Air mata Nathan telah kering, sekarang pandangannya membeku pada segelas negroni di genggamannya. Itu gelas ketiganya malam ini. Ia masih cukup sadar untuk merasakan kehadiran Thom di sampingnya. Thom duduk di samping Nathan yang bahkan tidak menoleh ke arahnya.
Thom menjelaskan segalanya pada Nathan tentang apa yang terjadi. Tentang mantan istrinya yang begitu berbahaya untuk keselamatan Diandra dan tentang pertemuan yang tak di sengajanya di kantor polisi.
"Do you still love her? "
Tanya Nathan usai penjelasan dari Thom berakhir."Aku tidak berharap apapun, aku sudah melukainya"
Jawab Thom yang duduk di samping Nathan di meja sebuah bar yang lengang.Nathan menoleh ke arah Thom dan mengarahkan tangannya ke kerah baju Thom untuk menariknya. Nathan begitu bersungut-sungut dengan emosi saat memandang wajah Thom yang lesu.
"DO YOU STILL LOVE HER!! JAWAAAAAABBBB!! "
Teriak Nathan yang membuat mereka menjadi pusat perhatian."Iya sangat. Aku masih cinta Diandra. Trus kamu, KAMU JUGA SUKA SAMA DIANDRA KAN!! Persetan perasaanku nath, sekarang udah ada kamu"
Thom mendorong tubuh Nathan.Nathan menggeleng, matanya berkaca-kaca.
"Aku pikir semuanya mudah saat kamu udah nggak ada. Tapi baru seminggu kalian putus dia ngiris tangannya sendiri, butuh 2 kantong darah untuk Diandra bisa sadar lagi. Setelah itu, Diandra butuh waktu untuk normal lagi. Aku pikir habis ini pasti dia bisa buka hatinya lagi, aku udah bisa liat senyumnya. Tapi enggak, dia bahkan ngga bisa jawab perasaannya. Dia ragu, mungkin dia masih nunggu kamu"
Nathan kemudian berlalu meninggalkan Thom yang terpaku mendengar jawaban Nathan yang begitu membuatnya perih. Sebesar itu luka yang ia tinggalkan untuk Diandra. Ia salah menilai, bahwa Diandra akan kuat saat ia tinggalkan. Ia mengira hanya butuh beberapa hari bagi wanita secantik Diandra untuk melupakannya. Namun, ia salah. Diandra sangat lemah pada sebuah perpisahan.
***
"Kita ngapain sih disini, Di ?"
Tanya Yuki kepada Diandra yang pagi itu harus menjalani mediasi di pengadilan agama."Ya, ini prosedurnya kayak gini"
"Nanti gue ketemu dong sama Rizal dong"
"Ya iya kalian kan udah sepakat mau mediasi dulu. Itu orangnya dateng "
Ucap Diandra sambil berdiri menyambut salam dari kuasa hukum dan suami Yuki yang bernama Rizal.Mediasi pun berjalan alot, mereka sama-sama kekeuh pada keinginan untuk segera berpisah. Berbagai masalah mereka pun di buka. Yuki membela diri atas tuduhan selingkuh dari Rizal. Begitu juga Rizal yang mengaku sudah merubah sifat sedewasa mungkin dan mencoba menjadi sebagaimana sosok yang di inginkan Yuki.
"Jadi kamu nggak selingkuh? "
Tanya Rizal dengan nada tinggi."Ya enggaklah"
Jawab Yuki yang tak kalah meninggikan suaranya."Trus ngapain kamu pergi berduaan ke Bandung sama laki-laki itu"
"Dia temen aku SMA"
Suara Yuki mendadak menjadi lirih."Iya trus"
"Katanya dia bisa bantuin cari label buat kamu"
Kepala Yuki tertunduk."Apa?? Kamu nyariin label buat aku. NGAPAIN? Kamu berulang kali ngomel sama aku. Kamu harus dewasa, kamu harus kerja kantoran. Stop nge band bla bla bla bla. Trus sekarang kamu alesan nyariin label buat aku"
Ucap Rizal penuh emosi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Minefiels
Fanfiction"Because I'm not dating my brother's friend" Ucap Diandra segera membuang pandangan untuk menghindari tenggelam dalam tatapan Nathan yang begitu dalam. Namun Nathan tak tinggal diam, ia meraih tangan Diandra untuk untuk tetap dalam kendalinya. Tubuh...