BERBAGAI FOTO

11 3 0
                                    

HI LEUTE!

DON'T FORGET TO SHARE MY STORY

HAPPY READING

Buatlah memori sebanyak-banyaknya dengan orang terdekat kamu. Suatu saat ketika kamu sudah jauh dari mereka. Kamu bisa merasakan kenangan yang sudah di garap waktu itu dengan tetesan air mata.

ACACYA

Suasana kelas hari ini amat ricuh mengapa tidak karena para guru sedang melakukan rapat di kantor kepala sekolah. Para biduan jadi-jadian sedang asik bersenandung dan meliuk-liukkan badannya.

Kecil-kecil sudah jadi jamur

Janda-janda di bawah umur

Tiap malam dia susah tidur

Karena takut si kecilnya kabur

"LANJUT SIS!"

"Stop gacenjel. Mau jadi jamurnya si mokondo itu?"

"Kenapa jadi lo yang sewot. Lo cemburu karena gue bisa biayain cowok gue?" tanya Laura menggebu. "Gue ini anak orang kaya bokap punya banyak uang." Gadis itu sudah berkacak pinggang sekarang.

"Hello gacenjel. Lo pikir bokap lo aja yang kaya di sini?" Bokap gue juga kaya, ya!" seru Reva dengan nada cukup tinggi.

"Bukannya bokap lo udah di balik papan, ya?"

"Memang, tapi bokap ninggalin uang banyak. Punya warisan." Reva mendekat ke arah Laura. Ia memojokkan gadis berbandana itu ke tembok. "Apa takut? Panggil cowok mokondo itu?"

"Gue di sini? Lo mojokin cewek gue dan gue bakalan mojokin lo balik." Cowok itu mendorong Reva ke sudut ruangan tangan cowok itu sudah mengontrol tubuh Reva agar tidak bergerak. Reva telah terpenjara dalam kukungan cowok itu sekarang.

"Pipi lo merah. Make up-an lo or blushing probably ." Orang berbadan tegap itu menaik turunkan alis matanya. Mereka berdua saling tatap-tatapan.

Laura menatap ke duanya dengan tatapan bingung. "Pisah kalian-pisah. Enak aja lo natapin cowok gue kayak gitu. Gatel lo. Kalau gatel sini gue garukin." Laura mengeluarkan sisir kecil dari saku rok sekolahnya.

"Udah Sayang. Cewek itu caper aja. Kayaknya kurang kasih sayang. Seperti yang kamu bilang dia udah gak punya bokap jadi kamu taulah maksud aku kan?"

Bugh! Bugh! Bugh!

Reva menerjang punggung cowok mulut lemas itu dengan bertubi-tubi. Gadis itu tidak peduli siapa lawannya sekarang. "Anj*ng, bangs*t, setan, ba*i, bastar*y. Mati aja sekarang!"

"Wei gacenjel bawa ke luar cowok mokondo ini!" suruh Lastri.

"Kurang ajar. Gue sumpahin gak bakalan ada istri lo nanti."

"Udah Rev. Udah tahan emosi lo." Lastri berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Mau teriak," pinta Reva.

Lastri menggeleng.

"Teriak aja sepuas lo tapi jangan keras. Luapin emosi lo. Jangan dipendam nanti lo sakit sendiri," ujar Lakahuna.

"Kenapa malah nyuruh dia gitu sih," sewot Lastri.

"AAAAAAAA,"

sekali lagi Reva berteriak. "COWOK MOKONDO MATI AJA. MATI."

Perlahan Reva mampu menenangkan dirinya.

"Hello kelas. Bisa pulang karena para guru rapat nya masih lama," kata si ketua kelas dengan napas memburu.

ᴸᴬ᭄ 𝚔𝚊𝚑𝚞𝚗𝚊 (Ꭼᥒd) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang