Love of Lies
🍀🍀🍀
Dua hari yang lalu, saat Jiwon baru ingin sarapan, dia mendapatkan telpon dari pihak kepolisian yang mengakatan bahwa sang ayah melakukan percobaan bunuh diri dengan menggantung dirinya sendiri dengan baju yang dipakainya sendiri.
Ayahnya dilarikan kerumah sakit dalam keadaan kritis. Dengan nyawa yang sudah diujung tenggorokan, wajah yang pucat pasi dan leher yang sudah menghitam. Jiwon kalut, dia kelimpungan sendiri. Menangis tanpa henti disamping ranjang rawat sang ayah, menaruh harapan tipis agar ayahnya bisa bertahan.
Meski Jiwon tau, itu sulit terjadi.
Dan pagi ini akhirnya ayahnya menyerah, menghembuskan nafas terakhir yang selama dua hari ini bertahan dikerongkongan. Dengan hati yang tidak pernah bisa terima, Jiwon terpaksa melepas kepergian sang ayah.
Tanpa mengadakan acara pemakaman, karena dia tau tidak akan ada orang yang hadir meskipun hanya sekedar mengucap duka padanya. Jiwon lebih memutuskan untuk lansung menguburkan jasad sang ayah, bahkan Jiwon menolak untuk dilakukan outopsi.
Dan setelah pemakaman akhirnya Jiwon berada disini, kembali kerumah mereka yang beberapa bulan lalu diperjuangkannya mati-matian untuk sang ayah. Untuk tempat mereka pulang saat nanti ayahnya bebas nanti, Jiwon bahkan melakukan segala hal untuk melunasi rumah ini. Tapi ternyata mimpi sederhana untuk hidup damai dengan ayahnya harus terukubur dalam-dalam bersamaan dengan jasad sang ayah.
Jiwon meratap, kenapa nasibnya semalang ini. Belum selesai masalah kemarin dengan suaminya, sekarang masalah baru kembali menghampiri. Tuhan begitu tak adil pada hidupnya, apakah mungkin ini balasan karena segala dosanya dan dosa ibunya.
Jiwon menggapai secarik kertas berisi surat terakhir yang ditulis sang ayah, surat ini sudah diberikan oleh pihak kepolisian pada hari kejadian saat sang ayah melakukan bunuh diri, namun Jiwon menolak membukanya. Tapi nampaknya sekarang dia harus membuka surat itu, karena benda itu adalah satu-satunya yang tersisa dari sang ayah.
Jiwon terduduk dilantai, bersandar disisi ranjang, matanya basah dan bengkak, rabutnya acak-acakan, pakaiannya sudah tidak berganti dari 3 hari yang lalu, yang kini sudah berlumur tanah akibat berjongkok dipemakaman ayahnya tadi.
Mengelus perutnya dengan pilu, Jiwon baru sadar kandungannya tidak sebesar usianya. Kandungannya sudah berumur hampir 7 bulan tapi ukurannya masih belum terlalu besar. Mungkin kejadian akhir-akhir ini yang membuatnya stress berdampak buruk juga pada perkembangan janinnya.
Dia merasa kasihan, anaknya tak seharusnya ikut sengsara diantara semua kekacauan yang dia sebabkan.
Wanita itu kemudian menghapus air matanya kasar, tangannya gemetar membuka surat peninggalan ayahnya. Dengan perasaan campur aduk, matanya mulai meneliti tiap ukiran huruf disana. Ukiran cinta untuk terakhir kalinya dari sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of Lies (End)
Romance[end] "If you don't love me, then lie." "My life is full of lies, but I can't lie to my heart that I don't love you" A story by Savannazie Inspired by K-drama Queen of Tears