┊ GOODBYE, ALASTAR ┊ 24. Daven Gak Mau Kehilangan Mama!

24 6 16
                                    

╭┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈𖤐┈┈┈╮
-ˋˏ Hi! Enjoy reading my story ˎˊ-
╰┈┈┈𖤐┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈╯

Alastar baru saja selesai sarapan. Lien-hua meraih tisu di atas meja lalu menyeka bibirnya.

"Athar mau nanya, Mah," kata Alastar tanpa menatap wanita di hadapannya itu.

"Nanya apa?" Bingung Lien-hua.

"Mah, apa Athar bakal mati karena penyakit Athar?" Suara Alastar sangat lirih, tetapi Lien-hua masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kayaknya Athar udah gak perlu cuci darah deh, Mah. Percuma." Alastar menunduk. Lien-hua terdiam sejenak.

"Please, kamu harus tetep cuci darah, demi Mama, Thar.." Lien-hua mengernyitkan keningnya, gelisah.

"Tapi Athar capek, Mah..." "Sampe kapan Papah bakal kayak gitu terus?"

Lien-hua bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Alastar dan langsung memeluknya ketika berada di dekatnya.

"Athar sabar ya? Athar nya Mama kuat." Lien-hua mengelus-elus puncak kepala putranya kemudian mengecupnya.

Albiru sambil melayang mendekati Alastar. "Napa nih? Ngeluh lagi lo?"

Di sisi lain, Dasharra melangkah keluar dari rumah bersama Ezven. "Kamu nanti berangkatnya sama pacar baru kamu itu?" Tanya Ezven, posesif.

"Enggak. Buat sementara ini Alastar absen," jawab Dasharra.

"Kenapa?" Ezven mengernyit bingung.

"Dia ken—" ucapan Dasharra terhenti saat mendengar suara dering telepon. Ezven menarik keluar ponsel dari saku celana dan menerima panggilan suara.

"Ada apa?"

"Ada klien yang menunggu Pak Ezven."

"Saya segera ke sana." Ezven mematikan telepon dan beralih menatap putrinya. "Papah harus ke kantor."

"Berarti Papah gak bisa nganterin Dasha?" Tebak Dasharra.

"Bisa. Ayo, sekalian." Dasharra mengangguk lalu berjalan menuju mobil bersama Papahnya.

🌟🌟🌟

Alastar dan Albiru berjalan di koridor menuju kelas. "Lo sama Mayleen udah jadian?" Tanya Alastar. Albiru mengangguk.

"Iya. Pas ngasih bunga."

"Kok Mayleen mau sama setan tengil kayak lo?" Heran Alastar, kemudian terkekeh kecil. Albiru mendengus sebal.

"Thar, lo pernah di gigit nyamuk gak?" Tanyanya. Alastar sempat bingung kemudian menjawab.

"Pernah."

"Kenapa nyamuknya gigit lo?"

"Ya mana gue tau."

"Kok gak tau?!"

"Ya 'kan gue bukan temennya! Gue mana bisa denger suaranya!"

"Kalo lo gak bisa denger suara nyamuk, berarti lo budek."

"Gak jelas lo!"

"Ya iyalah! Yang jelas 'kan cuma cinta gue ke Mayleen."

"Beda dimensi! Beda dimensi! Gak cocok!"

"Cocok! Kalo gue bisa balik ke raga gue, gue bakal jadi manusia, sama kayak Mayleen!"

Sempat hening selama beberapa detik. Keduanya berjalan memasuki kelas. "Hai, Mayleen sayang!" Albiru melambaikan tangannya, sangat bersemangat.

GOODBYE, ALASTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang