Halo, yuk lanjut, yuk.
[Jangan lupa follow, vote, komen, and share cerita ini, ya]
Add ke perpustakaan mu untuk infomasi update
Selamat Membaca
Kalo ada typo, tolong tandain, ya. terima kasih ....
----
Setelah mengantar Aurora pulang, aku langsung pamit. Tidak seperti biasanya, di mana aku akan ditahan oleh Tante Lani—Ibu Aurora—dengan berbagai alasan, seperti memintaku untuk mencicipi hasil masakannya.
Setidaknya butuh waktu setengah jam lebih perjalanan dari rumah Aurora menuju rumahku. Memang terasa pegal ketika awal-awal rutinitasku menjemput dan mengantar Aurora pulang, tetapi sekarang aku sudah terbiasa.
"Selamat sore, Den Anta!" sapa Pak Andra sesaat aku akan melintasi gerbang.
Aku kontan menghentikan laju motor dan menoleh padanya. "Sore, Pak!"
"Hari ini pulang telat lagi, Den, nggak kayak kemarin?"
Aku melepas helm sebelum menjawabnya. "Biasa, Pak, nganterin temen dulu."
"Teman? Bukan pacar, ya?" godanya.
"Anta nggak punya pacar, Pak!" tegasku.
"Cari, dong, Den!"
Bibirku mencebik. "Anta bisa nanti carinya. Kak Gara, tuh, yang seharusnya Pak Andra suruh cepet punya pacar!"
Pak Andra langsung menggeleng kuat. "Jika Den Gara, Bapak nggak berani. Takut kena omel!"
Aku terkekeh, lalu mendekatkan wajah dan minta Pak Andra ikut mendekat padaku.
"Kak Gara udah ada calon, Pak! Jadi, nanti kalo dapet kabar dia pacaran, langsung aja minta traktiran!" bisikku.
Pak Andra menjauhkan wajah, menatapku tak percaya. "Yang bener? Bapak kira, Den Gara nggak bakal dapet pacar selama sekolah. Orang doi kaku dan suka ngomel gitu."
"Dih, Pak Andra tahu bahasa gaul dari mana? Doi-doian segala gitu," tanyaku tertawa renyah.
Pak Andra tersenyum malu. "Tau dari anaknya Bapak, Den. Dia kemarin cerita cowok yang dia suka nggak peka. Katanya, 'Doi susah banget, Pak, diajak ngobrol. Sebel aku.' gitu."
Ah, iya, Pak Andra, kan, memiliki seorang anak perempuan bernama Nala, yang tahun ini duduk di bangku kelas 1 SMA. Anak seumuran Nala, apalagi baru menjejakkan kaki di sekolah, sudah biasa terpesona dengan kakak-kakak kelas keren menurut mereka.
"Hati-hati, loh, Pak, Nala masih kelas satu, jangan disuruh cinta-cintaan dulu. Nanti, malah nggak fokus belajarnya," kataku membuat Pak Andra mengangguk setuju.
"Ya udah, Pak, Anta ke dalam dulu!" pamitku bergegas kembali melajukan motor menuju garasi setelah dipersilahkan olehnya.
☼☼☼
Setelah membersihkan diri, aku turun ke lantai satu untuk menunggu Ayah pulang sambil menemani Bunda dan Mbok Lita menyiapkan makan malam. Pukul 18:15, Kak Gara pulang dengan penampilannya yang masih rapi. Berbeda denganku di mana semua kancing seragam terlepas dan memperlihatkan kaos oblong berwarna hitam.
Pukul 19:00, suara mesin mobil milik Ayah terdengar memasuki pekarangan rumah. Aku, Bunda, dan Kak Gara sudah duduk di kursi masing-masing sontak berdiri menyambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in Own Plans
Novela JuvenilCerita masih lengkap . Follow dulu sebelum baca (Jangan plagiat, sayang) Jangan lupa vote dan komen di setiap bab, ya. Selamat membaca. . . Pertama kalinya Antariksa bertemu cewek paling ajaib seperti Aurora. Tak jarang Aurora membuatnya...
