TERLUKA DAN BERDARAH

17 3 0
                                    

HI LEUTE!

DON'T FORGET TO SHARE MY STORY

HAPPY READING

Bukan hal yang luar biasa jika rasa sakit berasal dari orang yang kamu anggap sebagai keluarga.

ACACYA

Binar mata Lakahuna perlahan lindap usai berseteru dengan adik pertamanya. Kalbunya amat mengkal mendengar perkataan sang adik "cacat" ini kedua kali gadis anthophile itu mendengarkan perkataan pahit dari laki-laki.

Brak!

Pintu kamar gadis itu terbuka dengan keras sehingga menghasilkan bunyi yang keras. Ia berdiri menatap kedatangan Mamanya. Dapat Lakahuna lihat bahwa wanita di depannya itu tengah emosi. Itu terlihat dari kepalan tangan, tatapan tajam, dan raut wajah yang tidak bersahabat.

“DASAR KAMU!” Lana menjambak rambut Lakahuna. Mendorong tubuh anak gadisnya itu ke tempat tidur, memberikan tamparan di wajah sebelah kanan Lakahuna. “DASAR TIDAK TAU UNTUNG KAMU. SEHARUSNYA KAMU SADAR DIRI, JANGAN MENCARI MASALAH. SAYA MASIH BAIK TIDAK MEMBUNUHMU.” Kuku panjang wanita itu memberikan banyak goresan di leher Lakahuna.

Lakahuna meringis pelan. Tangannya berusaha melepaskan Mamanya dari tubuhnya. “Hentikan Ma,” lirihnya. 

“KAMU MENAMPAR SAGRIO, HAH? RASAKAN INI.” Lana pergi ke kamar mandi lalu kembali membawa tongkat pel. Wanita itu memukul tubuh Lakahuna tanpa berperasaan. Sungguh brutal dan keji.

“Ampun Ma, ampun.”

Lana tersenyum memandangi karya tangannya di tubuh Lakahuna. Sebelum wanita itu pergi. Ia menyempatkan diri untuk meludahi wajah Lakahuna.

Tubuh Lakahuna menggeligis saat luka-luka yang diberikan Mamanya mulai berdenyut-denyut. Lagi dan lagi ia menitikkan air mata. “Sakit, ayah pulang, sakit.” Perlahan gadis itu menyentuh luka di lehernya dan di sekujur tubuhnya. 

Pasti dia mengadu. Pikir Lakahuna.

“AAAA GUE BENCI SAMA JALAN KEHIDUPAN GUE. GUE BENCI, GUE BENCI SAMA TUHAN. GUE BENCI. APALAGI YANG MAU TUHAN LAKUKAN? GUE CACAT, GUE BODOH, GUE GAK CANTIK. GUE GAK TAU DOSA APA YANG PERNAH GUE LAKUIN! GUE GAK TAU TUHAN.” Sekuat tenaga Lakahuna melaung sampai-sampai suara gadis itu mulai serak diiringi tangisan. “GUE NYERAH. MATI AJA GUE TUHAN. MATI AJA!” Katanya sebelum matanya menutup.

꧁꧂

Seseorang datang menghampiri Lakahuna dan mengangkat tubuh gadis itu ke tempat tidurnya. “Ini pasti ulahnya,” gumam orang itu.

Orang itu tergesa-gesa menemui orang yang dimaksud. “LANA, APA-APAAN YANG KAMU LAKUKAN DENGAN LAKAHUNA?”

Lana terperanjat dari aksi dunia maya nya. “Aku jambak, pukul dengan tongkat pel, meludahi wajah gadis itu, memberi luka pada lehernya, dan aku lupa,” ujarnya santai.

“SIALAN,” maki Samuel.

Orang itu adalah Samuel. Betapa terkejutnya laki-laki itu menjumpai anak gadisnya tergeletak di lantai. “KAMU INI SEORANG IBU LANA!”

“Ayah dengar, ya. Tidak semua ibu di dunia ini baik. Tidak semua ibu di dunia ini menginginkan anak perempuan. Itu adalah aku. Aku benci dengan dia dan akan begitu seterusnya.”

Lana meletakkan ponselnya. “Ayah baru datangkan? Sini aku pijitin pasti capek cari nafkahnya. Jangan bela dia lagi, ya Ayah. Kalau kamu nekat aku gak akan segan-segan mengatakan yang sebenarnya kepada gadis sialan itu.”

Samuel aku dirinya kalah telak dan memang kelelahan saat ini. Laki-laki itu menaruh kepalanya di paha istrinya, sedangkan Lana memijat pelan kepala suaminya. 

ᴸᴬ᭄ 𝚔𝚊𝚑𝚞𝚗𝚊 (Ꭼᥒd) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang