"Jadi gimana rasanya pacaran sama brondong? "
Becky bertanya sambil tertawa di suatu sore saat ia dan Diandra sedang minum kopi di sebuah cafe dekat kantor."Gede... "
"Kuat..... "
"Tahan Lama.... "
Jawab Uli, teman Diandra dan Becky yang ikut bergabung dengan mereka sore itu.
Uli dan Becky tertawa terbahak-bahak, mereka seakan puas meledek Diandra yang kini termakan omongannya sendiri sebab ia pernah berkata bahwa ia tidak mungkin akan bersama Nathan.
Dan kini, ia menikmati ledekan teman-temannya itu karena itu memang kebenaran yang tak bisa ia sembunyikan dari sahabat-sahabatnya itu."Puas lo pada ngetawain gue"
Ucap Diandra yang juga ikut menahan tawa."Jangan marah dong, cerita lagi...cerita lagi"
Pinta Uli dengan mimik muka serius ingin menyimak cerita dari Diandra."Dia ngajak nikah"
Ucap Diandra singkat."Trus ?"
Tanya Becky dan Uli bersamaan.Diandra tidak menjawab, ia hanya mengangkat pundaknya menyiratkan kebingungan atas ajakan Nathan. Lalu sesaat kemudian Becky dan Uli saling mengode satu sama lain dengan saling bersenggolan lengan ketika melihat Nathan datang dari arah belakang tempat duduk Diandra.
"Berondong lu dateng"
Ucap Becky berbisik."Gilakkkk ganteng banget ,Di"
Ucap Uli yang kedua matanya tak lepas dari Nathan yang sedang berjalan mendekat ke meja mereka.Nathan tersenyum saat sampai di meja itu. Ia menyapa kedua teman Diandra dengan sopan. Diandra hanya melirik saat sentuhan Nathan menghangat di pundaknya. Pundaknya yang di sentuh tapi hatinya ikut menghangat.
Diandra duduk membelakangi Nathan, sedangkan Nathan masih berdiri di belakang Diandra sembari tangannya menyentuh pundak kekasihnya.
Becky dan Uli yang memang banyak bicara segera akrab dengan Nathan. Dan Nathan juga antusias menanggapi obrolan dari teman-teman Diandra."Duduk lah, ngobrol dulu kita Nath"
Ucap Uli meminta Nathan untuk duduk."Nggak..... Nggak bahaya kelamaan ngobrol sama kalian"
Diandra menolak dengan bangkit dari duduknya. Dan segera menggandeng Nathan untuk segera pergi bersamanya."Hey Nath, jangan lupa beli lagi buat stok"
Ucap Uli setengah berteriak kepada pasangan baru itu."Jangan cuma 4 woyyyy!! "
Tambah Becky yang kemudian memunculkan tawa.Nathan yang sudah sedikit menjauh kemudian menjawab dengan tawa.
"Stok aman sampe sebulan"
Diandra sedikit terkejut dengan jawaban Nathan, mulutnya terbuka, matanya membulat dan hanya gelengan kepala yang bisa ia lakukan atas ucapan kekasihnya yang baru saja ia dengar.
Nathan tersenyum melihat reaksi Diandra kemudian merangkul kekasihnya dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi Diandra yang telah merona malu.***
Sebuah kado telah terbungkus. Kado untuk seorang bayi laki-laki yang lucu dan baru saja lahir. Nathan menggandeng Diandra di lorong rumah sakit bersalin. Mereka akan menjenguk Diva yang dua hari yang lalu melahirkan. Mereka sudah janjian dan seperti bertemu teman lama Diva dan Shayne menyambut Nathan dan Diandra dengan akrab.
Diva antusias menyambut pasangan itu, ia sempat meminta maaf kepada Diandra karena salah mengira saat bertemu di supermarket. Diandra mengatakan tak masalah, walaupun sebenarnya pada hari itu ia begitu cemburu hebat.
Saat Nathan dan Shayne keluar untuk mengobrol, Diva banyak berbicara tentang Nathan yang begitu mencintai Diandra, dan Diva adalah saksinya. Bagaimana ia menemukan kalung berinisial D yang sekarang menggantung cantik di leher Diandra. Kalung yang hilang sebelum akan di berikan Nathan kepada Diandra sebelum Thom memberinya. Dan Nathan yang patah hati kemudian memutuskan pindah ke kantor cabang untuk menenangkan perasaannya setelah Diandra menyuruhnya untuk menjauh. Namun alih-alih menjauh takdir justru menuliskan sebaliknya. Sekarang mereka menjadi pasangan.
"Kamu harus liat pas Nathan galau dan kamu akan bersyukur dia sekarang bersama kamu"
Ucapan Diva itu begitu menohok hati Diandra, ia tahu pernah melukai Nathan. Namun tak pernah tau bagaimana Nathan menghadapi lukanya.
Benar kata Diva, ia harus bersyukur sekarang. Karena laki-laki yang sekarang menjadi miliknya begitu dalam mencintainya.Tangisan bayi terdengar karena Marlo, nama anak mungil itu yang menangis terbangun. Shayne dan Nathan segera masuk. Shayne berubah jauh dari yang dulu emosional menjadi hangat dan lembut. Diva bercerita kepada Diandra, bahwa Shayne punya masalah mental soal itu. Namun ia bersedia terapi dan meminum obat. Perubahan besar itu terjadi setelah ia mendengar Diva mengandung anaknya. Shayne yang baru menjadi ayah selama 2 hari sudah mahir menggendong Marlo. Ia bahkan menawari Nathan untuk mencoba.
Bayi kecil nan gemas itu sekarang ada dalam gendongan Nathan. Nathan begitu berhati-hati, bibirnya tak berhenti tersenyum. Kemudian Nathan melirik Diandra, seperti mengisyaratkan sesuatu, bahwa ia juga ingin segera menggendong anaknya sendiri.
***
Minggu pagi, Diandra sudah bersih dan wangi. Ia menunggu jemputan Nathan di depan rumahnya. Satu tangannya menggenggam Alkitab. Tak lama Nathan datang, dengan kemeja putih panjang longgar. Mereka terlihat serasi dalam balutan warna putih.
Dalam ketenangan khotbah yang runtut dari sang pastur. Tangan Nathan menggenggam Diandra yang hanyut dalam puja pujinya.
Kemudian sebuah nyanyian mengalun memuja Tuhan sebagai bentuk rayu, karena mereka benar-benar ingin menyatu. Maka dalam sebuah ayat yang di lantunkan.Filemon 1 : 4
"Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali mengingat engkau dalam doaku"
Diandra meneteskan air mata, karena sekarang ada nama Nathan dalam doanya. Disampingnya Nathan tak henti juga berdoa, entah apa.
Saat menatap Nathan yang bersungguh-sungguh, Diandra sadar dirinya sudah tak terkurung dalam keraguan. Kini ia sudah meletakan seluruh pasrahnya dihadapan mesbah Tuhan.Seorang laki-laki dengan bola mata abu berkaca-kaca meyakinkannya tentang sebuah kasih, tanganya makin erat menggenggam ketika nama Diandra keluar dari mulutnya dalam untaian doa. Nathan mengucap lirih lembut memohon dan merendah serendah-rendahnya karena yang ia inginkan adalah Tuhan mengangkat tinggi cintanya.
Tempat yang tinggi, seperti sebuah takdir. Jadilah harapannya menyambut Diandra sebagai pengantin bergaun putih."Apa yang kamu doakan? "
Tanya Diandra di samping Nathan ketika ibadah telah selesai dan sebagian jemaat telah pulang."Aku ingin menemui mu di Altar lalu mengucap janji, dan di tahun-tahun selanjutnya kita sudah bisa melewati misa bersama bertiga atau berempat. Aku penasaran Tuhan akan memberi kita berapa"
Jawab Nathan dengan senyum."Kalau Tuhan tidak memberi satupun? "
Tanya Diandra pada sebuah kemungkinan."Berarti Tuhan tau, denganmu saja aku sudah cukup"
Nathan menjawab dengan keyakinan.Siapa yang kemarin nyuruh tobat ?
Cerita ini akan berakhir dalam beberapa bab, yang di bab selanjutnya hanya ada yang manis-manis.Happy Sunday, See You Soon 🕊

KAMU SEDANG MEMBACA
Minefiels
Fanfiction"Because I'm not dating my brother's friend" Ucap Diandra segera membuang pandangan untuk menghindari tenggelam dalam tatapan Nathan yang begitu dalam. Namun Nathan tak tinggal diam, ia meraih tangan Diandra untuk untuk tetap dalam kendalinya. Tubuh...