Hiruk pikuk keramaian Ibukota telah terdengar dari pagi hari. Tidak kalah juga di toko Cynthia mulai sibuk. Gracie dan Greesel sedang bersiap-siap untuk bersekolah. Cynthia juga sedang berkutat dengan persiapan kedua anaknya.
"Ayo Icel, gracie nanti kalian kesiangan loh".
"Iya ma. Yuk Gracie kita berangkat".
"Ayo kak. Kita berangkat ya ma".
Kedua anak kesayangan Cynthia pamit untuk mencari ilmu. Cynthia mengantar mereka hingga depan pintunya. Setelah melepas kepergian anaknya, ia melihat sebuah mobil yang terparkir didepan. Dirinya merasa gelisah karena ia curiga dengan mobil itu. Tapi ia coba mengontrol dirinya dan kembali kedalam untuk bersiap dengan tokonya itu.
Ternyata apa yang ditakutkan Cynthia benar terjadi. Ada beberapa orang masuk kedalam tokonya. Dipaling akhir ada seorang wanita dan pria yang menuju Cynthia. Cynthia terkejut, ia tidak pernah melupakan pria itu. Pria yang menabrak putri sulung dan dirinya kala itu karena sang pria sempat menurunkan kaca dan mengecek keadaan dari Cynthia. Raut wajah dari wanita berwajah chinese itu tak bisa terbendung kepanikannya.
"Hi manis. Gimana kabarnya?", sapa wanita itu dengan wajah tersenyum namun penuh dengan intimidasi.
Kali ini Cynthia semakin panik dengan intimidasi dari wanita itu. Ia terus mundur menjauh dari orang-orang tersebut. Lalu sang pria langsung mengacungkan tongkat baseball-nya kepada Cynthia.
"Urusan kita belum selesai".
"Ka-kalian mau apalagi?".
"Zee sayang, jangan gitu dong sama wanita cantik", ternyata kedua orang itu adalah Ashel dan Zee. Setelah menahan Zee, Ashel melangkah mendekati Cynthia. Dirinya menyentuh pipi dari Cynthia lalu memegang dagunya. Cythia terdiam dengan pergerakan mendadak dari wanita yang penuh intimidasi itu.
"Lebih baik, daripada wajah cantikmu rusak langsung aja bayar hutangmu dan tinggalkan toko ini".
Cynthia mencoba menolak sembari melepaskan genggaman dari Ashel. Ternyata, Ashel yang terlihat baik dari tadi langsung emosi dan mendorong Cynthia. Cynthia terpental ke rak dibelakangnya. Lalu Ashel melanjutkan kegiatannya dengan menjambak rambut Cynthia.
"Kamu bisa lebih sopan tidak?".
PLAK
Tamparan dari Ashel mengenai wajah Cynthia. Lalu dirinya dihempaskan hingga tersungkur kelantai. Tidak berhenti disitu, Ashel bertubi-tubi melayangkan sepakan kakinya ketubuh kecil dari ibu dua anak itu.
"Semua, kasih paham. Hancurin yang ada disini", titah dari sang ratu langsung direspon tiga pria berbadan tegap yang langsung melayangkan tongkatnya kearah rak yang ada di toko tersebut. Hancur lebur sudah toko yang baru juga dimulai kembali belum lama ini. Zee menemani Ashel disampingnya sembari kembali menekan Cynthia.
"Daripada urusan makin riweuh. Gue kasih lo waktu sampe lusa. Kalo engga, anak-anak lo bakal jadi sasaran selanjutnya".
Sebelum meninggalkan wanita itu, Ashel jongkok dan mengelus kepalanya.
"Sayang, pokoknya jangan macam-macam atau anakmu tinggal nama. Okay", ancam dirinya lalu beranjak meninggalkan Cynthia sendiri yang masih menahan rasa sakit.
Penyesalan Cynthia semakin menjadi. Hal ini semuanya terjadi karena sang mantan suami berurusan dengan orang yang salah. Tumpukan hutang karena berjudi justru ditinggalkan sang suami kepada Cynthia. Ia baru mengetahui hal itu belakangan ini karena sang suami yang lama tak ada kabar ternyata sudah kehilangan nyawa dan menjadi hutangnya jatuh ke tanggungjawab Cynthia.
Isak tangis Cynthia meratapi keadaanya terus terdengar di tokonya. Mengingat wajah kedua anaknya itu membuat ia mencoba menahan kesedihan. Dirinya berdiri dengan menahan rasa sakit hasil dari tendangan Ashel lalu mencoba merapikan tokonya. Kuat, hanya itu kata yang ada diotak Cynthia saat ini. Ia tidak mau anaknya mengetahui keadaan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI SENANDIKA | AU Gita Sekar Andarini
RomanceCerita ini adalah Perjalanan terjal penuh liku dalam kehidupan Gito Senandika Andari. Apakah ia akan menyelesaikan konflik batinnya? Apakah ia bisa mencapai kebahagiaan? . . .