My Heart Belongs To You

758 60 20
                                    

Hari-hari terlewati, Nathan menarik diri dari teman-teman nya. Terutama Lino, ia sedang benar-benar lemah hanya dengan mendengar nama Diandra. Beberapa hari ini dia memilih bekerja di kantor cabang bersama Diva yang ia minta untuk membackup pekerjaannya. Karena ia khawatir, patah hatinya akan berdampak pada kurangnya konsentrasi di pekerjaan.

Ia tenggelamkan dirinya dalam kesibukan. Media sosialnya tak pernah di jamah. Chat dari teman-temannya sering ia abaikan. Nathan jadi pendiam, bahkan untuk orang pendiam sekalipun.

"Lo kenapa sih sebenernya? "
Tanya Diva pada suatu siang ketika mereka sedang ngopi di sebuah cafe. Diva bisa merasakan bahwa atasannya sedang tidak baik-baik saja.

"Laporannya buruan, Div"
Nathan mengalihkan pertanyaan yang sama dari Diva untuk kesekian kalinya.

"Issshhh, gue cuma takut lo jadi gila"

"Kayaknya emang udah"
Nathan menyandarkan kepalanya di pundak Diva. Kemudian matanya mulai terpejam, seakan sangat lelah dengan pikiran nya sendiri.
Diva jadi salah tingkah ketika Nathan bersandar padanya. Apalagi Nathan seakan tidak peduli mereka sedang dimana.

"Saya lagi patah hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya lagi patah hati. Perempuan yang saya suka, ngga suka sama saya, Div"
Ucap Nathan lirih.

Diva cukup terkejut dengan jawaban Nathan. Ada sedikit rasa sakit ketika mendengar pengakuan itu. Dia tidak bisa munafik, ia tertarik pada Nathan yang begitu sempurna dari penampilan hingga sifatnya yang perhatian. Namun, ia sadar hubungannya sendiri dengan pacarnya sedang rumit, mungkin karena itu hatinya mencari pelampiasan. Dan terus saja ia membandingkan pacarnya dengan Nathan. Sungguh bagai langit dan bumi.

"Siapa perempuan itu Nath? "
Tanya Diva penasaran.

"Jisoo"
Ucap Nathan terkekeh.

"Ahh males banget gue"
Ucap Diva kesal.

Mata Nathan tiba-tiba tertuju pada lengan dan pergelangan tangan Diva yang lebam membiru. Saat Nathan menatap tangannya, Diva sengaja beralih dan menutupi lebamnya. Ia bangkit karena Nathan seperti sudah menyiapkan pertanyaan.

"Aku ke toilet dulu"
Diva bangkit dari duduknya.

Namun Nathan menahan tangannya, dan Diva sudah tidak bisa berpura-pura lagi. Tangan yang ditahan Nathan terasa sangat nyeri dan sakit.

"Aaawwhhh"
Diva mengeram menahan sakit.

"What happen?"
Tanya Nathan khawatir.

"Ngga apa-apa, habis jatuh kemarin"

Diva kemudian berlalu meninggalkan Nathan dengan rasa curiga dan penasaran. Lantaran luka lebam milik Diva berada di kedua pergelangan tangan dan lengannya yang mustahil itu terjadi karena jatuh.

Sebuah pesan kemudian di terima Nathan, dari Lino untuk menggantikannya bermain bola. Besok sepulang bekerja. Lino tidak bisa karena ada kencan. Nathan mengiyakan karena ia menghindari bertemu Lino yang memungkinkan ia bertemu Diandra. Dan kebetulan malah Lino yang menawarkan pertandingan yang tidak bisa ia mainkan. Maka amanlah untuk Nathan yang memang sedang mencari hiburan dan kesibukan. Hiburan bagi Nathan tentu saja sepak bola. Ia bersemangat untuk pertandingannya besok. Bahkan untuk tim yang bahkan belum ia kenal.
Dalam line up pemain, tidak ada nama teman-temannya. Namun sekilas ia membaca ada nama

MinefielsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang