DCL - Part 9

722 116 5
                                    

Saat sudah tiba waktunya untuk pulang, Revan, Ferrel, dan Tian membereskan barang-barang mereka, bersiap untuk pulang.

"Jangan lupa temuin bu Desy di ruang guru" ucap Tian mengingatkan Revan.

"Huff... Iya gw ingat kok, tapi Rel temenin gw ya" balas Revan yang kemudian meminta Ferrel menemaninya.

"Ngapain? Kenapa harus gw?" tanya Ferrel.

"Lo mau pulang bareng Flora gak? Habis dari ruangan bu Desy kita ke kelasnya Flora, soalnya dia pulang sama gw hari ini, tapi gw ada jadwal" jawab Revan.

"Ohh... bilang dong, ya mau lah!" ucap Ferrel dengan semangat.

"Gw sama yang lain nungguin di parkiran aja, gw duluan ya" balas Tian yang berjalan keluar kelas lebih dulu dari mereka berdua.

Di depan pintu masuk ruang guru, Ferrel tidak masuk dan hanya menunggu di luar, sementara Revan masuk ke dalam. Di ruangan itu Revan berjalan menuju meja bu Desy, dan dia sedikit terkejut melihat dua sosok perempuan yang dia kenal sedang berbincang dengan guru matematikanya, yaitu Flora dan Gita.

"Itu dulu aja ya Flora, jangan lupa materi yang ibu kasih kamu pelajari lagi nanti minggu depan kita latihan tipis-tipis" ucap bu Desy.

"Baik bu" balas Flora.

Merasa sudah tidak mengganggu lagi, Revan pun membuka suaranya dan sedikit mengagetkan Flora dan Gita dengan kedatangannya.

"Permisi bu Desy" ucap Revan sambil tersenyum kecil.

"Astaga Revan! Kebiasan dah" balas Flora sambil menampar lengan Revan.

"Jadi langsung aja ya, Revan kamu ibu kasih tugas, ada 10 soal aja nggak banyak. Kamu kerjainnya bebas mau di mana aja, minggu depan harus di kumpul lagi ke ibu" jelas bu Desy.

"Hah?! Waduh bu, kalo 3 soal aja gak bisa?" tanya Revan yang malah menawar tugas yang diberikan kepadanya.

Sedangkan Flora sudah tidak heran lagi dengan nilai sahabatnya itu yang selalu bermasalah di mata pelajaran matematika.

"Gak bisa, kamu kerjain sesuai yang ibu kasih" jawab bu Desy.

Gita yang dari awal berada di ruang guru bersama dengan Flora kini menjadi bingung. Karena bu Desy sama sekali tidak menjelaskan urusannya dipanggil ke ruang guru, berbeda dengan Flora yang diberikan materi untuk persiapan lomba cerdas cermat, dan sekarang Revan yang diberi tugas. Sementara dia hanya berdiri di samping Flora mendengarkan.

"Maaf bu, saya ngapain ya dipanggil ke sini?" tanya Gita.

"Nah, kamu jadi gurunya Revan, mau 'kan Gita?" jawab bu Desy sambil tersenyum.

"Hah?!" ucap Revan dan Gita dengan sedikit berteriak.

"Kenapa harus saya bu?" tanya Gita.

"Kenapa nggak Flora aja bu?" tanya Revan.

"Heh! Nggak ya! Udah kapok gw ngajarin lo, minta diajarin malah ngilang, pas udah mau dikumpul malah minta jawaban ke gw. Gak ada, gak ada" ucap Flora sambil menunjuk wajah Revan.

"Karena ibu ngerasa kamu yang paling cocok buat ngajarin Revan. Dan Revan, ibu tau kamu dekat sama Flora, jadinya ibu gak mau kamu nantinya malah minta Flora yang ngerjain. Lagian Flora harus fokus buat lomba nanti" jawab bu Desy.

Mendengar jawaban bu Desy, Gita hanya bisa mengangguk setuju, padahal sebenarnya dia sangat malas jika harus mengajari seseorang, kecuali adiknya Trisha.

"Yaudah bu, saya mau" ucap Gita.

"Gak ada lain bu? Masa gurunya cuek gini bu" tanya Revan lagi.

"Gita tuh pinter, tegas, sama rajin juga, jadi gak ada kandidat lain sih. Cocok sama kamu yang susah meratiin guru, sama rada malas" jawab bu Desy dengan entengnya yang membuat Revan hanya terdiam tak percaya bahwa dirinya baru saja di roasting oleh gurunya sendiri.

Diary : Called Love? (DelGit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang