Semilir angin malam menemani perjalanan Onel menuju rumah Indah. Selain itu ia juga ditemani dengan musik yang melantun dari tape mobilnya sembari menenangkan diri sebelum sampai tempat tujuan. Kini mobil Onel sudah berada didepan rumah Indah. Dirinya turun dan menuju kedalam untuk memberikan kabar tentang semuanya.
Baru saja Onel mengetuk pintu, langsung disambut dengna teriakan dari Muthe, "Kak Onel!? Gimana Ader?".
Pintu langsung dibuka dengan cepat oleh Muthe dengan memasang wajah panik karena hanya Onel yang terlihat bukan orang yang diharapkannya. Indah dan Marsha menyusul Muthe yang kini berada tepat disisinya.
"Kok kamu sendiri Nel? Yang lain mana?", Indah lanjutkan pertanyaan kepada Onel.
"Kalian tenang aja, semua selamat kok. Sekarang kita ke rumah sakit ya".
"Ader kenapa kak?".
"Kak Gito gimana?".
Muthe dan Marsha memborbardir Onel dengan pertanyaan. Indah yang menyadari kalau kedua perempuan itu khawatir dengan pasangannya langsung meraih tangan mereka dan di genggam erat.
"Kalian tenang ya. Sekarang mending ikuti kata Onel. Kita langsung berangkat. Oke".
Setelah ditenangkan oleh Indah akhirnya mereka menuju mobil dengan terburu-buru. Indah dan Onel berada dibelakang mereka berdua.
"Sayang kamu gapapa kan?", kini Indah coba mengekspresikan kecemasannya sembari memeluk Onel.
"Aku gapapa kok sayang. Suer deh", Onel membalas pelukan dari Indah sembari mengusap kepala Indah.
"KAKAK! Ayo!", teriak Muthe dan Marsha bersamaan memecahkan suasana.
"Ah elah baru juga sebentar romantisannya", kesal Onel.
"Hahaha yauda ayo sayang kasian mereka kan khawatir juga kaya aku nunggu kamu", Indah tersenyum lalu menggandeng tangan Onel seraya menuntunnya ke mobil.
Keempat orang itu akhirnya menuju ke rumah sakit. Malam terasa sangat dingin karena diselimuti aura kecemasan yang sangat terasa didalam mobil. Hanya kesunyian yang menemani perjalan itu. Setelah perjalanan yang penuh dengan diam itu, akhirnya mereka sampai. Kini Muthe ditemani Marsha langsung menuju ruang tunggu IGD disusul dengan Indah dan Onel dibelakang.
Sejauh mata memandang, mereka tidak menemukan siapapun. Tidak ada Ciko maupun Gito disitu. Onel juga menyadari ketidahadiran sahabatnya itu. Ia coba membuka ponselnya. Ternyata ada uang menghubunginya sejak tadi namun belum di cek olehnya. Ada nomer asing yang menghubungi. Setelah dirinya membaca, ia baru ingat kalau sebelum pergi dirinya memberikan nomernya kepada Ciko untuk menghubunginya. Ciko memberikan kabar kalau dia pergi dengan Gito entah kemana. Ciko juga memberikan kabar kalau Ader kini sedang dalam keadaan normal di ruangan intensif setelah dijahit lukanya dan diberikan transfusi darah.
"Permisi sus, pasien atas nama Ader sekarang dimana ya?", Onel bertanya kesalah satu suster yang baru saja keluar dari ruangan IGD.
"Oh mas keluarganya ya?".
"Iya sus, gimana keadaan beliau?".
"Saat ini sedangn menunggu keadaan pasien lebih stabil. Jika sudah pasien bisa dipindahkan ke ruang rawat inap untuk menjaga kesehatannya dari dampak luka-lukanya".
"Oh baik terimakasih ya sus".
Setelah perbincangan itu, Onel langsung menuju tempat ketiga perempuan yang sedang menunggu kabar.
"Guys, jadi sekarang Ader lagi dipantau untuk memastikan keadaannya. Jika udah stabil baru bisa dipindahkan ke kamar".
"Terus kak Gito mana kak Onel?", Marsha resah dengan ketidakhadiran pria dingin kesayangannya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/373792465-288-k895592.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI SENANDIKA | AU Gita Sekar Andarini
RomantizmCerita ini adalah Perjalanan terjal penuh liku dalam kehidupan Gito Senandika Andari. Apakah ia akan menyelesaikan konflik batinnya? Apakah ia bisa mencapai kebahagiaan? . . .