tolong tandain kalau ada typo ya:)
..."Heksa..."
Keisya merasakan seluruh tubuhnya mati rasa, enggan bergerak. Melihat Heksa sedekat ini membuat dadanya bergejolak hebat. Ia memandang wajah tampan di depannya dengan takjub, meski berusaha sekuat tenaga menepis perasaan yang membuncah di dalam dadanya. Bibirnya bergerak untuk membentuk serangkaian kata, tetapi yang keluar hanyalah senyum tipis, sekilas, yang bahkan tak sampai ke matanya.
Heksa membalas dengan senyuman hangat, meski ada sedikit kekakuan yang tersirat. Matanya memancarkan kerinduan yang sama, tapi di dalamnya juga terdapat setitik kekhawatiran. Dengan langkah perlahan, dia mendekat, setiap gerakan kecilnya terukur, seolah-olah takut menghancurkan momen yang rapuh ini.
"Gue nggak pernah mau lo menjauh," Keisya berkata, suaranya lembut namun penuh ketegasan. Matanya yang besar dan bulat menatap langsung ke mata Heksa, mencari kejujuran di balik tatapan pria itu. Tangannya sedikit gemetar, tetapi ia tetap mencoba menahan emosi yang mulai menggelegak.
Heksa mengangguk perlahan, dan bahunya yang semula tegang mulai mereda, sedikit rileks setelah mendengar kata-kata Keisya. Ia menarik napas dalam-dalam, mempersiapkan dirinya untuk berbicara, "Sorry karena ngebuat lo bingung, Kei." Suaranya terdengar penuh penyesalan, dan tangannya yang sejak tadi berada di sisi tubuhnya kini bergerak-gerak gelisah, jari-jarinya seakan ingin mencari pegangan.
"Lo nggak menjauhi gue kan?" tanya Keisya dengan sedikit getaran di suaranya. Matanya sedikit menyipit, alisnya berkerut, menunjukkan ketidakpastian yang kini melingkupi pikirannya. Ia merasa gugup, dan tangan kanannya secara refleks memegang erat pergelangan tangan kirinya, mencoba menenangkan diri.
"Enggak, gue kacau," jawab Heksa.
Heksa kemudian mengulurkan tangannya, menggenggam lembut lengan Keisya, menariknya lebih dekat. Sentuhan itu terasa hangat, dan nyaman, seolah membawa kembali semua kenangan lama yang pernah mereka bagikan. Pintu di belakang mereka tertutup perlahan, meredam suara dari luar, seakan-akan dunia hanya milik mereka berdua saat itu. Udara terasa berat, detak jantung Keisya semakin tak terkendali, beradu dengan detak jantung Heksa yang berdetak seirama, menciptakan harmoni yang hanya mereka berdua pahami.
Keisya merasakan rindu yang selama ini ia tahan akhirnya menyeruak, terpancar jelas dari tatapannya yang terarah pada Heksa. Ia ingin mengungkapkan semua yang dirasakannya, namun kata-kata seolah tak mampu mewakili emosi yang memuncak.
"Say something," bisik Heksa, suaranya serak, penuh dengan harapan yang menggantung di antara keheningan. Tatapan matanya dalam, menembus mata Keisya, seolah mencari jawaban yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Keisya tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya melangkah lebih dekat, mengurangi jarak di antara mereka hingga hanya beberapa sentimeter yang memisahkan. Napasnya yang hangat terasa di wajah Heksa, membawa aroma manis yang begitu familiar di benaknya. Perlahan-lahan, tangannya yang lembut mengangkat untuk menyentuh pipi Heksa, jemarinya mengusap dengan lembut seolah ingin memastikan pria di hadapannya benar-benar nyata. Kepalanya sedikit miring, menatap Heksa dengan penuh kelembutan sebelum akhirnya menutup matanya perlahan.
Bibir Keisya menyentuh bibir Heksa dalam ciuman yang hati-hati, penuh kehangatan—ciumannya yang pertama, penuh rasa penasaran sekaligus kerinduan yang mendalam. Bibir mereka bersentuhan dalam ketenangan yang awalnya lembut, seakan mereka masih saling mencoba memahami keintiman yang baru terjalin. Namun, dalam hitungan detik, hasrat dan keinginan yang lama terpendam meledak, memuncak dalam diri mereka. Rindu yang selama ini terpendam mengalir dengan cepat, membuat mereka semakin tenggelam dalam ciuman itu.
Heksa merespons dengan intensitas yang sama, tangannya beralih ke pinggang ramping Keisya, menarik tubuh gadis itu lebih dekat hingga dada mereka bertemu dalam pelukan yang erat. Jari-jarinya merasakan kehangatan kulit Keisya di bawah kain tipis dress-nya, membuat perasaannya semakin membara.
Keisya mengerang pelan, desahannya lolos dari bibirnya saat ciuman mereka semakin dalam dan intens. Tangannya yang tadinya berada di pipi Heksa kini beralih ke belakang lehernya, jemarinya menyusup ke dalam rambut Heksa yang lembut, menariknya lebih dekat, seolah tidak ingin ada jarak yang tersisa di antara mereka. Heksa membalas dengan dorongan yang lebih kuat, tangannya melingkari tubuh Keisya, menggenggamnya erat seakan-akan takut kehilangan gadis itu.
Keisya merasa tubuhnya mulai melemas di bawah kekuatan gairah yang semakin tak tertahankan. Ciuman mereka semakin panas, bibir mereka bergerak dengan lebih intens dan cepat, seolah waktu akan mengakhiri momen ini terlalu cepat. Ketika Heksa akhirnya dengan lembut memecah ciuman mereka, ia mengangkat wajahnya untuk menatap Keisya dengan tatapan penuh keinginan yang tidak terucapkan. Matanya berkilat, seolah meminta izin untuk melangkah lebih jauh.
Keisya hanya menatapnya kembali dengan mata yang setengah terpejam, napasnya berat, dan dalam tatapan itu, Heksa menemukan jawabannya. Tanpa menunggu lebih lama, ia kembali mendekatkan bibirnya ke bibir Keisya, kali ini dengan ciuman yang lebih dalam, lebih kuat, penuh gairah yang sulit dibendung.
Dengan perlahan namun penuh keyakinan, Heksa menuntun tubuh Keisya hingga punggungnya menempel pada dinding di belakang mereka. Sentuhan dingin dari dinding memberikan kontras yang tajam dengan panas tubuh mereka yang saling bersentuhan. Jari-jarinya menyentuh kulit halus paha Keisya saat dress mini yang ia kenakan tersingkap lebih jauh.
Dengan lembut namun penuh keinginan, tangannya mengelus pahanya, dan jari-jarinya meremas pantat Keisya dengan perlahan, mengirimkan sensasi hangat yang menyebar ke seluruh tubuh gadis itu. Keisya menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan desahan yang hampir saja lolos dari bibirnya, tapi tatapan intens Heksa membuatnya sulit untuk tetap tenang.
...
TBC!!
Selanjutnya ada di KaryaKarsya, karena momen itu bersifat 21+🤍 Maaf banget karena harus meninggalkan kalian dalam kondisi kentang...
Konten yang terlalu eksplisit tentu akan aku bawa ke KaryaKarsa karena aku paham nggak semua orang yang baca sudah memenuhi usia.
Harapannya dengan di KaryaKarsa dan berbayar bisa membuat para pembaca akan bijaksana, antara membeli atau tidak. Tidak memaksa juga❤️🔥
Intinya kalian bisa baca di KaryaKarsa ya, dan kalau mau dapet lebih murah bisa beli yang bundle 10K aja (3 bab)😘
Kalau mau skip juga nggak apa-apa. Ceritanya akan tetap lanjut meskipun kalian harus melewatkan momen First time PASCA BADAI Heksa-Keisya kali ini, wkwk. Kapan lagi?
Untuk langkah-langkah baca di KaryaKarsa, aku kasih tutorial singkat disini ya:
1. Kalian buka dulu aplikasi KaryaKarsa atau buka di web https://karyakarsa.com/borderdayonee
2. Buat akun dulu dan daftar pakai email ya
3. Cari akun borderdayonee di kolom pencarian
4. Buka profilnya dan follow aku disana, hehe
5. Klik serial Fate's Knot dan kalian akan melihat beberapa bab additional disana, salah satunya Fate's Knot Additional Bab 28. Bahasa Tubuh [21+] itu
6. Klik aja tombol lanjut baca di bawah
7. Klik dulu tombol warna biru dengan price tag yang tersedia
8. Lalu pilih aja metode pembayaran yang kalian bisa. Ada banyak banget pilihannya jadi disesuaikan aja yang ada saldonya yang mana, hehe
9. Lalu sudah dehhh... Fate's Knot Additional Bab 28. Bahasa Tubuh [21+] nya sudah bisa kalian baca
10. Jangan lupa vote dan komen yaDan pasti, bab selanjutnya akan dipublish sesuai dengan urutan ceritanya :)
😊👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate's Knot
General Fiction"Ayo pacaran, Kei," ajakan tak terduga itu meluncur dari mulut Heksa, membuat Keisya yang awalnya asyik bermain handphone mendongak, antara kaget dan bingung. Keisya yakin tidak salah dengar ketika melihat raut wajah Heksa yang begitu serius menatap...