Seluruh hadirin berdiri menyambut pengantin. Langkah Diandra pelan namun pasti. Marselino yang ada disampingnya telah membuatnya lebih percaya diri. Diandra hari ini bagai malaikat, ia mengenakan gaun pengantin berpotongan A line, dengan bahu terbuka. Gaunnya di penuhi renda applique yang indah. Veil panjang menutupi wajahnya yang bersemu merah. Tiara bertahta berlian menghiasi rambutnya yang di sanggul sehingga memperlihatkan lehernya yang jenjang. Diandra memandang kedepan dimana Nathan sudah menunggunya disana.
Nathan tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya saat menyaksikan Diandra berjalan ke arahnya menuju Altar. Ia tidak percaya hari ini akan terjadi. Wanita yang ia begitu cintai begitu cantik hari ini dan tinggal menunggu waktu akan segera sah menjadi istrinya. Matanya berkaca-kaca saat tangan Lino menyerahkan Diandra untuk bersanding dengannya.
"Jaga kakakku yaa Nath"
Ucap Lino lirih dan penuh emosi. Ia sama saja seperti Nathan. Berusaha keras membendung air mata.Nathan hanya mengangguk pelan. Ia sudah tak sanggup berkata apapun. Diandra mencuri pandang pada calon suaminya yang sudah berat menahan tangis.
Seorang Romo memimpin Liturgi sabda, sakramen pernikahan mereka dimulai. Doa dan puja di langitkan. Hingga tiba saatnya mengucap janji pernikahan. Romo membimbing Diandra dan Nathan untuk saling berhadapan. Disaksikan para hadirin, janji itu mengalun.
"Saya Nathan Noel Tjoe A On memilih engkau Diandra Ferdinan menjadi istri saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, diwaktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup saya"
Kali ini air mata itu tidak bisa ia tahan, Nathan menangis saat janji indah itu selesai diikrarkan. Mata mereka bertemu saat Diandra menyambut janji itu.
"Saya Diandra Ferdinan memilih engkau Nathan Noel Tjoe A On menjadi suami saya.
Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, diwaktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup saya"Veil yang menutupi wajah ayu Diandra kini dibuka perlahan oleh Nathan, sebuah kecupan mesra di kening sebagai tanda sah pernikahan mereka disaksikan oleh hadirin dan Romo yang memimpin pemberkatan. Sesaat kemudian Justin dan Becky datang membawa sepasang cincin yang indah. Cincin bertahta berlian disematkan Nathan ke jari manis Diandra. Dan Diandra pun demikian memasang cincin pernikahan ke jari Nathan yang kini menjadi suaminya.
Semua hadirin ikut tersenyum saat mereka memamerkan jari yang telah terikat cincin itu, Mama Melinda menangis terharu saat Diandra memeluknya. Begitupun Becky yang masih tidak menyangka hari ini datang begitu cepat. Mereka yang menyaksikan sakramen hari itu tidak bisa lepas dari tissu di tangan.Sebelum acara di katedral selesai, semua hadirin dan pengantin berkumpul di depan. Kedua pengantin bersamaan melepas sepasang merpati. Dua merpati putih itu kegirangan ketika di lepaskan ke udara. Mereka lekas membentangkan sayap dan segera mengepakannya. Sang jantan terbang rendah menunggu sang betina agar mereka bisa terbang berdampingan.
Sorak sorai bahagia para tamu mengantarkan merpati yang di lepas itu terbang tinggi. Seperti halnya pengantin yang akan segera memulai kehidupan baru mereka.Nathan menggenggam tangan Diandra. Bibir mereka saling menyentuh. Kasih itu telah bermuara pada jalan yang indah. Mereka menang hari ini, mereka yang telah sabar mendaki pusara hati yang rumit. Kini mereka bukanlah dua melainkan satu. Sebab yang sudah di persatukan Tuhan, tidak bisa di pisahkan oleh manusia.
***
"Are you happy? "
Tanya Nathan pada istrinya saat mereka sedang berdansa di acara resepsi pernikahan sesuai pemberkatan.Diandra mengangguk, matanya bulat menatap Nathan. Sebuah lagu dinyanyikan samar-samar terdengar.
'Take my hand'
'Take my whole my life too'
'Oohhhh for I can't help'
'Fallin' in love with you'

KAMU SEDANG MEMBACA
Minefiels
Fanfiction"Because I'm not dating my brother's friend" Ucap Diandra segera membuang pandangan untuk menghindari tenggelam dalam tatapan Nathan yang begitu dalam. Namun Nathan tak tinggal diam, ia meraih tangan Diandra untuk untuk tetap dalam kendalinya. Tubuh...