DCL - Part 6

1.2K 142 16
                                    

Gita menjadi sangat marah ketika melihat foto yang dikirimkan oleh Chika, dan itu tidak hanya satu. Foto-foto yang dikirimkan oleh Chika itu adalah screenshot-an akun media sosial Dion yang tidak diketahui oleh Gita. Lantas Gita pun langsung mencari semua akun itu di platform mereka masing-masing.

Jauh di lubuk hatinya, Gita berharap dirinya tidak menemukan semua akun itu. Namun nyatanya, semua akun itu benar-benar ada. Dan semua postingannya di setiap akun menampilkan wajah Dion dengan wanita yang berbeda.

'Jadi beneran...? Apa dari awal gw juga cuma salah satunya?' pikir Gita.

Seolah menolak untuk percaya, Gita kembali membuka akun tersebut lalu mengecek tanggal postingannya. Beberapa masih baru sekitar 2 sampai 4 bulan yang lalu, namun ada juga yang sudah dari 10 bulan yang lalu.

Emosinya yang sudah meluap-luap dari tadi tidak berhasil dia tahan, yang mengakibatkan tak tertahannya air mata yang membasahi pipinya. Gita menutupi wajahnya dengan bantal untuk meredam isak tangisnya. Namun dia sadar kalau Dion bukanlah sesosok laki-laki yang pantas untuk air matanya.

"Ngapain gw nangisin cowok brengsek kayak dia? Gak Gita, lo harus kuat" gumam Gita untuk menguatkan dirinya sendiri seraya mengusap jejak air matanya.

Tok... Tok...

"Gita, ayo turun!" panggil Jinan dari balik pintu kamarnya.

"Duluan aja, kak!" balas Gita sebelum turun dari tempat tidurnya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Di depan cerminnya, Gita menatap pantulan wajahnya. Dia sendiri sadar kalau rasa marahnya masih dapat terlihat dari tatap matanya, Gita mencoba menenangkan hati serta pikirannya karena dia tidak ingin orang lain tahu.

"Huff... Lupain dulu, jangan sampai orang rumah tau kalo gw habis nangis" ucap Gita pada dirinya sendiri.

Setelah membasuh wajahnya, barulah Gita keluar dari kamarnya dan turun ke ruang makan. Saat tiba di sana, adiknya Trisha sudah makan lebih dulu tapi Jinan masih menunggu dirinya.

"Sini duduk, piring kamu udah kakak ambilin" ucap Jinan ketika melihat kedatangan Gita.

"Makasih kak" balas Gita lalu duduk di samping Jinan.

Usai makan siang, Gita tidak langsung kembali ke kamarnya. Tapi dia memilih untuk membantu adiknya belajar di ruang keluarga. Dia perlu mengalihkan pikirannya dari Dion, dan mengajari Trisha adalah cara tepat.

"Kak yang ini gimana ngerjainnya?" tanya Trisha sambil menunjuk sebuah persoalan matematika.

"Kamu kalikan dulu yang bawah sama samping, baru ditambah sama yang di atas. Ubah dulu bentuk pecahan campurannya ke pecahan biasa, baru habis itu kamu bisa cari hasil akhirnya" jawab Gita.

Kinal tersenyum senang melihat anak-anaknya yang begitu dekat, dan memutuskan untuk mengambilkan cemilan di dapur untuk mereka. Meskipun sudah berusaha menyibukkan dirinya, namun pikirannya terkadang masih tertuju pada Dion.

'Gimana cara gw buat mutusin hubungan sama dia? Langsung kirim semua bukti foto itu 'kah? Atau gimana?' pikir Gita.

"Kak Gita, kalo soal cerita yang kayak gini gimana ngerjainnya?" tanya Trisha namun tak kunjung mendapat jawaban membuat dia menoleh ke samping, dan menemukan Gita yang tengah melamun.

"Kak Gita!" panggil Trisha sambil menggoyangkan tubuh Gita.

"Eh iya? Kenapa dek? Soal yang mana?" tanya Gita.

"Yang ini" jawab Trisha yang menunjuk nomor soal yang dimaksud.

Setelah selesai membantu Trisha, Gita kembali ke kamarnya. Dia duduk di kursi meja belajarnya sambil membuka ponselnya untuk kembali membaca riwayat chatnya dengan Dion. Kali ini Gita menanggapi perubahan Dion dengan serius, yang awalnya Dion akan membalas pesannya dengan cepat, tapi mulai 3 bulan yang lalu hal itu berubah. Dan lagi, perhatian Dion akhir-akhir ini tidak lagi sama. Dia sering menghilang tanpa kabar, lalu tiba-tiba saja muncul kembali dan mengajaknya jalan. 

Diary : Called Love? (DelGit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang