"Jadi gimana Hina? Apakah sudah ada kabar dari Gito?".
"Maaf. Tuan Gito belum ada kabar hingga sekarang".
"Hmm, baiklah. Kita bergerak tanpa Gito".
Percakapan antara Feni dengan Hina memastikan kabar dari Gito yang sudah beberapa hari tidak diketahui mereka. Padahal, mereka meliki petunjuk baru dalam kasus Shani. Mereka akan menyergap target yang terindikasi memiliki informasi penting.
Kini, Hina bersiap dengan perlengkapannya untuk melakukan penyergapan. Dirinya dibantu dengan dua orang lagi untuk membantu kali ini. Feni tetap ikut namun tidak akan turun tangan secara langsung. Mereka akan menuju sebuah bar didaerah Tangerang.
Mobil SUV dengan warna hitam berjalan menuju ketempat yang sudah ditentukan. Feni memulai pembicaraan dengan Hina yang berada dibelakang bersamanya.
"Hina, pokoknya jangan sampai target ini lepas ya. Kalau bisa juga jangan sampai mengundang perhatian orang ya".
"Baik. Kita akan utamakan pergerakan kali ini tanpa senjata tajam. Kalian berdua dengar perintah dari Nona Feni ya".
"SIAP!", kedua orang yang berada didepan serempak menjawab Hina.
Hiruk pikuk keramaian bar sudah terlihat. Mobil mereka sudah terparkir didekat bar itu. Mereka hanya menunggu kepastian bahwa target benar ada didalam bar. Hina mengutus salah satu dari pasukannya untuk melakukan pengintaian didalam.
"Okay, Reggie kamu lakukan pengintaian didalam untuk memastikan posisi target. Sedangkan kamu Levi stanby bersama saya disini ya".
"Siap bos".
Reggie, pria jangkung yang diutus oleh Hina langsung masuk dan berbaur didalam bar tersebut. Dirinya coba memperhatikan disekitar. Selang beberapa menit, akhirnya target yaitu Jesse berada dijangkaua mata Reggie.
"Bos, target terkonfirmasi ada didalam. Mohon instruksi selanjutnya".
Hina langsung bersiap masuk dengan Levi dan menjawab Reggie di radio, "Pastikan target tidak kemana-mana. Levi ayo kita bergerak".
"Hina, hati-hati ya. Terus kabarin jika ada apapun didalam", Feni memberikan petuah terakhir sebelum pasukannya bergerak.
Hina hanya menganggukan kepalanya dan lalu memberikan kode kepada Levi untuk bergerak. Kini ketiga pria kepercayaan Feni sudah berada didalam bar. Hina sebagai ketuanya adalah orang kepercayaan Feni dari Jepang. Hina sudah ikut Feni lama dan sudah diakui sebagai tangan kanan dari Feni. Sedangkan Levi dan Reggie adalah anak baru yang mendapatkan kepercayaan untuk mengikuti Feni karena sudah dipercaya memiliki kemampuan bertarung dan mengintai yang memadai.
Hina coba memberikan kode dengan lirikan untuk Reggie bergerak mendekati Jesse yang sedang duduk sendiri. Reggie yang paham lalu mulai bergerak. Kini Jesse sudah berada disamping Jesse yang dudukya di depan meja bar.
"Permisi mas. Boleh pinjam korek?", Reggie mencoba berinteraksi dengan Jesse.
"Oh, ini silahkan", Jesse memberikan koreknya. Lalu Reggie menyalakan sepuntung rokok. Saat menikmati rokok, Reggie coba melakukan interaksi kembali dengan Jesse.
"Sendirian aja mas-nya?".
"Enggak kok. Lagi nunggu orang".
Saat perbincangan terjadi, Levi dan Hina sudah berada didekat Jesse. Karena pengalamannya, Jesse sedikit menyadari kejanggalan disekitar. Jesse melihat bayangan orang yang berada dibelakang melalui pantulan botol minuman. Jessepun melirik Reggie disampingnya. Dengan sigap, Jesse menyerang Reggie dengan gelas wiski.
Reggi berhasil menghindari serangan itu. Namun itu hanya pengalihan dari Jesse. Dirinya melanjutkan dengan menendang kursi dari Reggie dan mulai berlari. Reggie hampir saja terjatuh oleh tendangan tersebut. Hina dan Levi yang sadar akan hal itu lalu mengikuti Jesse. Akal panjang dari Jesse membuat dirinya berlari kedalam kerumunan orang ditengah area bar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI SENANDIKA | AU Gita Sekar Andarini
RomanceCerita ini adalah Perjalanan terjal penuh liku dalam kehidupan Gito Senandika Andari. Apakah ia akan menyelesaikan konflik batinnya? Apakah ia bisa mencapai kebahagiaan? . . .