BUNUH DIRI TERTUNDA

18 3 0
                                    

HI LEUTE!

DON'T FORGET TO SHARE MY STORY

HAPPY READING

Ternyata masih ada seseorang yang peduli kepada ku dan dia bukan orang terdekatku.

ACACYA

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hati ini tepatnya pukul 15:00 pengumuman jalur undangan. Dengan excited Lastri membuka akunnya dan menampilkan warna biru. Dia lolos di pilihan pertama.

Bukan hanya dia, teman-temannya juga membuka ada yang mendapatkan warna merah dan warna biru. Murid-murid yang lolos me-list nama di grup yang bergabung dengan para guru.

Hati Laka amat masygul, gadis itu berada di kamarnya dengan secercah cahaya. Tangisnya mulai pecah. Ia mengangkupkan kedua telapak tangannya ke wajahnya. Benda pipih yang semula berada di tangan kanannya telah berpindah ke atas lantai. Ia ditipu lagi. 

“Pak guru itu bilang, murid pindahan gak boleh milih top 10 PTN dan Lastri masuk. Gue gak tau apa maksud guru itu. Gue benci, gue gak tahu harus percaya sama siapa lagi,” gumamnya.

Ia ingin memeluk seseorang untuk menyalurkan rasa sakitnya, ia ingin mendapatkan perhatian lebih saat berada pada salah satu titik terendahnya. Namun, ia sadar tidak ada yang dapat mengertinya. 

“Ayah, pulang,” lirihnya. Ia terduduk bersimpuh. “Kangen ayah.” Gadis itu mengarah ke arah lemari, seingatnya terdapat pakaian ayahnya. Waktu itu ia diminta ayahnya untuk mencuci bajunya, tetapi saat ingin mengembalikan ia tidak pernah berjumpa dengan ayahnya.

Ia memeluk erat lain itu seakan kain itu tubuh ayahnya. Saking kangennya ia sampai menyembunyikan kain itu dalam dekapannya. 

Jika bisa dikatakan ia lebih sayang ayah atau ibunya, gadis itu tidak mampu menjawab. Ayahnya dengan segala kebaikannya dan ibunya dengan segala hal yang mampu membuatnya untuk dapat hidup walaupun bisa dikatakan peran ibunya dalam pertumbuhannya kurang. Atau di zaman sekarang disebut dengan motherless.

Waktu kecil ia ingat bagaimana ayahnya mengikat rambutnya, memasak makanan untuknya, mengajarinya membaca, dan hal yang menyenangkan hatinya. 

Di balik semua itu, ibunya selalu saja melakukan hal jahat kepadanya. Namun, ia bukanlah anak yang tidak tau diri. Ia menerima semua perlakuan ibunya dengan baik 

Saking kecewanya, ia mengambil ponselnya dan berniat untuk melakukan hal yang mampu menurutnya mengurangi rasa sedihnya.

Circle Circle

Las, Rev, gue izin leave, ya! Thank you buat good memories yang pernah gue rasain saat bersama lo berdua. Gue minta maaf buat bad memories yang pernah lo berdua rasain saat bersama gue.

Anda keluar dari grup ini

꧁꧂

Di balik penghalang besi jembatan, Lakahuna memandangi aliran sungai dari hilir ke hulu. Jiwa iblisnya membawanya ke tempat itu. Rintik gerimis tidak mengurungkan niatnya.

Saat kaki kanannya terletak di atas penghalang jembatan, seseorang mencegahnya.

Van Debo, dengan tongkat  instisblind ia mendekati Lakahuna. Sebenarnya ia tidak tahu bahwa gadis itu ingin melakukan tindakan yang merugikan diri gadis itu sendiri. Ia tahu dari orang yang selalu bersamanya.

“Gue pikir lo gadis hebat yang tidak akan melakukan hal sebodoh ini,” serunya dengan lantang. Instisblind-nya ia kenakan ke kaki kiri Lakahuna. “Gue ternyata salah.”

ᴸᴬ᭄ 𝚔𝚊𝚑𝚞𝚗𝚊 (Ꭼᥒd) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang