Chapter 15: Jalan-jalan part 1

116 94 103
                                    

Gyra dan Zigar sudah sampai di rumah. Mereka langsung bergegas membersihkan badan mereka dan menuju ke ruang keluarga.

Di ruang keluarga, Ayah dan Bunda sedang tersenyum manis melihat kedatangan Kedua anak mereka.

"Ayah, tadi lihatkan ada dua kejadian di satu hari yang sama", Ujar Bunda menyindir Gyra dan Zigar.

"Eh iya bun, sumpahh sih kejadian paling langka", Jawab Ayah.

"Apa sih Bun, Yah, ngga jelas deh", Ujar Gyra.

"Iya nih gaje banget", Sambung Zigar.

"Apa sih bang lo juga sama", Ujar Gyra.

"Idihh lo kali", Ujar Zigar.

"Abang duluan", Ujar Gyra.

"Husst, udah-udah, kalian ini Ya berantem mulu", Ujar Ayah.

"Ayah tadi Gyra ngga sengaja Yah, orang Vagernya aja yang duduk di situ", Ujar Gyra membela dirinya.

"Iya deh iya, Ayah percaya", Ujar Ayah.

"Tapi.... kalau di sebelah kamu itu?", Lanjut Ayah ke Zigar.

"Apa sih Yah, orang Zigar tadi ngga sengaja nabrak. Terus buku-buku itu jatuh, ya udah Zigar bantuin, kan itu juga salah Zigar", Ujar Zigar.

"Hmm, masa?", Goda Bunda.

"Apa sih Bunda ihh", Ujar Zigar.

"Rasa in lo", Ejek Gyra.

"Gara-gara lo ini", Ujar Zigar.

"Wlekk", Ujar Gyra.

"Ck, untung gue abang yang sabar, pinter, penyayang dan baik hati", Ujar Zigar membanggakan diri.

"Si paling", Ujar Gyra.

"Hahaha ada-ada saja kalian ini", Ujar Ayah.

Mereka pu berbincang-bincang santai sampai tak terasa waktu sudah malam. Mereka pun langsung pergi ke kamar untuk tidur.

Ke esokan harinya adalah weekend keluarga Gyra memutuskan untuk pergi jalan-jalan. Tapi, kayanya lebih ke belajar sambil jalan-jalan dehh, mereka saja jalan-jalannya ke museum. Ya begitulah,  Gyra paling senang jalan-jalan ke museum karena banyak hal-hal yang menarik untuk dilihat dan dipelajari.

Sesampainya di museum mereka langsung menuju loket untuk membeli tiket masuk. Setelah itu mereka pun masuk ke museum.

"Yah tumben ngga ke museum yang biasanya", Ujar Gyra membuka percakapan.

"Bosen lahh, ya kali mau kesana terus", Jawab Ayah.

"Owalah udah 20× baru bosen", Ujar Zigar memasang muka malas.

"Oh ya udah yuk kita pindah ke museum biasanya aja", Ajak Ayah.

"Jangan Yah, nanti disana Gyra cuma malu-malu in", Ujar Zigar.

"Apaan sih kan pas itu Gyra ngga tau kalau itu bukan abang", Ujar Gyra.

Flashback On:

Saat Gyra sedang fokus ke pajangan yang ada di museum Gyra menggandeng tangan abangnya tanpa melihat dulu.

"Bang yang itu namanya apa ya?", Tanya Gyra.

"Hah?", Tanya balik dari seseorang.

"Ck, yang itu Bang", Ujar Gyra sambil menunjuk pajangan itu.

"WOY LEGYRAA", Teriak seseorang dari seberang.

Gyra pun menoleh.

"Hah?? Abang?",

Lalu Gyra pun menoleh ke samping tempat dimana orang yang ia gandeng berdiri.

"Kenapa?", Ujar orang itu.

"Eh maaf pak saya ngga tau, saya kira bapak kakak saya", Ujar Gyra cengegesan.

_"Sumpah gue malu banget",_ Ujar Gyra. Apalagi ditambah banyak orang yang menatapnya.

"Eh maaf pak anak saya emang agak ngelag orangnya", Ujar Ayah sambil menggiring Gyra agar menyusul Zigar.

"Untuk hari ini lo bukan adek gue", Ujar Zigar.

"Ck sumpah Bang gue ngga tau", Ujar Gyra menahan malu, apalagi tadi Gyra sudah berjalan sejauh 10 meter dari Zigar dan orang tuanya.

Flashback Off.

"Sumpah sih kalau di inget lagi gue malu bangett", Ujar Gyra.

Mereka pun fokus melihat banyak pajangan kuno sambil mendengar penjelasan dari petugas museum. Tak terasa lama sudah mereka disana, mereka pun memutuskan untuk mencari makan siang.

"Kita makan siang dulu yuk." Ucap Gyra."kuy'lah udah laper gue."Ujar Zigar. Tanpa bertele tele mereka pun mencari makan.

"Ada penjual nasi goreng tuh, kita beli makan nasi goreng aja gimana." Tawar Bunda, "Ide bagus tuh." Ucap Zigar. Dan mereka pun menuju penjual nasi goreng, "Pak, kita pesen nasi goreng nya 4 ya." Ucap Ayah kepada penjual nasi goreng.

"Oke pak." Ucap penjual nasi goreng, "Oh ya pak buat saya jangan terlalu pedes ya." Ujar Bunda.

"Buat saya yang pedes banget ya pak." request Gyra.

"Kalau buat saya, sama ayah saya pedesnya yang pas pas aja." Ucap Zigar.

***

Pesanan pun sudah siap disajikan, "pesanan sudah jadi, silahkan bapak, ibu, mas, mba." Ucap Bapak penjual nasi goreng sembari tersenyum.

Kini mereka berempat pun langsung menyantap nasi goreng nya itu."wih enak banget loh."Ucap Gyra.

"Iya enak." Ucap bunda. Ayah dan Zigar hanya mengangguk angguk tanda meng"iya"kan apa yang Bunda dan Gyra omongin.

memory in my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang