Ini memang tidak seperti biasanya, karena entah mengapa hari ini Nadira Sava dan Berlin memilih kos kosan Keisya sebagai tempat untuk berkumpul, padahal biasanya mereka sering bertemu di apartemen Nadira yang lebih nyaman dan luas. Juga menurut Keisya, kosnya terbilang membosankan karena tidak memiliki banyak ruang gerak untuk aktivitas, namun ia juga tidak ingin mencegah teman-temannya untuk datang.
Saat satu per satu teman-temannya mulai terlelap, Keisya beralih dari meja rias ke kursi kerja, dan membuka laptop untuk menyelesaikan tugas kuliah yang menanti.
Terdapat sebuah kebiasaan yang menjadikan Keisya berbeda dari ketiga temannya; ia tak suka menunda-nunda pekerjaan, karena ia sadar jika setiap hari pasti akan ada tugas baru yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, untuk menghindari tugas menumpuk dan rasa malas, ia selalu menyelesaikan tugas-tugas tersebut di awal waktu.
Dengan hati yang lega, Keisya mengetuk tuts keyboard dan merasakan kepuasan yang mengalir ketika satu persatu tugas-tugas itu terselesaikan dengan baik. Setelah berjam-jam duduk di depan laptop, Keisya akhirnya menyelesaikan tugas makalah yang sudah dia kerjakan sejak semalam.
Keisya memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum berdiri dari kursi kebesarannya menuju kulkas. Ia meneliti isi lemari pendinginnya itu lalu mengambil beberapa bahan masakan di dalamnya, tiba-tiba tergugah untuk memasak sambil menunggu teman-temannya yang masih tertidur.
Sebenarnya di dalam kamarnya ada dapur yang bisa digunakan untuk memasak makanan sehari hari. Tapi pasti akan mengganggu, jadi dia menggunakan dapur luar supaya lebih aman.
Walaupun Keisya tidak terlalu jago masak, tapi jika hanya memasak ayam barbeque, bisa lah dia eksekusi sendiri, meski di sepanjang waktu memasak handphone yang menunjukkan tutorial untuk masakannya tidak pernah berhenti berputar. Kelewat beberapa detik saja sampai ia ulang takut ada bahan yang ketinggalan.
"Hmm, wangi apa ini." Tiba-tiba Asa, tetangga kosnya yang dua minggu lalu ribet urusan parkir mobil bergabung dengannya di dapur.
Keisya menoleh lalu menggeser sedikit tubuhnya gar Asa bisa melihat masakannya. "Gue masak nih, ada temen-temen gue dateng. Lo mau nggak? Ini gue masak dua puluh biji kayaknya nggak habis," ucap Keisya sambil menunjuk wajan berisi dua puluh potong paha bawah dan sayap ayam barbeque-nya.
"Makasih banget Kei, but, gue sekarang mau berangkat ngedate sama pacar. Mungkin lain kali kalau lo masak tawarin gue lagi ya," jawab Asa sambil mengusap lengan Keisya.
"Oh gitu. Oke, Sa, sukses kencannya."
Dijawab oleh Asa dengan cengiran, kemudian cewek itu berjalan meninggalkan Keisya keluar.
Ketika itu, Keisya telah menyelesaikan masakannya dengan sempurna. Dengan penuh kehati-hatian, ia memindahkan ayam barbeque-nya ke dalam kotak besar dan meletakkannya di meja makan. Kemudian setelah itu ia mencuci beberapa peralatan masak yang digunakan.
Setelah semua keperluannya di dapur telah usai, ia segera membawa kotak makanannya kembali ke dalam kamar. Sudah hampir dua jam lamanya dan temannya masih tertidur lelap.
"Nadira, Berlin, Sava, gue barusan masak nih, bangun sana cuci muka. Kita makan."
Hanya dengan modal suara, ketiga temannya itu sudah bangun dan bergantian mencuci muka di dalam kamar mandi. Kemudian mereka berempat duduk di atas karpet karet yang biasa Keisya gunakan saat sedang makan.
"Tolong bawain nasi sekalian rice cooker nya kesini Nad, biar nggak bolak balik."
"Lo kapan masak, Kei?" Tanya Sava sambil mencolek sedikit bumbu barbeque yang mungkin terlihat menggoda.
"Barusan selesai, nih baju gue bau bumbu."
"Makasih ya, repot banget anak kos kosan masak."
Nadira menggoda Keisya yang memang jarang menunjukkan kemampuannya di dapur. Temannya itu memang terkenal sebagai penggila ayam geprek yang selalu memesan makanan lewat aplikasi berlogo hijau. Bahkan Nadira tahu pilihan restoran ayam geprek favorit Keisya di sekitar kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate's Knot
General Fiction"Ayo pacaran, Kei," ajakan tak terduga itu meluncur dari mulut Heksa, membuat Keisya yang awalnya asyik bermain handphone mendongak, antara kaget dan bingung. Keisya yakin tidak salah dengar ketika melihat raut wajah Heksa yang begitu serius menatap...