24

4K 218 17
                                    

MASIH SEMANGAT BACA?
-
-
HAPPY READING
🌸
-
-
-

Kirana menenteng kopernya saat ini, beberapa saat sebelumnya Kirana dengan sang ibu bertengkar kembali, ibunya yang mungkin sudah sangat marah mengusir Kirana dari rumah.

"Dasar anak sial, saya menyesal melahirkan kamu!"

Kirana pergi meninggalkan rumah dengan menangis tersedu sedu, kini ia bingung harus pergi kemana, saat tadi ia mencoba menghubungi Maudy mengajaknya untuk bertemu, dan berniat meminta tolong. Tapi nyatanya ia tidak mendapatkan balasan dan ketika ia mengirim pesan kembali lalu menelpon tak kunjung mendapat jawaban pula, akhirnya ia sadar nomornya telah di Blokir.

Bukan tanpa alasan, selama ini Kirana yang di ketahui selalu berbuat jahat itu sebenarnya bukan keinginan dia. Rencana untuk menghancurkan kehidupan Maudy di dasari dengan adanya pengaruh dari sang ibu.

Kirana dan Maudy telah menjalin persahabatan cukup lama. Keduanya selalu menginap bergantian di rumah masing masing.

Seringnya ibu Kirana mengatakan hal sangat menusuk hatinya.

"Kau belajarlah dari Maudy, sudah cantik, pintar dapat suami ganteng dan kaya juga."

"Cita citamu yang jadi penulis terkenal itu bakalan sia sia, kalah jauh sama kemampuan Maudy, ibu lihat kamu mirip ayahmu yang sangat bodoh itu."

"Kalau kamu mau di sayang oleh ibu lagi, cari suami seperti suami Maudy, biar kita gak melarat terus."

"Maudy kapan menginap lagi?, ibu mau membuatkan kue yang enak untuknya"

"Dasar anak sial!, coba saja jika Maudy anakku."

"Ibu mau menikah lagi, sepertinya ibu melarat karena melahirkan anak sialan seperti kamu."

"Kau lihat Shira?, setidaknya kalau kamu tidak pintar seharusnya kamu cantik Kirana."

"Apakah dengan menjadi cantik, bisa mendapatkan semuanya... termasuk kasih sayang ibu."guman Kirana bergetar.

Bukankah Kirana ini cantik?

Kirana sempat berpikir bagaimana jika ia menghancurkan hidup Maudy saja, Kirana sangat sakit bila saat ibunya selalu memuji Maudy terus menerus tanpa memikirkan perasaannya.

Di kehidupan sebelumnya Kirana bahkan mencuci otak Maudy untuk melakukan perselingkuhan, lalu menghasut Maudy bahwa Liam adalah laki laki yang sangat buruk.

Dengan bodohnya Maudy malah percaya dan mengikuti setiap perkataan yang di ucapkan Kirana, padahal persahabatan Maudy dan Liam sudah terjalin sejak bayi, dan Kirana hanyalah sahabat dari SMP saja. Mungkin karena faktor Liam yang jarang menghubungi Maudy dan Maudy saat remaja banyak menghabiskan waktu dengan Kirana.

Dengan rasa sakit hatinya Kirana memendam dendam terhadap Maudy, ia ingin Maudy menderita bahkan lenyap pun tidak masalah.

Dan Kirana pun berpikir entah mengapa Maudy sangat susah untuk di kendalikan, tidak seperti dulu lagi. Kirana sadar kalau perbuatannya itu salah besar, tapi apa boleh buat seorang anak yang menginginkan kasih sayang orang tua. Dan sepertinya Kirana juga menyadari bahwa semua ini hanyalah sia sia saja, ibunya sudah tidak pernah menginginkan dirinya lagi, apalagi ia telah memiliki anak sambung dari seorang pria kaya raya.

"Maaf... Maudy" guman Kirana.

*****

"Jadi... Dia mantan pacarmu?"

"Tidak ada mantan pacar! Kaulah satu satunya perempuan di hatiku sejak lama."

Liam menjelaskan perihal pertanyaan yang di ucapkan Maudy saat tadi, mengenai wangi parfum. Liam menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir, ia tidak ingin ada kesalahpahaman atau bahkan menjadi sebuah masalah jika saja ia harus mengelak.

"Tapi bukankah ada kemungkinan kalau kamu pernah menyukainya juga"tanya Maudy dengan raut wajah masamnya.

Liam tersenyum geli, istrinya ini sedang cemburu.

Liam menarik tubuh Maudy, lalu mendudukkan tubuhnya di pangkuannya.

Ia kemudian memeluk erat tubuh kecil tersebut. "Kamu tahu? Aku sangat tersiksa saat harus berpisah denganmu Maudy, jika bukan karena rasa tanggung jawabku sebagai penerus dan juga perintis aku pasti akan menemui mu secepatnya."

"Tapi aku juga tidak bisa jika harus meminangmu dalam keadaanku yang tidak memiliki kemampuan dan penghasilan, aku tidak ingin membuat hidupmu sengsara jika menikah denganku." Ujar Liam sambil mencium lama surai hitam tersebut.

Maudy terdiam, di dalam hatinya ia sangat tersentuh dengan perkataan Liam. Apakah Liam sungguh dalam mencintai dirinya?.

Maudy mendonggakan kepalanya, matanya berkaca kaca saat ini.

"Jadi.. sejak kapan kamu mencintaiku?"tanya Maudy.

"Sejak kecil aku sudah mencintaimu, entah itu cinta atau bukan, yang jelas aku ingin menjadi orang yang selalu ada untukmu, yang selalu di butuhkan olehmu. Aku tidak peduli dengan penolakkan apapun darimu, tapi yang jelas aku tidak akan pernah melepaskanmu selamanya."ujar Liam sambil mengeratkan pelukannya.

"Li-liam...sesak"

Liam melonggarkan pelukannya, netra keduanya kini mengunci satu sama lain, entah sejak kapan kini bibir keduanya bertemu. Menciptakan suara memadu kasih dari keduanya, sampai tidak lama pintu ruangan tersebut terbuka.

Ceklek...

"Liam mama tadi ke rumah dan—"

"Oh astaga"

"MAMAA!!"Maudy yang tertangkap basah oleh ibu mertuanya kini segera menyembunyikan kepalanya di dada Liam, Maudy malu.

"Astaga romantis sekali kalian, mama sampai kaget."ujar mama Liam tersenyum lucu, nyonya Silviana Prianti.

"Ada apa mama datang kemari?"tanya Liam.

"Mama tadi ke rumah kalian membawa kue kesukaan Maudy"ujar mama Silvi sambil meletakkan bawaannya di atas meja. "mama kira ada Maudy ternyata tidak ada, jadi mama datang kesini."

"Kalau begitu kalian lanjutkan lah, cepat cepat memberikanku cucu yang banyak hahaha"ujarnya sambil menutup kembali pintu tersebut.

"Mama seperti penjahat jika tertawa"ujar Maudy yang masih dalam pelukan Liam.

Liam yang mendengarnya hanya tersenyum tipis.

"Kamu dengar apa kata mama tadi?, jadi kita harus berusaha lebih keras"

Wajah Maudy memerah seketika.

SEPERTINYA KONFLIK RUMAH TANGGA LIAM DAN MAUDY AKAN RINGAN RINGAN SAJA, MELIHAT INI BARU CERITA PERTAMA, TAPI AKU AKAN MENCOBA SEBAIK MUNGKIN
-
YANG MASIH EXCITED BACA, AKU UCAPIN TERIMAKASIH YA.
-
-
TBC
VOTE
Fllw akun author

itamaesyaaaa

Sorry My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang