check in pt.2

1.7K 105 21
                                    

tolong tandain kalau ada typo ya:)
...

Di tengah denting jam yang terus berputar, suara deru mobil yang mengudara dan hembusan angin yang terasa dingin menyentuh kulit, Heksa hampir tidak bisa merasakan matanya memberat bahkan setelah apa yang dia lakukan. Rasa lelah tak hadir dalam gerak tubuhnya, membuatnya terjaga penuh sementara Keisya yang ada di sisi tubuhnya telah tertidur pulas.

Tangannya sesekali mengusap pipi gadis itu yang terasa lembut, merasakan kehangatan nafasnya yang berhembus teratur.

Cantik. Pikir Heksa.

Entah bagaimana, tapi semenjak bertemu dengan Keisya, dia seperti terperangkap dalam pesona gadis itu yang memabukkan. Pada pertemuan pertama, saat mata mereka bertemu dalam tatap yang tak sengaja, Heksa telah merasakan dadanya seperti diremas melihat wajah cantik Keisya yang berpoles sedikit make up.

Pertemuan kedua, terjadi karena dia memang telah mengatur siasat agar bisa bertemu dengan Keisya. Pertemuan-pertemuan selanjutnya, Heksa sangat menikmati apa yang terjalin diantara mereka, rasanya mengalir dengan baik dan memanggil rasa nyaman yang dia rindukan.

Hatinya ringan, tak pernah terasa sedikitpun rasa berat di hatinya ketika bersama Keisya seperti apa yang dia rasakan bersama gadis lain.

Dia jatuh cinta pada pandangan pertama kah?
Heksa tersenyum tipis, sambil mengeratkan pelukan kepada Keisya yang seketika itu mengernyit. Gadis itu terasa hangat dan pas dalam pelukan membuat Heksa tidak ingin melepas.

Namun tiba-tiba, sebuah gerak yang bukan berasal dari dirinya membuat Heksa terkejut kala mendapati Keisya mencoba menoleh ke arahnya.

"Heksa, jangan gerak terus," rengek gadis itu dengan mata terpejam. Lengannya membuat gerakan ingin menepis yang malah membuat Heksa tersenyum lebar. Terpaksa—Heksa melepas pelukan mereka.

"Kamu nggak tidur?" Tanya Keisya lagi.

"Aku niatnya mau ngeliatin kamu terus sampai pagi."
Dan tawa kecil gadis itu terdengar di sela tidurnya yang tak lagi nyenyak. Keisya yang semula menepisnya itu, menggerakkan tangan ke belakang, menarik tangannya yang sedang memainkan rambut dan membawanya ke pinggang, memposisikan tangannya dalam peluk hangat dalam selimut tebal.

"Peluk aja biar ngantuk."

Setelah Keisya berhasil terlelap dengan damai, Heksa perlahan bangkit dari tempat tidur. Meski tubuhnya sebenarnya masih terasa segar, pikirannya dipenuhi hal-hal yang belum tuntas.

Dengan gerakan hati-hati agar tidak membangunkan Keisya, dia mengambil laptop yang tersimpan di dalam tas. Suasana malam yang sepi dan hanya diterangi lampu tidur di pojok ruangan menciptakan atmosfer tenang, namun sekaligus menambah tekanan tak terlihat di benaknya.

Dia membuka proposal Rektor Cup yang sempat dikembalikan oleh Pak Wahyu sore tadi, menatap lembaran-lembaran file digital di layar laptop. Pikirannya berusaha fokus, mencari titik-titik yang harus diperbaiki. Jemarinya mulai menari diatas keyboard, menambahkan beberapa poin yang ia rasa perlu diperkuat.

Namun, di tengah kesibukannya, pikirannya sesekali melayang, mengingat beberapa hari lalu saat dia dengan Keisya menonton drama Korea bersama. Rasa penasaran tiba-tiba muncul. Dan seketika, dia berpikir jika mungkin sesaat dia bisa menyegarkan pikiran.

Dengan satu tekan, Heksa membuka aplikasi streaming dan mulai menonton drama yang dimaksud. Adegan demi adegan berlalu, dan tanpa sadar dia semakin tenggelam dalam alur cerita. Lampu kamar yang temaram, keheningan malam, serta lembutnya sofa seolah menariknya ke dalam rasa nyaman yang tak terduga. Meskipun tubuhnya terasa bugar, matanya mulai terasa berat.

Kantuk yang tadinya tak terasa kini mulai mengambil alih. Heksa berpikir mungkin bisa beristirahat sebentar, tapi kelopak matanya tak lagi bisa ditahan. Dalam sekejap, tubuhnya terbaring di sofa tanpa bisa dicegah, sementara matanya perlahan menutup rapat, mengizinkan dirinya tenggelam dalam tidur.

Fate's Knot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang