Larut

782 64 15
                                    

Makan malam Nathan terasa istimewa sebab ada Diandra yang duduk di hadapannya. Perempuan itu telah menyihir semua perhatiannya. Setelah menjemput Nathan mereka bergegas pergi ke sebuah restoran Prancis.

"Maaf yaa, baru sempet makan sama kamu"
Ucap Diandra yang masih cantik walau ia belum sempat mandi ketika menjemput Nathan di kantor.

"It's okay, kamu pasti sibuk banget"
Jantung Nathan berdegup kencang ketika mata mereka bertemu.

"Makasih buat bunganya sama kaktusnya. Tangan kamu sampe luka kayak gitu. You're so kind"

"No problem......I have something for you"
Nathan merogoh kantongnya, ia bermaksud mencari kalung yang akan ia berikan pada Diandra. Tapi tak juga ia temukan. Nathan mencoba mengingat-ingat kembali.

"Mau kasih apa sih? "
Diandra sampai bingung melihat tingkah Nathan.

"Kayaknya aku lupa deh naruhnya dimana"
Nathan kecewa, harusnya malam ini bisa sempurna dengan kalung itu.

Dan makan malam itu kembali mencair seperti hubungan mereka. Seperti biasa Nathan selalu merasa antusias mendengar setiap cerita kasus Diandra. Diandra adalah gambaran wanita cerdas, dengan tutur kata yang di selingi banyak istilah. Berbicara dengannya seperti membuka buku ensiklopedia. Setiap orang yang mendengarkan pasti akan belajar istilah baru. Nathan begitu menikmati itu.

Sebuah hidangan Prancis di sajikan, siput-siput itu di tata di atas piring cantik dengan taburan parsley dan aroma garlic butter yang menggoda.

"Kamu tau ngga aku suka eskargot"
Ucap Diandra bahagia saat hidangan itu di sajikan di hadapannya.

'Tentu saja aku tau, bahkan aku belajar membuatnya beberapa hari ini. Aku juga tau kamu suka pie susu. Bagaimana kalo kita liburan ke Perancis lalu ke Bali agar kamu bisa sepuasnya makan-makanan kesukaan kamu itu. Katakan kamu mau apa? Aku akan lakukan'.
Batin Nathan terus saja bergemuruh

"Tapi aku ngga bisa makan di rumah, soalnya Lino geli liat ini"
Lanjut Diandra.

"Makanya sama aku aja"

Diandra tersenyum kecil.

"Habis ini mau kemana? "
Tanya Nathan

"Ngga tau, culik dong"
Ucap Diandra yang malam ini memang ia tujukan pada Nathan. Karena sebenarnya ada hal penting yang akan ia katakan pada Nathan.

Sehabis makan mereka pun berbelanja, Diandra membeli beberapa baju untuk bermalam. Karena Nathan menawarkan untuk menginap di apartemennya.
Mereka memilih barang dan menanyakan pendapat satu sama lain. Tangan Nathan tak lepas menggandeng Diandra. Ia juga membawakan tas wanita itu yang sedang mencoba baju bahkan juga membayar semua billnya.

"Istrinya cantik sekali pak"
Ucap seorang karyawan yang membantu Nathan menyelesaikan pembayarannya.

Nathan tak menjawab ia hanya tersenyum dan melirik Diandra yang sedang sibuk ber telepon dengan seseorang.
Di seberang telepon Diandra ada Lino yang mengabarkan bahwa Diandra kedatangan tamu. Dan itu adalah Thom, yang datang tanpa memberi tahu Diandra. Sesungguhnya itu adalah surprise namun tak ada Diandra dirumah. Diandra lalu menyuruh Lino memberikan teleponnya pada Thom.

"Hai, i'm sorry. Kenapa kamu ngga bilang mau ke rumah? "
Tanya Diandra gelisah. Dan ia benar-benar gelisah karena sekarang Thom begitu penting baginya. Ia dalam persimpangan antara tetap bersama Nathan atau pergi menemui Thom. Hingga Thom berkata bahwa ia tak apa bila Diandra masih ada urusan. Ia akan mengobrol dengan Lino. Itu sedikit membuat hatinya lega. Mereka mengobrol dalam telepon beberapa saat. Hingga Diandra tak sadar ia berjalan menjauh dari Nathan, dan ketika Nathan ingin mendekat. Tangannya memberikan tanda untuk tidak mendekat.

MinefielsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang