JANJI PERSAHABATAN

12 2 0
                                    

HI LEUTE!

DON'T FORGET TO SHARE MY STORY

HAPPY READING

Janji itu harus ditepati, jika bukan berarti belum seharusnya berjanji.

ACACYA

Pagi hari Lakahuna dikejutkan dengan kehadiran sang ayah yang sudah ikut berbaur dengan adik-adiknya dan Mamanya di meja makan. Laki-laki yang berstatus sebagai ayah itu menatap dirinya dengan lekat.

Lakahuna bergabung dengan mereka. Ia mengaitkan tas punggung di kursi yang ia duduki. "Ayah kapan pulang?"

"Baru tadi malam." Samuel membuka kancing saku bajunya dan mengeluarkan tiga bros bunga. "Ini untuk Kakak."

Lakahuna menerima benda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lakahuna menerima benda itu. "Terima kasih Ayah," ujarnya, senang. Ia langsung menyimpan miliknya itu ke dalam tasnya.

"Ciuh itu saja senang. Murahan sekali selera gadis ini," ejek Lana. Wanita itu menatap tidak suka kehadiran Lakahuna.

"Ma hal kecil seperti ini yang membuat Lakahuna sadar bahwa kesenangan itu sangat berharga. Bahwa sangat susah untuk membuat hati senang. Seperti Mama. Mama tidak suka dan hati Mama pasti tidak senangkan!"

"Diam lah gadis sok tahu. Kamu pikir kamu tahu saya," hardik Lana.

Brak!

Sagrio menggebrak meja kayu itu. "Di sini bukan tempat untuk berdebat. Sedari tadi suasananya aman dan tentram sebelum kehadiran Kakak."

"Jaga mulutmu Sagrio," tegas Samuel. "Ambil makanan masing-masing dan makanlah dengan tertib. Ayah tidak mau mendengar suara yang berasal dari mulut kalian selama semua makanan belum habis. Satu lagi berdoa masing-masing."

"Ayam goreng Mama. Ayam goreng buat Stevan."

"Diamlah Stevan," bentak Samuel.

"Dia anak kecil Samuel baru kelas dua SD. Jangan membentaknya." Lana tidak terima jika suaminya memarahi anak bungsunya itu.

Samuel menghela napasnya. "Maafkan Ayah. Makanlah dengan tenang."

Stevan mengangguk.

Mereka menikmati hidangan yang tersaji tanpa menyisakannya.

Waktu berlalu mereka sudah kenyang. Lakahuna bergegas membawa bekas tempat makan mereka ke wastafel. Nanti sepulang sekolah akan dicuci olehnya.

"Ayah berangkat!" pamit Samuel. Lana, Lakahuna, Sagrio, dan Stevan membawa uluran tangan kanan Samuel ke kening mereka.

"Hari ini Sagrio dan Stevan Mama yang antar."

"Aku Ma?" tanya Lakahuna.

Lana memutar bola matanya. "Cari sendiri sudah besarkan. Stop bergantung kepada saya. Saya ini mustahil untuk baik kepadamu."

ᴸᴬ᭄ 𝚔𝚊𝚑𝚞𝚗𝚊 (Ꭼᥒd) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang