HI LEUTE!
DON'T FORGET TO SHARE MY STORY
HAPPY READING
Jangan terlalu percaya kepada orang terdekatmu karena apa? Bisa saja dia menjadi dalang dibalik semuanya.
ACACYA
Hari sekolah pun tiba. Lakahuna sangat menyayangkan ayahnya tidak jadi pulang kemarin. Padahal ia sudah mempunyai plan yang akan mereka jalankan. Dengan penampilan yang rapi ia berangkat ke sekolah menggunakan taxi online.
Lastri si gadis berpita langsung memeluk sahabatnya saat Lakahuna tiba di kelas. "Laka," serunya, senang.
"Sesak Las." Lakahuna mencoba melonggarkan lilitan tangan Lastri di lehernya. "Lepas," pintanya.
"Maaf Lak."
"Laka, Lak suka bangat lo gonta-ganti panggilan lo ke gue."
"Nama lo lucu. Ngambekan bangat lo."
"Terserah," pasrah Lakahuna.
"Masih pagi udah pada berkonflik. Kenapa?" tanya seorang gadis yang baru saja tiba di kelas. Gadis tomboy itu penasaran apa yang terjadi dengan kedua sahabatnya.
"Enggak berkonflik Rev. Lastri tuh," adu Lakahuna.
"Ngambekan dianya perkara nama panggilan juga," bantah Lastri.
"Udah jangan berantem adu mulut. Adu jotos aja mau?"
Lakahuna dan Lastri langsung menggeleng cepat.
Reva merangkul kedua pundak sahabatnya. "Mama gue baru pulang dari kota kemarin. Nih dibawa oleh-oleh." Reva mengamboksing semua makanan yang ia bawa. Mereka bertiga dengan sigap memakan. Tanpa menyisakan satu yang terbungkus utuh.
"Laka mau yang punya lo. Boleh, ya," pinta Lastri memohon.
Sebenarnya Lakahuna sangat suka coklat batang. Dengan berat hati ia menyerahkan bagiannya kepada gadis berpita itu.
"Makasih."
Itu bukan suara Lastri melainkan Reva. Sebagai kode agar Lastri mau berterima kasih kepada Lakahuna, tetapi tak kunjung tiba satu kata itu keluar dari mulut gadis itu.
Lakahuna menyenggol pelan lengan Reva. "Biarin aja. Lihat dia lahap bangat."
Mereka bertiga sudah selesai melahap. Waktu semakin berlalu sudah banyak murid yang berdatangan.
"Bukannya langsung kebersihan malah makan kalian," hardik seorang siswi dengan bandana putih yang sudah bersikap dada. Ber-name tag Laura.
"Heh gacenjel. Kita lapar, ya. Bukan urusan lo juga kita mau apa disini. Kita juga bakalan bersihin kelas kalau urusan perut selesai!" seru Reva dengan nada cukup tinggi. "Mau apa lo?" Reva sudah melipat kedua lengan bajunya. Seakan akan ingin beradu otot dengan gadis bandana putih itu.
"Gacenjel apa Rev?" kata Lakahuna.
"Gadis centil jelek."
Lakahuna menutup mulutnya agar tidak ada orang yang tahu bahwa ia sedang tersenyum dibalik kedua telapak tangannya.
"Gak lupa kan kalau gue punya cowok?" timpal gadis berbandana putih.
"Si cowok mokondo itu? Hahaha matre iya," cibir Reva.
"Yang penting fisiknya," ucap Laura.
"Terserah aduin sana sama cowok lo." Reva tersenyum sinis. "Sekarang," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴸᴬ᭄ 𝚔𝚊𝚑𝚞𝚗𝚊 (Ꭼᥒd)
Подростковая литератураᴸᴬ᭄ 𝚔𝚊𝚑𝚞𝚗𝚊, 𝚐𝚊𝚍𝚒𝚜 𝚊𝚗𝚝𝚑𝚘𝚙𝚑𝚒𝚕𝚎. 𝚂𝚒 𝚎𝚖𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐-𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊. 𝚃𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊𝚒 𝚃𝚞𝚑𝚊𝚗, 𝚝𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚗𝚌�...