25. Halazia

84 11 1
                                    

25 Halazia

2400 kata wow
Happy reading
Jangan lupa komentar sama votenya














    "BUKA GERBANGNYA!!"










  Gerbang dinding Shina ditarik dan menghasilkan gemuruh akibat gesekan tuas-tuas raksasa berderit. Seluruh pasukan pengintai yang ada di Stohess sudah bersiap berbaris dengan kuda juga gerobak mereka didepan gerbang. Erwin sang komandan memimpin mereka didepan. Semuanya bergerak atas komandonya, menembus suasana malam tanpa penerangan cukup walau mereka membawa obor.

  Gerobak yang ditunggangi Eren bersama teman-temannya bergerak. Sasuke dan Naruto berada disamping mereka dengan kudanya sedangkan Sai ada dibelakang.
Apalagi Sai menggunakan senter dikepalanya hingga lumayan membantu mereka.

  "Dari mana kau dapatkan itu Sai-san?" Tunjuk Mikasa pada senter dikepalanya.

"Ini pemberian Fajar. Aku tidak tahu kenapa anak itu memberikanku senter tapi ternyata berguna juga." Jelas Sai.

  "Anak itu pintar dia tahu situasi disini." Ujar Levi.

  Armin menatap dinding yang mereka lewati.

  "Selama ini barisan titan raksasa melindungi kita dari titan.... Aku rasa pendeta Nick tahu soal dinding." Ujar Armin membuat Eren terkesiap.

  "Tentu saja! Selama ini dia tahu tetapi bungkam. Yahh.. dia cukup keras kepala.." Seru Hanji merangkul Nick.

  "Apa? Jadi, selama ini dia tahu titan didalam dinding?" Nick hanya diam tanpa sepatah kata apapun dari mulutnya ketika Eren berseru.

  "Yahh dia tahu, makanya itu aku membawa dia ikut serta. Agar dia menyaksikan sesuatu yang mungkin akan merubah pikirannya. Tapi pertanyaannya apakah dia akan tetap pada kepercayaannya yang membuat dia tutup mulut atau sebaliknya?...." Jelas Hanji.

  "Sial! Kalau kau tahu kenapa tidak memberitahukannya pada kami! Tidak ada yang lebih penting dari mencegah umat manusia dari kehancuran." Eren sedikit terhunyung akibat kondisinya belum stabil.
Mikasa menarik dirinya untuk duduk kembali.

  Pria bernama Nick itu hanya diam. Entah apa yang membuatnya bungkam seolah ia akan mati jika memberitahukan semuanya.
Levi mengeluarkan sebuah pistol dari balik saku jasnya.

  "Masih ada cara lain agar dia membuka mulut untuk menceritakannya. Kuharap tidak ada kekerasan yang terjadi dan lebih baik seperti itu." Levi memainkan pistol yang tersembunyi dan sedikit menodongkannya pada Nick.

Hanji mendengus kemudian bersandar dipinggiran gerobak. "Percuma saja kau mengancamnya. Aku sudah mencoba tetapi tetap saja dia bungkam. Kurasa pendeta ini tidak mengerti situasi... makanya itu aku penasaran kenapa ia bungkam dan alasan apa yang membuatnya tidak peduli pada umat manusia."



  "Hala..hala...hala..halazia..  hala..hala..hala..halazia." Nyanyi Naruto tanpa sadar membuat Sasuke menoleh padanya. Bukan hanya pemuda itu tetapi juga Eren, Mikasa, Levi dan Hanji juga menoleh padanya.

  "Naruto.." Naruto menoleh kearah Sasuke.

"Ada apa?" Tanyanya sembari mengangkat alis sebelah.

  "Kenapa kau bernyanyi nama koin itu?" Naruto terdiam sejenak lalu menyengir.

  "Tidak apa apa.. aku hanya terngiang lagu Halazia yang dinyanyikan oleh Amora-chan." Jelas Naruto.

  "Lagu itu memang enak didengar. Aku pernah melihat video penyanyi aslinya diponsel mereka. Mereka seorang boyband dari luar negeri nama grupnya Ateez dan menarinya pun sangat keren. Mereka juga tampan-tampan dan Amora menggemari semuanya." Levi melirik Sai yang menceritakan penyanyi lagu itu apalagi mendengar Amora yang menggemari mereka.

HALAZIA [ ATTACK ON TITAN X NARUTO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang