tolong tandain kalau ada typo ya:)
...Sore itu, tepat pukul empat, Keisya melangkah keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang segar dan wangi. Ritual mandinya kali ini terasa begitu menyenangkan setelah beberapa hari absen dari kebiasaan scrubbing dan berendam air hangat. Setengah jam terasa singkat, namun cukup untuk membuatnya merasa hidup kembali. Musik dari idol kpop kesukaannya mengalun cukup keras dari speaker yang dia pasang, membuat suasana kamar yang harusnya sendu itu justru terasa sebaliknya. Beat dari lagu Spine-Breaker tidak pernah salah, bahkan dalam keadaan matanya yang mengantuk sekalipun.
Di luar, suasana kos sore itu cukup ramai. Banyak penghuni kos yang mengundang teman-teman mereka dan memenuhi beberapa gazebo di dekat area parkir. Cuaca yang tidak menentu, mendung yang tiba-tiba datang disertai angin kencang mungkin menjadi alasan berkumpulnya mereka di sini. Keisya yang telah diberitahu tentang kemungkinan hujan, sudah mengantisipasi hal ini. Bukan dia sebenarnya yang mengantisipasi, melainkan Heksa.
Bicara soal Heksa, mereka memiliki rencana untuk keluar bersama malam ini. Dia enggan menyebutnya kencan, meski dalam hati kecilnya berharap demikian. Mereka sepakat untuk mengunjungi sebuah kafe yang lokasinya telah dia kirimkan kepada Heksa siang tadi. Dan yang membuat Keisya semakin bersemangat adalah Heksa yang mengatur outfit mereka untuk malam ini.
Merasa persiapannya sudah lengkap, Keisya memutuskan untuk tidur sejenak. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, merasakan kelembutan sprei yang baru diganti pagi tadi. Matanya perlahan terpejam, diiringi alunan lembut lagu ballad yang kini tengah mengalun dari speaker. Namun, baru saja Keisya hampir terlelap, ketukan pelan di pintu kamarnya memecah keheningan. Suaranya tidak terlalu keras, tapi cukup untuk membuat Keisya tersentak. Matanya terbuka lebar, refleks yang muncul akibat rasa terkejut.
"Siapa, sih?" pikirnya sambil menghela nafas panjang, sementara matanya mengerjap pelan, masih terasa berat oleh kantuk yang belum sepenuhnya hilang. Tubuhnya baru saja menemukan posisi yang nyaman setelah lebih dari setengah jam berendam di kamar mandi dan kini malah terkejut saat akan tidur.
Dengan sedikit menggerutu, Keisya akhirnya bangkit dari kasurnya secara perlahan. Rambut panjangnya yang masih setengah basah tersampir sembarangan di bahu, sesekali meneteskan air ke kaus longgar yang ia kenakan. Handuk tipis melingkar di lehernya, memberikan sedikit kehangatan di tengah udara sore yang mulai terasa dingin.
Meski sedikit enggan, Keisya akhirnya melangkah menuju pintu. Dalam hati ia berharap juga agar ketukan itu bukan dari seseorang yang ingin mengajaknya keluar. Jika ada yang mengganggu waktu istirahatnya sebelum bertemu Heksa nanti, bisa-bisa mood-nya berantakan.
Keisya membuka pintu dengan setengah hati tanpa menunjukkan antusiasme. Di hadapannya berdiri, ada Asa, tetangga kos dari lantai atas muncul dengan wajah cerianya disertai senyum lebar yang menghiasi bibirnya. Tangannya menyodorkan sebuah kotakan sushi platter besar yang membuat kening Keisya berkerut dalam.
"Asa?" Keisya memandang tetangganya. "Ngapain tiba-tiba bawa sushi begini? Lo baru pulang dari party atau gimana?"
Asa terkekeh sambil meletakkan tangan di pinggulnya dan menggeleng. "Gue lagi kedatangan teman-teman di kos dan kayaknya kita pesan kebanyakan makanan. Jadi gue pikir daripada mubazir, mending gue bagi-bagi aja. Dimakan ya."
Keisya menatap kotak sushi di tangan Asa dengan ragu sejenak. Namun perlahan senyum kecil mulai muncul di wajahnya. Tawaran makanan gratis jelas menggoda, apalagi di sore yang dingin seperti ini.
"Makasih banget, Sa. Repot banget!" ucap Keisya. "Tapi gue emang literally belum makan, by the way, jadi kayaknya pas banget," tambahnya sambil melirik isi kotak sushi itu dengan senyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate's Knot
General Fiction"Ayo pacaran, Kei," ajakan tak terduga itu meluncur dari mulut Heksa, membuat Keisya yang awalnya asyik bermain handphone mendongak, antara kaget dan bingung. Keisya yakin tidak salah dengar ketika melihat raut wajah Heksa yang begitu serius menatap...