BERTEMU TANTE VICTORIA

15 3 0
                                    

HI LEUTE!

DON'T FORGET TO SHARE MY STORY

HAPPY READING

Saat aku ingin benar-benar melihatmu, disitulah kita benar-benar berpisah.

ACACYA

Pukul 9.00 Van Debo datang bertamu ke rumah Lakahuna. Laki-laki itu menunggu Lakahuna di depan halaman rumah karena hanya Lakahuna yang berada di rumah.

Kurang lebih 15 menit Lakahuna menghampiri Van Debo dengan dress burgundy lengan panjang dan benda kesayangannya bros bunga. “Maaf Kak, gue lama,” ujarnya, kedua tangannya sibuk merapikan helaian rambut yang mulai beterbangan akibat dersik serayu.

Lakahuna membantu Van Debo untuk berjalan ke arah mobil laki-laki itu. Tujuan mereka ke rumah Van Debo.

Victoria ingin bertemu gadis itu. Ia ingin melihat orang yang mempunyai tempat di hati putranya.

“Umm Kak, Tante nyaman gak sih lihat penampilan gue. Gue pakai dress burgundy lengan panjang, gak ada nampak aurat. Aman gak Kak?”

“Aman! Asal lo pakai yang membuat lo nyaman udah aman itu.”

Kendaraan roda empat itu dengan baik mengantarkan mereka ke tempat tujuan.

Lakahuna terperangah melihat bangunan megah yang tepat di depannya. Mulutnya sedikit terbuka. Perlahan ia memandang Van Debo. Gila, batinnya, keheranan.

Mendengar tidak ada suara pergerakan dari Lakahuna, Van Debo bertutur, “ayo Lakukahuna. Kenapa berdiam diri?”

Gadis itu berjalan lamban dari belakang Van Debo.

“Nda?” panggil Van Debo. “Kita sudah datang. Nda dimana?”

“Bunda di ruang makan. Bawa dia kemari Nak!”

Lakahuna mencengkeram tangan kanan Van Debo. “Kak, gue nervous.”

“Tenang, Bunda gue bukan orang jahat.”

Victoria menelisik setiap pergerakan Lakahuna. “Namanya siapa?” tanyanya dengan tegas. Raut wajahnya juga menampilkan keseriusan.

“Lakahuna Tan,” sahutnya.

Di sela-sela pembicaraan mereka. Para pelayan menyajikan makanan dan minuman.

“Nama yang bagus. Sebelum ke pembicaraan berikutnya lebih baik kita makan. Saya harap tidak ada kata-kata selama kegiatan berlangsung.”

Lakahuna mengiyakan.

Lakahuna tidak tenang rasanya menikmati makanan mewah itu sebab fokusnya teralihkan ke laki-laki yang di sampingnya. Van Debo terlihat kesusahan untuk memisahkan tulang dari daging. Sudah berkali-kali laki-laki itu mencoba, nahas tak kunjung bisa. Anda saja Van Debo dapat melihat, dia tidak akan sesusah itu menyelesaikan masalah kecil.

Lakahuna ingin bersuara, tetapi takut kena teguran Bunda Van Debo.

Lakahuna mencuci tangannya terlebih dahulu walaupun ia menggunakan sendok. Gadis itu menepuk pelan tangan Van Debo dan mengambil alih pengerjaan laki-laki itu. Setelah selesai ia menepuk-nepuk kembali tangan Van Debo.

Ya, Van Debo mengerti itu. Gadis itu memperhatikan gue, batinnya.

Semua itu tidak luput dari penglihatan Victoria.

Acara makan selesai.

Peralatan makan sudah dibersihkan juga.

“Sepertinya putra saya sedikit manja saat ini,” kata Victoria memecahkan suasana yang tegang.

ᴸᴬ᭄ 𝚔𝚊𝚑𝚞𝚗𝚊 (Ꭼᥒd) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang