Setelah kejadian yang menimpa Muthe, Gito menjadi dipercaya oleh Beby untuk menggantikannya mengantar ataupun menjemput Muthe saat Beby berhalangan. Gito merasa tidak keberatan akan hal itu.
Suatu pagi yang cerah, Gito terbangun karena suara notifikasi ponselnya. Ternyata Muthe chat dia untuk mengantarnya bertemu dengan seseorang. Gito tidak keberatan dan bersiap untuk mengantar Muthe.
"Pagi Muthe. Tante Beby dimana?".
"Pagi kak Gito. Mama udah pergi kak. Lagian kalo mama ada mah aku gamungkin minta kakak anterin aku kan".
"Oh iya juga. Oiya ini kamu mau ketemu temen kamu dimana?".
"Itu kak. Di kafe deket kampus aku. Kebetulan yang punya kakaknya temen aku kak".
"hmm, okedeh. Yuk jalan".
Muthe bersama Gito membelah jalanan yang ramai. Saat ini Muthe sudah refleks memeluk Gito selama diatas motor. Gito juga tidak keberatan dengan hal itu. Setelah perjalanan singkat, akhirnya mereka sampai ditujuan. Gito terkejut ternyata tempat yang dituju ialah kafe milik Indah.
"Loh bukannya ini kafenya Indah?".
"Hah? Kok kakak tau?".
"Iya kebetulan Onel yang kerja disini itu temen lama kakak".
"Oh kakak ternyata temennya kak Onel. Ohiya kakak beneran gamau mampir dulu?".
"Gapapa, nanti aja kalau urusan kakak selesai, main kesini".
"Okedeh kak, hati-hati dijalan ya kak Gito", Muhthe tersenyum sembari pamitan kearah Gito.
"Ya, have fun ya kamu sama temen kamu. Salam juga untuk Onel dan Indah".
Akhirnya Gito meninggalkan kafe tersebut. Muthe menuju kedalam kafe yang didalamnya sudah ada temannya. Teman Muthe yang sudah memperhatikan Muthe dari tadi tersenyum menyambutnya.
"Ih kamu kenapa senyum-senyum sih Sha?".
"Hihihi, gapapa. Tadi kamu dianterin siapa?", Marsha bertanya sembari menggunakan nada menggoda Muthe.
"Cie-cie siapa tuh tadi? Kayanya ganteng juga tuh", Onel tiba-tiba menyambar.
"Oh itu tadi anak kosan dirumahku. Dia juga kenal sama kak Onel katanya".
Onel yang kaget lalu duduk untuk mendengarkan Muthe, "Lah siapa emangnya Te? Kok bisa kenal aku?".
"Kak Gito itu kak. Masa ga ngenalin temennya sendiri".
"Lah si Kulkas. Ternyata dia tinggal dirumahmu".
"Hahaha iya kak dia tinggal dirumahku. Sekalian tadi aku mau pergi dia juga akhirnya nebeng deh".
Akhirnya mereka melanjutkan obrolan bersama. Onel yang terkejut akan temannya yang bisa baik kepada Muthe pun merasa bersyukur. Karena ia merasa disatu sisi akhirnya Gito bisa bersosialisasi setelah kejadian yang menimpanya.
Ditempat lain. Gito sedang menuju suatu tempat. Alasan ia pergi ketempat itu karena ia telah membuka surat yang ia temukan di kantong jaketnya. Dia menuju kesebuah rumah. Rumah itu terlihat sepi diluar. Gito coba mengetuk rumah itu.
"Permisi. Permisi".
Ternyata ada seseorang yang keluar dari rumah tersebut.
"Iya, nyari siapa ya?".
"Maaf pak. Ini saya dapat surat katanya suruh kesini", Gito coba menjelaskan kepada orang itu.
"Maaf mas siapa ya?", coba tanya penjaga rumah itu.
"Saya Gito, ini suratnya", Gito coba menunjukan surat itu.
Surat itu berisikan tulisan:
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI SENANDIKA | AU Gita Sekar Andarini
RomanceCerita ini adalah Perjalanan terjal penuh liku dalam kehidupan Gito Senandika Andari. Apakah ia akan menyelesaikan konflik batinnya? Apakah ia bisa mencapai kebahagiaan? . . .