Stadion Madya hari itu cukup lengang. Nathan datang di waktu sesuai yang diberikan oleh Lino. Kali ini tim yang akan di belanya bernama Excelsior. Ia mencari-cari Bens tempat duduk rekan setimnya.
Sebuah tepukan di punggung sedikit mengejutkannya. Seorang laki-laki tinggi dengan rambut hitam klimis dengan kumis menyapanya."Hey, Nathan right ?"
Sapa Thom ramah. Thom sudah di kabari Lino bahwa Nathan temannya akan menggantikannya bermain sepak bola hari ini."Yes, and?? "
"Thom. Thom Haye"
Mereka kemudian berjabat tangan. Rasanya Nathan benar-benar tidak asing dengan wajah Thom. Namun ia lupa melihatnya dimana.
Tentu saja familiar, ia sudah pernah melihat Thom mengobrol mesra dengan Diandra saat dia sedang mempersembahkan gol untuk wanita itu. Tapi saat itu jarak sangat jauh, lagipula Nathan pulang duluan karena sudah panas terbakar cemburu. Jadi ia sama sekali tidak ingat dimana ia bertemu Thom. Di tambah Lino tidak menyebutkan sama sekali siapa Thom yang sekarang sudah menjadi pacar kakaknya."You ready? ".
Tanya Thom sambil melempar jersey Excelsior"Always"
Jawab Nathan antusiasPermainan Nathan dan Thom sebagai tandem di lini tengah sangat apik . Nathan langsung klik dengan cara permainan Thom yang cerdas dalam scanning pemain lawan. Dengannya ia tak pernah ragu melewati lawan. Lewat lini tengah yang kuat, babak pertama Excelsior memimpin dengan 1-0
"Tau ngga taruhannya berapa? "
Ucap Thom sambil menyodorkan sebotol air untuk Nathan."Berapa? "
"100 jt"
Mereka pun tertawa bersama, membicarakan bagaimana serunya babak pertama. Pertandingan ini memang hanya fun football biasa namun di ikuti oleh beberapa pengacara dan pengusaha kaya. Jadi taruhan sebesar 100 juta rasanya sudah biasa bagi mereka.
Chemistry mereka terbentuk begitu cepat. Apalagi setelah mengetahui mereka sama-sama keturunan Belanda. Nathan tiba-tiba melihat Thom sebagai sosok kakak yang ideal. Ia kagum bagaimana Thom bisa memiliki hidup yang balance antara karirnya sebagai pengacara dan pengusaha. Juga hobinya bermain sepak bola yang tidak ia tinggalkan di tengah kesibukannya.
Babak kedua berlangsung sengit. Apalagi Nathan yang paling muda dan paling sering menciptakan peluang. Semakin di perketat penjagaannya. Beberapa takle mengenai kakinya hingga terjatuh. Namun Nathan tak menyerah lewat umpan yang di berikan Thom, Nathan bisa berlari melewati dua penjagaan bek lawan dan dengan power penuh ia mencetak gol sempurna.
"Good job, boy!! "
Thom memeluk Nathan di ikuti yang lain.Pertandingan makin seru, ketika tanpa ampun Excelsior menambah 2 gol lewat Nathan dan Thom. Duet mereka begitu ciamik. Menang 4-0 dan 100 juta malam itu membuat mereka dan tim berpesta. Di lanjutkan dengan minum beer bersama di sebuah bar.
Nathan yang sangar di lapangan, nyatanya di luar hanya mengekor kemanapun Thom melangkah. Ia sudah seperti adik Thom dan begitupun teman-teman se tim menjuluki."Minggu depan kita main lagi, kamu harus ikut"
Ajak Thom sambil berdiri dari duduknya seakan sudah siap untuk pergi."Udah mau pergi? "
Tanya Nathan yang sepertinya akan mengikuti langkah Thom untuk pulang."I have to meet my girlfriend"
Jawab Thom."Saya juga pulang"
Nathan segera mengemasi barangnya seolah tidak mau di tinggal Thom.
Tiba-tiba suara Ragnar memanggil namanya."Hey, Neitheeeeenn. Bagian lo nih"
Ucap Ragnar teman dari Excelsior yang menawarkan segepok uang."Bagianku kasih ke Nathan"
Teriak Thom ke temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minefiels
Fanfic"Because I'm not dating my brother's friend" Ucap Diandra segera membuang pandangan untuk menghindari tenggelam dalam tatapan Nathan yang begitu dalam. Namun Nathan tak tinggal diam, ia meraih tangan Diandra untuk untuk tetap dalam kendalinya. Tubuh...