ELEGI SENANDIKA PART 3

274 41 3
                                    


Pertahanan Gito akhirnya runtuh setelah ia membaca surat dari Shani. Dirinya menangis sambil terkulai lemas di lantai. Gracia coba menenangkannya. Tapi tetap tak bisa membendung kesedihan Gito. Hari itu, menjadi hari paling suram untuk Gito. Entah bagaimana caranya Gito melalui semua ini.

Satu pekan berlalu setelah kejadian tersebut. Saat ini, Gito tinggal bersama keluarga Fujiko. Hanya kesedihan dan penyesalan yang terus menemani Gito. Hari demi hari terus sama rasanya untuk Gito. Gracia sering mencoba menghibur Gito. Tapi tidak ada yang berubah. Di dalam otak Gito hanya ingin kejadian kehilangan ini mimpi belaka.

Setelah membulatkan tekad untuk memulai kehidupan yang baru. Gito akan kembali ke Indonesia. Karena ia merasa jika di Jepan hanya ada kenangan bersama Shani. Aokuri menghampiri Gito yang masih didalam kesedihan, "Apakah kamu benar ingin ke Indonesia?".

"Iya Aokuri-san. Keputusan saya sudah bulat".

"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusanmu. Semoga kelak kamu mendapatkan kebahagiaan disana".

"Iya terimakasih Aokuri-san".

Lalu Gracia datang. Aokuri meninggalkan mereka berdua.

"Git, kamu beneran mau ninggalin Jepang?".

"Iya, aku ingin membuka lembaran baru. Mungkin di Indonesia bisa membuatku menjadi lebih tenang".

"Tapi, nanti yang menemaniku disini siapa Git? Shani telah tiada, lalu sekarang kamu juga ingin meninggalkanku".

Gito menarik nafas dalam lalu memegang tangan lembut dari Gracia, "Aku hanya ke Indonesia. Bukan berarti aku melupakanmu. Kamu tetap teman terbaikku ci".

Dalam benak Gracia,

"Aku ingin terus bersamamu Gito. Jangan tinggalkan aku".

Gito coba membangunkan Gracia yang terdiam, "Ci, tenang aja. Pokoknya aku tidak akan melupakanmu seperti juga aku terus ingat dengan ci Shani. Sekarang istirahatlah ci sudah malam".

Gracia memberanikan diri untuk memeluk Gito. Pelukan erat dari Gracia akhirnya direspon balik oleh Gito. Akhirnya keduanya berpisah dan beristirahat. Gito kembali melihat foto kebersamaanya dengan Shani.

"Sudahlah nak. Nanti kita cari cara lagi untuk membuat Gito mencintaimu", Aokuri menguatkan Gracia sesaat Gracia keluar kamar Gito.

Gracia hanya mengatakan suatu hal dalam benaknya, 

"Pokoknya kamu harus menjadi milikku seutuhnya Gito". 

Waktu yang dinanti tiba. Sebelum Gito meninggalkan Jepang ia ingin berpamitan dengan Shani. Dirinya menuju ke tempat peristirahatan mendiang Shani.

"Hi Shan. Mungkin penyesalan ini tidak akan berhenti. Aku akan terus mengingatmu seumur hidupku", Gito bermonolog didepan nisan Shani.

"Aku akan coba memulai hidupku lagi di Indonesia. Kamu pantau aku terus ya diatas sana. Terus temani aku, karena kurasa aku tidak bisa apa-apa tanpa Shan".

Gito meletakan seikat bunga untuk Shani. Saat meletakan bunga, tanpa Gito sadari ada seseorang yang memperhatikan dirinya dari jauh. Setelah berpamitan dengan Shani, Gito beranjak kearah makam orang tua Shani.

"Maafkan saya. Saya tidak bisa menjaga putri kalian dengan baik".

"Bunda Melody. Meskipun saya hanya anak angkat. Bunda tetap memberikan saya kasih sayang tulus. Terus menyayangi saya seperti saya anak bunda sebenarnya"

"Shota-san. Meski anda selalu melatih saya untuk menjadi kuat karena untuk menjaga Shani. Tapi ternyata saya gagal. Saya telah mengecewakan anda. Semua yang anda ajarkan akan selalu menjadi pegangan untuk saya. Terimakasih untuk segalanya".

Kalimat perpisahan telah Gito lontarkan kepada kedua orang tua angkatnya. Gito bergegas meninggalkan itu semua. Sesaat ia berjalan, ia bertubrukan dengan seseorang.

"Eh, maaf saya tidak fokus-", Gito meminta maaf namun belum menyelesaikan kalimatnya, orang tersebut telah melaju meninggalkan Gito. Setelah itu, Gito kembali kerumah dan bersiap-siap menuju Indonesia.

Ya, akhirnya Gito akan berangkat ke Indonesia. Dirinya diantar oleh Gracia. Selama perjalanan menuju bandara hanya keheningan yang menemani perjalanan Gracia dan Gito. Mereka akhirnya sampai juga di bandara. Saat waktu perpisahan semakin dekat, Gracia sedih dan memeluk Gito.

"Beneran Git kamu ninggalin aku? Aku gamau Git".

Sembari membalas pelukan dari Gracia, "Ci, tenang aja. Kan aku udah bilang, aku Cuma ke Indonesia doang kok".

Graci coba memberanikan diri untuk memberi tahu perasaannya kepada Gito, "Git, kamu harus tahu. Aku sa-".

Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Gito langsung memotong kalimat Gracia sembari menggenggam tangannya.

"Ci Gre, maaf. Aku tidak ingin mengecewakanmu. Aku tidak akan bisa membalas persaanmu. Karena aku mencintai Shani. Kamu sudah dan akan selaluku anggap sebagai sahabat dan juga kakak aku ci. Jadi tolong jangan membuatku merasakan bersalah lagi. Kubur rasa itu ya dalam-dalam. Aku juga sayang sama kamu sebagai sahabat ci".

Mendengar penjelasan dari Gito, Gracia menghempaskan tangan Gito lalu berlari meninggalkannya. Penuh rasa kesedihan dan kekecewaan. Gracia menghilang dari pandangan Gito. Gito hanya bisa menhela nafas. Dirinya akhirnya berangkat menuju Indonesia.

Gracia hanya sedih didalam mobil. Dia terus menangis melepas kepergian Gito ke Indonesia.

"Pokoknya Gito apapun akan aku lakukan demi mendapatkan kamu seutuhnya", tiba-tiba Gracia tersenyum licik dan dilanjutkan dengan tertawa kencang.

ELEGI SENANDIKA | AU Gita Sekar AndariniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang