25. Kapal Pesiar 💅🏻💍

3.6K 313 40
                                    

~Satu Tahun Kemudian~
Ingatkan jika typo

Besok adalah hari ulang tahun Nana, rupanya Jeno sudah menyiapkan sesuatu yang tidak biasa. Tanpa di ketahui Nana, ayah dengan satu anak tersebut tampak bahagia.

Jeno menghabiskan sisa perjalan pulang dari dinas dengan raut sumringah, bersama si kecil Jisung yang duduk di sebelahnya. Mobil Jeno terparkir rapi di halaman depan rumah, katakanlah bahwa Hana sudah menunggu kepulangan tuan muda nya.

Hana membuka gerbang di iringi senyuman, kemudian mengikuti kemana arah mobil Jeno berhenti. Basement di dalam mansion mewah Jeno semakin sesak dengan berbagai koleksi mobil yang bertambah setiap bulannya.

Jangan heran kalau Jeno selalu ada mengadakan projek pembangunan di hunian mewahnya.

Juga mainan sang anak yang tidak kalah berkelas seperti kendaraan pada umumnya. Berjajar rapi di dalam sana.

"Tuan kecil, ayokk ikut bibi" Hana mengulurkan tangannya setelah pintu mobil di sebelah Jisung terbuka.

Helaian rambut hitam legam anak itu pun meliuk saking girangnya.

"Bunya—manyaa??" ujarnya.
*buna mana ??

"Ada tuh di kamar, lagi ngerjain endorsan sayang"

Jeno menggeleng dengan nafas berat. Pasalnya, walaupun hidup Nana serba kecukupan tetapi si manis selalu bersikeras untuk mencari pundi-pundi uang.

"Ngga papa atuh Jen. Nana kerja bukan berarti dia ngga puas dari apa yang kamu kasih ke Nana" ucap Hana, ia tau kalau Jeno memang tidak pernah suka jika Nana harus tetap bekerja.

Jeno menutup pintu mobilnya, mencoba memendam wajah lelahnya karena ucapan bibi Hana yang selalu menjadi penengah amarah.

Hana mengekor di belakang tuannya, dan benar saja—di lihatnya Nana tengah sibuk dengan barang-barang yang akan ia promosikan.

"Eh mass, udah pulang ya—bentar ya ini Nana—"

"—aku bisa sendiri" jawab Jeno, langkahnya lurus menuju kamar mandi.

Nana terdiam—mendapati Jisung yang seakan berpihak pada ayahnya.

"Nak, ngga mau nen dulu ya??"

Jisung menggeleng, menunjuk arah dimana sang ayah saat ini berada.

Nana berusaha tegar, sebenarnya hal ini sudah biasa ia terima. Nana mengulum bibirnya sebelum ia bangkit dari atas karpet yang sedari pagi menjadi singgasana nyamannya dalam mengemban tugas.

Walaupun Nana mengerjakan brand kecantikan miliknya sendiri, tetapi bagi Jeno ini adalah kesalahan.

Hana keluar dari kamar, membiarkan Nana masuk ke dalamnya kemudian Hana menutup pintu kamar tersebut.

"Huhhhhhhh,, bibi harap ngga ada apa-apa deh" Hana meremat apron yang ia pakai, kemudian melangkah turun ke dapurnya.

Kini, kamar menjadi saksi keberadaan pasutri tersebut. Jeno tampak melepas pakaian formalnya, dan si kecil—bermain dengan ria di atas kasurnya.

"Mass,,"

"Udah selese nyari uangnya?" jawab Jeno tanpa menoleh ke arah si manis.

"Kenapa lagi mass?? Kan emang udah jadi kebiasaan Nana setiap hari"

"Iya tau! Ngga capek apa, kerja terus?? Duit yang mass kasih ke kamu, kurang ??"

My Idiot Husband || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang