SEMAKIN DEKAT

24 3 0
                                    

HI LEUTE!

DON'T FORGET TO SHARE MY STORY

HAPPY READING

Perlahan semakin mendekat, perlahan semakin menjauh.

ACACYA

Hari terakhir melaksanakan ujian akhir sekolah merupakan hal yang bahagia bagi Lakahuna-tidak bertemu lagi dengan Lastri dan Reva.

Mata pelajaran akhir yang harus ia tuntaskan adalah Sosiologi dan Ekonomi. Sosiologi masih dapat dijawab dengan mudah, tetapi tidak untuk Ekonomi karena ada hitungan yang harus Lakahuna kerjakan.

Seperti biasa, kertas buram yang ia terima digunakan untuk menggambar hal abstrak. Tunggu-tunggu, di kesibukannya ia teringat dengan si pemilik instiblind.

Mulai besok ia sudah tidak menginjakkan kaki di sekolah ini artinya ia punya waktu libur. Oleh karena itu, ia berniat untuk memberikan sesuatu kepada Van Debo.

Kalau dia tidak bisa melihat berarti sesuatu yang gue buat harus bisa ia raba fisiknya atau timbul. Gadis itu mengetukkan jari telunjuk ke bibirnya. Akalnya berkecamuk untuk mendapatkan ide yang baik. Oke gue bakalan beli benda itu, uang jajan gue yang gak gue jajanin cukup kayaknya, batinnya.

Habis sudah waktu untuk mengerjakan ujian terakhir kini setelah pengawasan keluar para pelajar heboh.

Kecuali Lakahuna, semuanya mengeluarkan handphone untuk memfoto-sebagai kenang-kenangan. Namun, ia tidak dapat langsung pulang karena guru sudah menyewa fotografer untuk foto angkatan serta berbagai drone yang dibawa murid yang mempunyai benda itu.

Suara dari mikrofon membuat para murid bergegas berbasis di lapangan. Si fotografer mengatur barisan mereka agar sesuai dengan yang dipesankan.

Bentuk barisan pertama para murid membentuk huruf SMA QUITOS, gaya yang kedua baris 3 bersaf-para guru di tengah-tengah dan kepsek memegang bendera Indonesia.

Setelah kedua gaya itu selesai, barulah ada gaya bebas. Bisa foto dengan crush, selingkuhan, mantan, pacar, simpanan, atau dengan siapapun. Aksi coret-coret tidak diperbolehkan di sekolah ini, para guru meminta agar seragam sekolah dapat diberikan kepada adik kelas yang membutuhkan.

Acara itu merupakan acara yang Lakahuna tidak suka. Ia ingin cepat-cepat pulang ke rumah.

Mengingat tentang foto, gadis itu jadi teringat sesuatu. Gue pengen foto sama Van Debo, batin Lakahuna. Kemarin saat ia meminta hal itu Van Debo tidak menjawab. Sudahlah mungkin belum tepat waktunya.

Ting!

Nomor yang tidak dikenal.

"Siapa, ya?" tanya gadis itu pelan

Besok free?

Siapa, ya?

Ini saya orang yang selalu bersama Van Debo, saya disuruh ngetik setiap kata yang dia inginkan untuk kamu.

Oh, saya free Pak.

Ok

Lakahuna jadi deg-degan sekarang. Untuk apa Van Debo menanyakan hal itu. Jangan sampai di luar ekspektasi lagi.

"Lak, ayo foto!" Reva datang bersama Lastri. "Mau kan?"

"Sorry Rev," kata Lakahuna. Gue udah terlanjur benci, tambahnya dalam hati.

"Kenapa sih susah bangat cuma untuk foto?" cibir Lastri. "Susah amat."

"Sorry Rev, gue pamit!"

ᴸᴬ᭄ 𝚔𝚊𝚑𝚞𝚗𝚊 (Ꭼᥒd) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang