan semangat.
"Gas! Ajakin yang lain juga" Tian menimpali sambil sibuk mengetik di ponselnya untuk mengajak teman-teman di grup mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/370649140-288-k262260.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary : Called Love? (DelGit)
Fanfiction[Hanya Fiksi, Jangan Dibawa Ke Real Life] Revan Fidella Angkasa, cowok populer dan jago basket di sekolah, selalu dikelilingi banyak teman. Sikapnya yang ramah sering membuat cewek-cewek salah paham, mengira dia memberi harapan lebih. Namun, di bali...