┊ GOODBYE, ALASTAR ┊ 03. Kamu Bukan Anak Saya!

39 13 13
                                    

╭┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈𖤐┈┈┈╮
-ˋˏ Hi! Enjoy reading my story ˎˊ-
╰┈┈┈𖤐┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈╯

Jangan pernah menyia-nyiakan waktu karena yang sudah berlalu tidak akan pernah terulang kembali.




Alastar dan Narrell keluar dari rumah, setelah sarapan. "Lo duluan aja, Thar. Gue mau jemput Calysta dulu," kata Narrell. Alastar mengangguk.

Mereka menaiki motornya dan mengendarainya dari halaman rumah. Alastar berbelok ke kanan, dan Narrell berbelok ke kiri.

Narrell melajukan motornya menyusuri jalan kompleks. Calysta adalah pacarnya. Mereka masih berada dalam satu kompleks yang sama.

Di sisi lain, Lien-hua yang sudah rapi dengan pakaiannya melangkah keluar rumah.

"Mah!" Panggilan itu membuat Lien-hua berhenti dan berbalik arah, melihat Ren yang berjalan mendekatinya.

"Mah, Athar ke mana? Dia kabur dari rumah?" Tanya Ren. Lien-hua menggeleng.

"Enggak. Kemarin Athar nginep di rumah temennya," jawab Lien-hua.

"Ooh. Ren malah seneng tau, Mah, kalo Athar gak di rumah, gak ada anak haram." "Ren berangkat ya, Mah." Ren mengecup pipi Lien-hua dan berjalan menuju mobilnya.

"Hati-hati, sayang."

Entah sampai kapan suami dan putra sulungnya akan membenci Alastar karena kesalahpahaman yang dituduhkan kepada Alastar, pikir Lien-hua.

Wanita itu menghembuskan desah nafas. Suara dering dari ponsel yang di genggamnya mengalihkan atensinya.

Lien-hua menerima panggilan suara tersebut dan mendekatkan ponsel ke telinganya. "Halo?"

"Iya, iya. Saya ke sana sekarang," ucapnya sambil berjalan.

ㅤㅤㅤㅤㅤ┊⏳⌛⏳┊

Alastar melangkahkan kaki jenjangnya melewati koridor sekolah. Banyak siswi yang memandang dirinya kagum, terpesona dengan wajah tampannya.

Raut wajahnya datar, tanpa ekspresi. Ren berjalan di belakangnya bersama pacarnya, kemudian melewati Alastar.

"Nanti aku tanding basket. Will you accompany me, my darl?" Ujar Ren. Dasharra mengangguk seraya tersenyum.

"Of course." Ren mengusap-usap puncak kepala Dasharra.

Alastar memutar bola matanya malas. Ia muak, dia selalu melihat Ren dan Dasharra bermesraan setiap hari. Entah itu di sekolah, di rumah atau di tempat lain.

****

Alastar fokus mendengarkan guru yang sedang menjelaskan sesuatu di depan sana. Ia menunduk untuk menatap bukunya.

Tuk

Alastar mengernyitkan keningnya ketika melihat setetes darah di atas halaman buku yang sebagian sudah ia tulis.

Cowok itu menyentuh hidungnya untuk mengecek. Benar, dia mimisan. Selalu terjadi. Alastar menghela nafas lalu mengambil ranselnya.

Garvin melirik ke samping kanan. "Lo mimisan lagi?" Bisiknya. Dasharra menoleh ke kiri untuk melihat apa yang terjadi.

Alastar mengeluarkan sebungkus tisu dan menyeka hidungnya. "Alastar. Kamu kenapa?" Tanya guru wanita yang menyadari sesuatu terjadi pada muridnya itu.

"Gak papa, Bu, cuma mimisan," jawab Alastar.

GOODBYE, ALASTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang