Selamat membaca
Jangan lupa Add ke perpus ya
Follow, vote, dan komen juga
----
Event Garuda yang merupakan perayaan ulang tahun Garuda yang selalu digelar setiap tahunnya sebentar lagi akan diselenggarakan. Tinggal melengkapi beberapa hal, pesta untuk seluruh warga Garuda ini bisa segera dinikmati dengan bahagia dua hari lagi.
Karena kegiatan ini pula, hampir dua pekan aku dan teman-teman kepanitian sibuk ini dan itu demi keberlangsungan Event yang sesuai dengan harapan.
"Ta, tolong pegangin dong!"
Aku segera membantu Niko memegangi salah satu ujung spanduk yang akan dipasang pada panggung utama bertuliskan,
'HAPPY ANNISVERSARY Ke-12 SMA GARUDA'.
Tidak sampai di situ, setelah selesai membantu Niko, kesibukan lain kembali menghampiriku.
"Ta! Bantuin angkat meja-meja buat tamu, ya!"
"Ta, jam dua nanti tenda buat panggung di lapangan belakang, elo yang arahin, ya!"
"Ta, ada rapat ketua organisasi!"
Hari berputar hanya dengan segala urusannya, ini dan itu hingga matahari yang panasnya membakar kulit berubah teduh dengan langit kemerahannya. Desiran angin sore, menambah sensasi kesejukkan yang tiada duanya.
Keesokan harinya juga begitu. Seolah semua dilakukan berulang-ulang sampai pada titik memuaskan. Setelah sibuk dengan segala hal, rapat kepanitiaan kembali digelar. Semuanya berkumpul di ruang Serbaguna yang panasnya bukan main.
Aku duduk di kursi barisan paling depan yang diperuntukkan khusus organisasi yang berada di bawah kepemimpinanku. Di sampingku terdapat Andra masih dengan permen kaki di mulutnya.
"Ta, lo dicariin tadi sama musuh!"
"Aurora?"
Dia mengangguk. "Emang, selain dia siapa lagi musuh lo di Garuda? Anak-anak bandel kelas 10?"
"Ngapain dia nyariin gue?" tanyaku seraya mengalihkan tatap ke depan, "setelah bikin kepala gue pusing kayak waktu itu, dia masih bisa nyariin gue?"
"Waktu itu kapan?" Andra penasaran. "Oh, iya, waktu itu kalian nggak langsung pulang? Soalnya, gue sama Cika ke sana, tapi kata tetangga di depan rumah dia, Aurora nggak ada di rumah."
Aku berdeham, "Dia minta temenin nyari kado buat Kak Gara."
"Kado? Buat Gara?" Andra terkejut. "Mereka emang udah sedeket apa?"
Aku tak menyahut karena aku saja belum tahu sudah sampai sejauh mana perkembangan dua manusia itu. Terlebih, Aurora seolah berjalan di atas air, melakukan hal yang sudah mustahil tercapai dan mengabaikan sesuatu yang pasti di depan mata.
Andra menarikku agar menghadap padanya. "Ta, gue nanya. Jawab, kek!"
Aku mendengus kesal. "Mana gue tahu. Kalo kepo banget, ya, lo tanya aja sama orangnya, tuh!" tunjukku pada Aurora yang kebetulan muncul dari balik pintu ruang Serbaguna yang semula tertutup.
"Eh, Kak Rora, mau ngapain, Kak?" tanya salah anggotaku padanya, karena memang posisi barisan kami berada dekat dengan pintu masuk.
Aurora melampirkan senyumnya. "Bisa tolong panggilin Cika, nggak?"
"Oh, Kak Cika yang OSIS itu, kan?" Aurora mengangguk. "Bisa, Kak. Tunggu, ya!"
Siswa kelas sepuluh yang seingatku namanya adalah Robi, segera bergegas menghampiri Cika di meja panjang dengan rempel merah menyala di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in Own Plans
ספרות נוערCerita masih lengkap . Follow dulu sebelum baca (Jangan plagiat, sayang) Jangan lupa vote dan komen di setiap bab, ya. Selamat membaca. . . Pertama kalinya Antariksa bertemu cewek paling ajaib seperti Aurora. Tak jarang Aurora membuatnya...
